Wednesday, October 27, 2010

Bab 8 Kedatangan Tuhan Kembali

Semua bangsa berasal dari satu darah, dan mereka diselamatkan hanya oleh darah satu pribadi yaitu Yesus Kristus. Manusia memisahkan diri berdasarkan golongan atau suku bangsa, tetapi Tuhan memilih suku bangsa untuk dijadikan kepunyaan-Nya. Keturunan Nuh memenuhi Bumi setelah Banjir Bah, dan dari 70 bangsa yang ada, Tuhan memilah dan menetapkan untuk diri-Nya sendiri suatu umat yang diturunkan dari Abraham, Ishak, dan Yakub, yang kemudian menjadi Israel. Di seluruh Perjanjian Lama, Tuhan mengenali adanya dua golongan umat, yaitu Yahudi dan Bangsa-bangsa lain. Tuhan memberkati semua bangsa di muka bumi di dalam Kristus Yesus, yang melahirkan Gereja sebagai satu wujud manusia baru yang terdiri dari orang Yahudi maupun non-Yahudi yang semuanya beriman pada Yesus sang Mesias. Jadi Tuhan mengasihi ketiga golongan umat ini (Yahudi, Bangsa-bangsa lain, dan Gereja), dan ia menuntaskan rencana-Nya bagi mereka (1 Kor. 10:32).

PENUAIAN
Panenan sudah siap untuk dituai. Hamba-hamba Tuhan telah pergi ke bangsa-bangsa dan menyerahkan hidup mereka untuk pengabaran Injil. Banyak yang telah mati syahid bagi Yesus dengan kisah yang sangat mengerikan. Darah mereka tidak dilupakan, dan pekerjaan mereka yang dilandasi kasih tidaklah sia-sia. Ada beberapa misionaris zaman sekarang yang seumur hidup telah berjuang melayani umat Muslim dan hingga kini belum melihat buah yang mereka rindukan. Seakan-akan mereka telah berjerih-lelah semalaman dan tidak menangkap ikan seekorpun. Akan tetapi perjuangan mereka tidaklah sia-sia. Saya percaya bahwa ketika Anda membaca ayat Firman Tuhan berikut ini Anda akan dikuatkan di dalam Tuhan. Inilah gambaran kenabian dari zaman yang sekarang kita jalani, berkaitan dengan penuaian:

Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada." Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu. Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. Kata Yesus kepada mereka: "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu." Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak. Kata Yesus kepada mereka: "Marilah dan sarapanlah." Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan. (Yoh. 21:1-12).

Sama seperti para murid Yesus, Gereja selama berabad-abad masih terus berusaha untuk menangkap ikan di lautan manusia.

Yesus selalu ingin agar kita menjadi penjala manusia. Ia memberitahu para murid-Nya bahwa Ia akan menjadikan mereka para penjala manusia. Sama seperti para murid Yesus, Gereja selama berabad-abad masih terus berusaha untuk 'menangkap ikan' di lautan manusia. Kita bahkan memiliki "perahu," yaitu peralatan dan perkakas yang kita pakai untuk memberitakan Injil, atau 'menangkap ikan' di lautan manusia. Ada yang sudah bekerja semalaman dan mereka merasa bahwa tidak satupun ikan yang menyangkut di jala. Mungkin Anda telah bekerja begitu giat di ladang misi Muslim dan belum melihat hasil yang Anda dambakan. Sudah tiba fajar pagi, dan Yesus kini berdiri di tepi pantai. Mungkin Anda tidak mampu mengenali Dia. Tetapi Ia sekarang menyuruh Anda untuk melemparkan jala ke sisi kanan perahu. Kita sudah memasuki masa fajar dari penuaian adikodrati. Kita sekarang hidup di waktu fajar momen Kairos dan mengalami permulaan dari masa yang baru. Yesus sedang meminta Gereja-Nya untuk melemparkan jala ke sisi kanan perahu, sebab Ia akan mengisi jala mereka dengan hasil tangkapan yang luar biasa banyak. Akan terjadi penuaian Muslim dan bangsa-bangsa di dunia secara adikodrati, dan mereka akan masuk ke dalam Kerajaan. Mungkin Anda sekarang menangkap ikan dengan pancing, tetapi Yesus memberitahu bahwa seharusnya Anda memakai jala. Sudah saatnya bagi kita untuk mengganti pancing dengan jala. Inilah waktu untuk berpindah dari visi kita menuju visi-Nya bagi Kerajaan. Lalu tebarkan jala Anda ke samping kanan perahu.

Visi kita harus mengembang hingga meliputi rencana besar Tuhan yang sedang dikerjakan di Bumi. Visi bersama selalu dapat meneguhkan visi pribadi dan memungkinkan tercapainya dampak maksimum di dalam Kerajaan. Mari kita memandang ke wajah Yesus. Tinggalkan pancing Anda dan ambillah jala-Nya. Patuhi perintah-Nya untuk menebarkan jala.

Jala adalah televisi, media, satelit, internet, radio, dan berbagai gagasan yang 'beda dan tidak umum.' Saya percaya Yesus sedang memberi petunjuk yang tidak biasa agar Anda dapat efektif terlibat di dalam pelayanan yang segera digelar pada masa ini. Yesus selalu berbicara kepada lembaga-lembaga pelayanan dan gereja-gereja untuk bersatu dan saling berjejaring untuk merajut jala yang tidak umum untuk keperluan penuaian jiwa. Selama dua ribu tahun ini, Yesus telah mengajar banyak hamba Tuhan bagaimana caranya untuk bisa efektif melayani sebagai penjala manusia, tetapi kini Ia berdiri di tepi pantai, menggerakkan ikan-ikan untuk berenang ke jala Anda, sehingga menjadikan Anda 'penangkap ikan' massal. Kita harus meninggalkan mentalitas tukang pancing, dan menganut mentalitas tangkapan massal. Beberapa dari Anda yang membaca buku ini mungkin diingatkan Tuhan untuk segera membuang pancing Anda dan memegang jala pukat untuk bersiap menangkap ikan jauh lebih banyak lagi.

Yesus adalah nahkoda perahu, dan kita harus mematuhi perintah-Nya

Tuhan akan menggunakan jala yang seperti ini di masa sekarang untuk khususnya menuai
umat Islam. Tembok Islam sudah runtuh, dan pintu-pintu gerbangnya kini terbuka bagi
Injil untuk disebarluaskan. Waktunya telah tiba bagi mereka untuk masuk ke dalam
Kerajaan. Kita akan menyaksikan penuaian jiwa secara luar biasa. Yesus sedang berdiri
di tepi pantai, memanggil Gereja dengan perintah untuk menebarkan jala di sisi kanan
perahu. Kita harus mematuhi perintah-Nya. Para murid mematuhi Dia dan menebarkan
jala di sisi kanan perahu, dan hampir tidak dapat menarik jala karena ada begitu banyak
ikan yang tersangkut olehnya. Demikian juga, kita akan segera menyaksikan penuaian
orang banyak secara adikodrati sehingga kita pun tidak dapat menampung mereka di
gedung-gedung gereja zaman sekarang. Penuaian ini akan begitu besar sehingga kita
harus memanggil saudara-saudara kita untuk membantu menarik jala dan membawa hasil
tangkapan ke tepi pantai. Yesus menunggu kita di daratan dan Ia ingin agar kita
membawakan ikan untuk Dia.

Undangan ini terbuka bagi kita semua untuk datang kepada-Nya. Sebelum kita
bergegas ikut makan malam bersama Dia, mari kita mematuhi perintah dan segera
menebarkan jala untuk mengumpulkan tangkapan ikan banyak-banyak dan membawanya
kepada Yesus. Lalu kita dapat menikmati makan malam sekenyang-kenyangnya.
Bagaimana mungkin ada begitu banyak hasil tangkapan ikan yang dibiarkan begitu saja
di laut sementara Yesus menunggu di tepi pantai? Akan ada pengurapan baru yang
dilepaskan atas pria dan wanita Gereja untuk terselenggaranya penuaian adikodrati.
Tebarkan jala Anda di sisi kanan perahu, sebab banyak ikan sudah 'rindu' untuk Anda
tangkap. Jangan takut; jumlah hasil tangkapan akan luar biasa banyaknya akan tetapi jala
tidak akan koyak. Alkitab secara khusus mencatat bahwa mereka menangkap 153 ikan
besar. Saya percaya angka ini berbicara lebih dari sekedar tentang jumlah ikan yang
sangat banyak. Angka 1 di dalam Alkitab adalah berarti status keutamaan, 5 adalah
bilangan anugerah, dan tiga adalah bilangan kesempurnaan ilahi. Maka angka 153 dapat
diartikan sebagai anugerah utama kesempurnaan ilahi yang dinyatakan Tuhan untuk
keperluan penuaian massal secara adikodrati. Yesus sedang berdiri di pesisir pantai;
Mungkin Anda tidak dapat melihat Dia sekarang, tetapi dapatkah Anda mendengar suara-
Nya?

Ada anugerah utama kesempurnaan ilahi yang dinyatakan Tuhan untuk keperluan penuaian massal secara adikodrati.

KEDATANGAN TUHAN SUDAH SANGAT DEKAT
Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat! (Yakobus 5:7-8).

Israel sedang menunggu kedatangan Mesias. Umat Muslim menunggu kedatangan Yesus kembali, dan Gereja mengharapkan agar sang Raja segera datang. Dunia sekarang sedang menyaksikan peristiwa-peristiwa Zaman Akhir, dan orang dengan berdebar menantikan penutupan masa. Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali sudah sangat dekat, tetapi Tuhan sedang menunggu munculnya buah mulia di Bumi. Mata-Nya sedang tertuju pada tuaian, sementara mata kita terpaku ke jam dinding. Suatu masa baru sedang terselenggara untuk kedatangan hujan dari Sorga, yang akan turun atas ladang-ladang tuaian di Bumi.

"Tuhan … menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua
orang berbalik dan bertobat." (2 Petrus 3:9). Ia sedang memanggil kita Gereja-Nya untuk
secara ilahi bekerjasama dengan anugerah-Nya yang mengalir bagi bangsa-bangsa di
zaman sekarang, khususnya bagi bangsa-bangsa Islami. Akankah kita ikut bekerjasama?

1 comment: