Saturday, October 23, 2010

Bab 6 Ismael dan Ishak

Tuhan memberkati Ismael akan tetapi menetapkan perjanjiannya dengan Ishak. Ishak adalah anak perjanjian, karena Tuhan melembagakan perjanjian kekal-Nya dengan dia. Perjanjian itu terus mengikat hingga benih keturunan setelah dia.

Sebagai seorang Muslim, saya percaya bahwa Abraham membawa Ismael (bukan Ishak) ke atas mezbah untuk dikorbankan. Ini adalah batu penjuru bagi bangunan keyakinan Muslim. Kubah Batu didirikan tepat di bukit dimana Abraham membawa putranya. Dalam bab ini, saya ingin menghadirkan kebenaran sebagaimana ditunjukkan di dalam Alkitab mengenai Ismael dan Ishak. Setiap orang Muslim memiliki kesempatan untuk tahu tentang apa yang Alkitab katakan tentang Ismael dan Ishak. Mari kita simak sama-sama kisah Alkitab berikut ini:

Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan." Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. (Kej. 22:1-3).

Perhatikan bahwa Tuhan secara jelas menyebut Ishak sebagai putra Abraham satu-satunya.

Hal pertama yang harus kita perhatikan adalah bahwa Abraham telah mengusir Ismael beserta Hagar, dan membiarkan Ismael mengembara di belantara tanpa membawa bekal atau warisan apapun. Ismael diusir tepat setelah Ishak disapih. Umur Ishak masih kurang dari tiga tahun. Selang beberapa tahun setelah peristiwa pengusiran Ismael, Tuhan memutuskan untuk menguji Abraham. Ismael sama sekali tidak ada di kemah Abraham!

Kedua, perhatikan bahwa Tuhan secara jelas menyebut Ishak sebagai putra Abraham satu-satunya. Setelah Abraham makin dekat ke gunung itu, hanya dirinya dan Ishak saja yang berjalan naik untuk menyembah Tuhan di sana.

Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu." (Kej. 22:4-5).

Perlu Anda catat bahwa Abraham memberitahu pada bujang yang menyertainya bahwa ia hendak pergi bersama anaknya, dan akan kembali lagi. Ia sudah berencana untuk pulang bersama dengan Ishak. Abraham percaya Tuhan akan membangkitkan Ishak dari kematian untuk menggenapi janji Tuhan kepadanya (“Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu").

Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu." Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali. (Ibrani 11:17-19).

Sekali lagi, di dalam kitab Ibrani Roh Kudus mengilhamkan bahwa Ishak adalah putra Abraham satu-satunya. Kebenaran ini dikukuhkan dari dua mulut saksi. Dengan iman, Abraham secara figuratif menerima Ishak kembali dari antara orang mati. Abraham rela mengorbankan putranya kepada Tuhan, dan kemungkinan besar akan putranya pasti mati. Ia begitu serius sehingga melakukan perjalanan tiga hari lengkap dengan bawaan kayu bakar, batu api, dan pisau, siap untuk melaksanakan penyembelihan korban di atas mezbah sebagai tindakan ketaatan.

Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?" Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. (Kej. 22:6-8).

Ketika menjawab pertanyaan Ishak, anaknya, Abraham sebagai nabi Tuhan melihat jauh ke masa depan dan menyatakan bahwa Tuhan sendiri yang akan menyediakan domba untuk disembelih. Secara kenabian ia sedang berbicara tentang Domba Allah yang akan datang untuk menghapus dosa dunia.

Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan." Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
(Kej. 22:9-13).

Tepat sebelum Abraham akan menyembelih putranya, malaikat Tuhan berseru dan mencegah dia. Tuhan telah menyediakan domba jantan bagi Abraham untuk ia persembahkan sebagai ganti putra tunggalnya Ishak.

Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman TUHAN--:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku." (Kej. 22:15-18).

Abraham tidak menyayangkan putra tunggalnya Ishak di atas bukit pengorbanan. Oleh karena alasan itulah Tuhan bersumpah demi diri-Nya sendiri bahwa dari keturunan Ishak, semua bangsa di muka bumi akan diberkati. Abraham sudah memegang janji itu, tetapi kini ia memegang sumpah sebagai jaminan yang tak bisa dipungkiri lagi. Ismael diberkati oleh Tuhan, tetapi perjanjian ilahi hanya dibuat dengan Ishak, sang anak perjanjian, beserta dengan segenap keturunan sesudah dia.

BENIH KETURUNAN
Tuhan menyebutkan tentang “satu benih” keturunan, bukan “semua benih” dari Abraham. Hanya satu benih. Lalu benih tunggal ini Tuhan sebutkan berulang-ulang di seluruh Alkitab, yang pertama kali Ia ucapkan pada zaman Adam. Setelah kejatuhan Adam, Tuhan bernubuat bahwa satu benih dari perempuan (Hawa) akan muncul dan meremukkan kepala Satan dengan tumitnya. Yesus adalah benih dari seorang perempuan, dan Ia adalah benih dari Abraham, Ishak, dan Yakub. Ia adalah keturunan Daud dan Ia adalah benih yang dijanjikan yang oleh-Nya seluruh bumi mendapat berkat.

Tuhan menyebutkan tentang “satu benih” keturunan, bukan “semua benih” dari Abraham.

SEORANG ANAK DILAHIRKAN, SEORANG PUTRA DIBERIKAN
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. (Yesaya 9:6).

Umat Muslim tidak memahami bagaimana Yesus bisa disebut Putra Allah. Mereka menduga orang Kristen memegang keyakinan bahwa Yesus menjadi Putra Allah setelah dilahirkan dari perawan Maria. Kutipan ayat di atas berbicara tentang Yesus. Disebutkan bahwa bagi kita seorang anak dilahirkan, tetapi seorang Putra diberikan. Yesus dilahirkan sebagai anak, tetapi Ia adalah Putra Allah bahkan sebelum Ia datang ke bumi, dan ia dilahirkan dari rahim seorang perempuan. Tuhan memberikan Putra Tunggal-Nya. Putra Allah diberikan (dikaruniakan), bukan dilahirkan. Yesus sudah ada sebelum segala sesuatu yang ada, dan Ia ada bersama dengan Bapa dan Ia ada di dalam Bapa sebelum segala penciptaan. Mari kita menelusur lebih jauh kupasan Firman Tuhan tentang Yesus:

Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. (Kolose 1:15-17).

Segala perkara diciptakan oleh Dia dan bagi Dia dan melalui Dia. Yesus adalah Firman Tuhan. Ia adalah Firman Tuhan yang hidup.

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (Yohanes 1:1).

Untuk dapat memahami makna dari ayat ini, saya akan memisahkannya menjadi tiga bagian.

Pada mulanya adalah Firman
Bagian pertama dari ayat ini dapat dilacak mundur dari kekekalan di zaman purba kala, ketika Tuhan menciptakan segala sesuatu, baik yang dapat kita lihat maupun yang tidak dapat kita lihat. Kita tahu bahwa segala sesuatu diciptakan dengan Firman

Firman itu bersama-sama dengan Allah
Bagian kedua dari ayat ini berlatar jauh lebih purba lagi, yaitu sebelum segala sesuatu diciptakan, ketika Firman ada bersama-sama dengan Allah.

Firman itu adalah Allah
Bagian ketiga dari ayat ini berlatar lebih mundur lagi di masa purba, ketika Firman itu ada di dalam diri Tuhan. Ini adalah sebelum Firman diucapkan atau keluar dari Allah.

Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. (Yohanes 1:2-3).

Ia adalah Firman yang keluar dari diri Allah, yang oleh-Nya segala sesuatu diciptakan, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan.

Pada bagian pertama dari ayat ketiga, Firman disebut dengan kata ganti orang "Dia." Kini kita mulai tahu bahwa Firman adalah suatu pribadi. Pribadi tersebut adalah Yesus Kristus, Anak Allah. Ia adalah Firman yang keluar dari Allah, Firman yang semula bersama dengan Allah, dan Firman yang oleh-Nya segala sesuatu diciptakan, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Ia adalah gambar dari Tuhan yang tidak kelihatan. Ia adalah gambar langsung dari Bapa dan cemerlang kemuliaan Tuhan. Kita membahas tentang Yesus sebelum Ia datang ke bumi. Pribadi ini, yaitu Firman, datang ke dalam dunia yang diciptakan oleh-Nya. Ia datang menghampiri umat yang telah ia beri terang (kehidupan), tetapi mereka tidak mengenal Dia.

Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. (Yohanes 1:9-10).

Firman ini kemudian menjadi atau mengambil wujud daging agar Ia dapat berjalan di antara manusia. Firman ini dilahirkan dari seorang perawan dan datang sebagai seorang lelaki dan tinggal di antara manusia.

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
(Yoh. 1:14).

Firman ini kemudian menyatakan kepada kita kemuliaan dari Tuhan yang tidak kelihatan. Firman adalah sesosok pribadi dan nama-Nya adalah Yesus Kristus.

Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. (Yoh. 1:16-18).

Yesus adalah wujud pengungkapan diri Bapa, yang mengasihi kita dan mengutus Putra-Nya Yesus Kristus sebagai Domba Allah, untuk mati bagi dosa-dosa kita sementara Ia sendiri tidak pernah berbuat dosa. Yesus inilah yang telah disalibkan, mati, dan dikuburkan hingga pada hari yang ketiga. Di waktu pagi-pagi sekali di hari ketiga tersebut, Bapa yang mengutus Dia membangkitkan Dia kembali dari kematian untuk hidup selamanya. Yesus yang dibangkitkan ini kini berada di sisi kanan Tuhan di sorga, untuk bersyafaat bagi kita. Yesus adalah pribadi yang nyata, dan jika Anda mau memanggil nama-Nya, Anda juga akan memperoleh keselamatan di dalam Dia. Ia adalah Firman yang hidup, sang Juruselamat dan Tuhan kita.

Tuhan akan memberikan gagasan-gagasan kreatif kepada Tubuh Kristus yang akan menempatkan orang-orang percaya di tempat-tempat kekuasaan finansial, ketika dunia dilanda kelaparan.

4 comments:

  1. http://hamdanpati.blogspot.com/2012/11/dialog-yang-macet-kenapa-ya.html

    bisa melanjutkan dialog teersebut?

    ReplyDelete
  2. tolong jaangan sepotong potong ini terusannya: 19. Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba; dan Abraham tinggal di Bersyeba.

    Bila kita simak dengan seksama, maka Kejadian pasal 22 memiliki dua keganjilan yakni :

    Kejanggalan pertama
    Kejadian pasal 22 ini mengisahkan seolah-olah Ishak berada di Bersyeba. Padahal tidak ada anak Ibrahim yang berdomisili di Bersyeba. Ishak dan ibunya justru tinggal di Hebron.

    Kejanggalan Kedua
    Setelah selesai ritual, pada Kejadaian 22:19 Ibrahim dan Ishak pulang ke Bersyeba. Jadi seolah-olah Sarah berdomisili di Bersyeba. Padahal Taurat mencatat Sarah berdomisili di Hebron hingga wafatnya (Kejadian 23:1-2).

    Kesimpulannya :
    Seandainya Ishak yang disembelih, seharusnya Kejadian pasal 22 menceritakan kepulangan Ibrahim ke Hebron, tempat tinggal Sarah, untuk membawa Ishak yang hendak dikurbankan. Kemudian setelah acara ritual pengurbanan selesai, mestinya Ibrahim mengembalikan Ishak kepada ibunya di Hebron. BUKAN DI BERSYEBA. Kedengkian pendeta Yahudi mengedit taurat sudah terlalu jelas didepan mata. Pendeta Yahudi mengedit nama tempat Paran (lokasi tempat tinggal Ismail) menjadi nama tempat tinggal Ishak. Namun pendeta Yahudi terburu-buru mengedit Paran menjadi Bersyeba, padahal harusnya Hebron. Serapat-rapatnya menutupi kebenaran akhirnya ketahuan juga, itulah perumpamaan untuk pengedit Taurat.

    Allah berfirman :
    “Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis alkitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; “Ini dari Allah”, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.” (QS Al Baqarah 79)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kejadian 23:1-2 :
      23:1 Sara hidup seratus dua puluh tujuh tahun lamanya; itulah umur Sara.
      23:2 Kemudian matilah Sara di Kiryat-Arba, yaitu Hebron, di tanah Kanaan, lalu Abraham datang meratapi dan menangisinya.

      gak ada ishak disebutkan disitu. hanya sara sendiri yg berdomisili di hebron

      Delete
    2. 23:2 Kemudian
      matilah Sara di
      Kiryat-Arba, yaitu
      Hebron, di tanah
      Kanaan, lalu
      Abraham datang
      meratapi dan
      menangisinya..
      kenapa dibilang DATANG??? sharusnya langsung aja

      Delete