Saturday, October 9, 2010

Bab 2 Ismael dan Gereja

Tuhan memakai hal-hal bodoh dari dunia ini untuk membingungkan orang-orang pandai. Ketika kita makin pintar dan mengira kita sudah tahu segalanya, Tuhan turun tangan dan Ia memakai sesuatu yang kita sangka tidak berguna. Sungguh mengherankan, bahwa orang yang kita hakimi atau yang kita anggap tidak ada masa depan, ternyata adalah target utama yang akan dijangkau oleh Tuhan. Saya dulu adalah salah satu dari kaum
tersebut.

Sebelum hari Minggu, tanggal 3 Juli 1994, jam 12:45 malam, saya adalah seorang Muslim yang mati-matian menentang Injil Tuhan Yesus Kristus. Saya lahir di Pakistan sebagai seorang Muslim Sunni, yang secara bawah sadar diasuh dan dibesarkan dalam pemikiran untuk menentang ke-Tuhanan Yesus. Selama bertahun-tahun, setiap hari sepulang sekolah saya langsung masuk perkumpulan khusus untuk mempelajari Qur'an. Itu adalah bagian wajib dari kehidupan seorang remaja Muslim yang sedang menuju kedewasaan. Saya diajar dan memegang keyakinan bahwa Yesus adalah tidak lebih dari seorang nabi nomor dua setelah Mohammad. Sama seperti umat Muslim pada umumnya, saya yakin bahwa jika seseorang mengaku atau percaya bahwa Yesus adalah Putra Allah, itu adalah dosa seorang Muslim yang terburuk yang tak akan terampuni. Saya menganggap pengakuan seperti ini adalah penghujatan. Saya percaya bahwa Alkitab sudah diubah, dipalsukan, dan tidak akurat. Sebagai seorang usahawan Kanada, saya berdebat dengan banyak orang Kristen, sebagai upaya saya untuk menarik mereka agar masuk Islam. Sebaliknya ketika mereka mengajak saya masuk gereja, jawaban saya selalu: "Saya tidak pergi ke gereja; saya seorang Muslim."

Pada suatu malam, di sebuah pertemuan bisnis di Amerika Serikat yang dihadiri sekitar 20.000 orang, saya mendapat undangan untuk hadir di kebaktian Minggu pagi non-denominasi (ibadah tersebut diadakan di tempat pertemuan bisnis ini). Mereka berjanji bahwa seusai kebaktian nanti mereka akan memperbolehkan saya duduk di bangku terdepan hingga akhir dari sesi pertemuan bisnis pada hari Minggu itu. Saya terpancing dan pada Minggu pagi itu saya datang awal. Herannya, sekitar 30-40 bangku terdepan dari lantai utama yang berhadapan dengan panggung ternyata kosong. Dengan seribu tanya di dalam pikiran, saya mendekati seorang ibu yang duduk di muka dan bertanya mengapa ada banyak bangku kosong di dekat panggung. Ia hanya menjawab, "Ada sesuatu yang istimewa yang akan terjadi di sini, pada hari ini." Ketika saya tanya lebih lanjut, jawabannya adalah: "Jangan cemas, Anda akan segera tahu apa itu." Saya menjadi sangat penasaran, sehingga saya mencari tempat duduk paling muka, sedekat mungkin dengan panggung.

Bumi boleh bergoncang dan gunung-gunung beranjak dari tempatnya, tetapi tidak satupun perkara di muka bumi ini yang akan dapat memaksa saya mengaku bahwa Yesus-mu itu adalah Putra Allah.

Seorang pria pengusaha tampil di panggung dan ia mulai angkat bicara, menyatakan bahwa Yesus adalah Putra Allah. Saya tidak mungkin mempercayai perkataannya, dan saya menjadi sangat marah. Selanjutnya ia bilang bahwa tidak ada nama lain yang diberikan di antara manusia yang olehnya kita beroleh selamat. Hanya nama Yesus. Selanjutnya ia berseru bahwa barangsiapa menolak Dia sebagai Tuhan dan tidak mengaku percaya pada Putra Allah, orang itu akan dibuang ke api neraka. Saya tidak suka dengan kata-kata itu. Lalu dengan beraninya ia mengumandangkan, "Hanya ada dua kitab yang diklaim sebagai tulisan Firman Tuhan. Pertama adalah Alkitab, dan itu memang benar, sedangkan yang kedua adalah bukan Firman Tuhan." Saya tahu bahwa ia menyinggung tentang kitab saya. Saya anggap otak pria ini sudah sesat dan saya akan berbicara kepadanya untuk meluruskan jalan pikirannya yang keliru. Beberapa saat kemudian, ia mengajak orang-orang untuk masuk ke dekat panggung (altar call). Saya tidak menyadari mau diapakan orang-orang yang maju itu, tetapi pada waktu itu saya dengan penuh emosi langsung berlari ke muka, yang saya pikir merupakan kesempatan bagi saya untuk berbicara kepada pria itu. Ternyata ribuan orang mendesak ke muka dari semua jurusan, untuk menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka. Saya mau meninggalkan barisan, tetapi saya tidak bisa mundur karena begitu banyaknya orang. Posisi saya terkunci di dekat panggung. Lalu pria itu memimpin sebuah doa yang diawali dengan kalimat "Yesus adalah Putra Allah."

Saya berkata "No way," dan sebaliknya saya mengucapkan Kalma saya sebagai seorang Muslim. Ketika saya kembali ke kursi saya, dua kawan saya mencoba untuk merangkul dan memberi ucapan selamat kepada saya oleh karena saya telah berjalan ke muka. Mereka menyangka bahwa saya telah memberikan hati saya bagi Yesus. Saya bertanya apakah mereka sudah gila. Saya berkata, "Saya seorang Muslim; jangan pernah berani menyebut saya sebagai seorang Kristen. Bumi boleh bergoncang dan gunung-gunung beranjak dari tempatnya, tetapi tidak satupun perkara di muka bumi ini yang akan dapat memaksa saya mengaku bahwa Yesus-mu itu adalah Putra Allah."

Saya mengambil tekad bulat bahwa saya akan menyelidiki hal-hal apa saja yang dilakukan oleh orang-orang itu sewaktu ada altar call, dan saya akan mengerjakan sesuatu yang lebih baik dari mereka, dan secara khusus saya akan mengajak orang-orang Kristen untuk masuk Islam

Dalam waktu beberapa bulan berikutnya, saya pergi ke pertemuan bisnis lainnya dan
masuk ke ibadah hari Minggu. Saya sengaja mencari tempat duduk terdepan, untuk
sejelas mungkin mendengarkan kotbah dari seorang pengusaha tentang Yesus sebagai
Tuhan. Ketika altar call kembali diadakan, untuk kedua kalinya saya bergegas maju ke
dekat panggung; ribuan lainnya menyusul di belakang saya. Baru saya sadar bahwa
orang-orang itu sedang diinjili atau mendengar pemberitaan tentang Yesus, agar mereka
masuk Kristen. Saya mengambil tekad bulat bahwa saya akan menyelidiki hal-hal apa
saja yang dilakukan oleh orang-orang itu sewaktu ada altar call, dan saya akan
mengerjakan sesuatu yang lebih baik dari mereka, dan secara khusus saya akan mengajak
orang-orang Kristen untuk masuk Islam.


Beberapa bulan kemudian, saya pergi menghadiri pertemuan bisnis ketiga di
Amerika Serikat. Sekarang saya memahami kosa kata orang Kristen, bahwa ketika
seseorang dikatakan 'dilahirkan kembali,' artinya adalah mereka telah menerima Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, dan mereka menjadi anak Tuhan. Saya kembali
mencari tempat duduk di muka. Seseorang bangkit dari tempat duduknya dan berkotbah
bahwa seseorang dapat menjadi anak Tuhan dan mengenal Tuhan sebagai Bapa melalui
Yesus Kristus, Putra Tunggal-Nya. Selanjutnya ia berkata bahwa Yesus adalah satusatunya
jalan, kebenaran, dan hidup. Setelah kotbahnya selesai, ia meminta hadirin semua
untuk bangkit berdiri, jadi kami semua berdiri. Lalu ia mulai melakukan altar call lagi.
(Kali ini saya tidak mau berjalan ke depan dan setahu saya saya memang itu tidak perlu.)

>>Di dalam dekapan hadirat-Nya yang kudus, seketika saya sadar bahwa saya sedang
berdiri menghadap Tuhan. Seluruh keberadaan diri saya memudar. Tuhan saja yang saya
rasa terpenting dan teragung pada saat itu.

Ketika saya berdiri, tiba-tiba Tuhan yang hidup muncul di hadapan saya. Seketika itu
pula, hadirat Tuhan merembes ke dalam diri saya, mengepung dan menangkap saya. Di
dalam dekapan hadirat-Nya yang kudus, seketika saya sadar bahwa saya sedang berdiri
menghadap Tuhan. Seluruh keberadaan diri saya memudar. Tuhan Yesus saja yang
kurasa terpenting dan teragung pada saat itu. Ketika Tuhan menampakkan diri seperti itu,
saya merasa serat otot dan sendi tubuh seperti terpisah-pisah dan langsung saya bisa
memahami perbedaan antara roh, jiwa dan tubuh pada diri saya. Ada banyak pikiran yang
berkecamuk di dalam pikiran saya; namun semakin lama saya berdiri menghadap Dia,
semua pertanyaan itu lenyap. Saya bertanya kepada-Nya satu pertanyaan yang tulus dari
dasar hati saya, "Tuhan, apa yang Engkau kerjakan di sini? Bukankah semua hadirin di
sini adalah orang-orang jahat [yang saya maksudkan adalah orang Kristen]?" Saya tidak
dapat memahami mengapa Tuhan mau menyatakan diri di antara kaum yang menghujat
Tuhan dengan menyembah Yesus sebagai Putra Allah.
Jawaban itu datang, dengan kata-kata demikian: "Bukan, mereka semua adalah anakanakKu."

Saya menampik kenyataan itu. Sekali lagi Tuhan menjawab, "Bukan, mereka
semua adalah anak-anakKu," Untuk ketiga kalinya Ia berkata, "Bukan, mereka semua
adalah anak-anakKu." Kata-kata Tuhan menggema menembus batin saya, dan dalam
sekejap tabir hitam itu disingkirkan dari mata hati saya. Saya tidak tahu apa-apa lagi
kecuali bahwa memang benar Yesus itu adalah Putra Allah! Yesus yang sama yang
dengan giat saya sangkali kini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidup saya. Lalu
saya berjalan ke altar dan mengaku dengan mulut saya bahwa Yesus adalah Putra Allah,
yang lahir dari seorang perawan, mati disalibkan, dan menumpahkan darah-Nya bagi
saya, dan saya percaya di dalam hati saya bahwa Tuhan membangkitkan Dia dari
kematian pada hari ketiga. Sebuah doa saya ucapkan, "Bapa, singkirkanlah hati saya yang
sekeras batu, dan beri saya hati yang baru yang terbuat dari daging. Yesus, datanglah ke
dalam hati saya, jadilah Tuhan, agar saya boleh mencintai Bapa sama seperti Engkau
mencintai-Nya." Saya 'resmi' menjadi ciptaan baru pada hari Minggu itu, tanggal 3 Juli
1994, jam 12:45 malam.

Saya mengerti arti pewahyuan kebenaran bahwa Yesus adalah Putra Allah. Dalam Matius
16:15-17, Yesus berpaling kepada para murid-Nya dan bertanya, "Tetapi menurut kalian
siapakah Aku ini?"

Petrus menjawab, "Engkaulah Kristus, Anak Allah yang hidup." Yesus
menanggapinya dengan berkata, "Bukan darah dan daging yang mengungkapkan hal itu
kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang ada di surga." Petrus mendapat pengetahuan ilahi
melalui pewahyuan, bahwa Yesus memang sungguh Kristus dan Putra Allah yang hidup.
Bapa menyatakan hal itu kepadanya melalui Roh Kudus. Kiranya seperti itulah yang juga
saya alami. Saya berterimakasih pada Tuhan karena Ia mengulurkan tangan-Nya untuk
meraih saya, dan Ia menunjukkan kebaikan dan kasih-Nya yang ajaib. Mungkin Anda
yang sedang membaca buku ini juga sedang bergumul untuk seorang kekasih hati yang
dibutakan matanya sehingga tidak dapat melihat realitas Yesus. Semoga kesaksian saya
ini menjadi sumber dorongan bagi iman Anda, dengan berharap kiranya Tuhan sudi
menjangkau hati kekasih Anda juga.

ISMAEL DAN SAULUS
Ketika kita mempelajari tentang Saulus dan gereja purba, mari kita izinkan Roh Kudus
untuk menolong melukiskan gambaran kenabian dari citra Ismael dan Gereja masa kini.
Gereja purba ada di tengah penganiayaan yang hebat. Musuh terutama dari pengabaran
Injil adalah Saulus, yang bahkan merestui penghukuman mati atas Stefanus. Ini
mengakibatkan orang-orang yang percaya pada Kristus tercerai-berai ke lain-lain tempat
di Yudea dan Samaria (Kis. 8:1). Saulus adalah orang Ibrani yang terpelajar, seorang
keturunan Israel asli dari silsilah suku Benyamin; dan berkaitan dengan hukum Taurat, ia
adalah tergolong seorang Farisi (Fil. 3:5). Saulus inilah yang menggempur Gereja purba
dengan kekerasan dan kekejaman. Ia masuk ke setiap rumah dan menyeret laki dan
perempuan yang kedapatan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus, lalu menjebloskan
mereka ke dalam penjara (Kis. 8:3). Makin parah lagi, ia pergi menemui imam agung
pada masa itu dengan mengutarakan niat jahatnya agar ia diberi kewenangan lebih besar
untuk men-teror dan membunuh para murid Yesus. Ia mendapat surat perintah untuk
masuk ke sinagoga, menangkap orang-orang percaya, dan menyeret mereka pulang ke
Yerusalem untuk dipenjarakan. Ia sangat benci kepada orang percaya, dan ia bertekad
mati-matian untuk mengakhiri apa yang ia anggap sebagai penghujatan terhadap Tuhan:

Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh
murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya
untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan
laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan
membawa mereka ke Yerusalem.
(Kis. 9:1-2).

Saulus beranggapan bahwa tindakan kekerasan terhadap Gereja adalah diperkenan Tuhan. Namun sesungguhnya ia sedang melawan Putra Allah. Ia membenarkan sikap angkuh dan bencinya terhadap para murid dengan berkiblat pada hukum Taurat yang sangat akrab ia gauli. Ia mengenal Kitab Suci namun tidak mengenal Dia yang dinubuatkan di dalam Kitab Suci. Ia disemangati oleh fanatisme terhadap Tuhan akan tetapi tanpa pengetahuan tentang kebenaran. Tuhan yang ia anggap selama ini ia sembah dan layani, sesungguhnya adalah Tuhan yang ia lawan. Saulus berubah ketika ia mengalami perjumpaan tiba-tiba dengan Tuhan Yesus di dalam perjalanannya menuju Damaskus. Ia melihat sinar kemuliaan Tuhan dan ia jatuh tersungkur ke debu tanah, yang daripadanya manusia diciptakan. Itu artinya ia direndahkan dan ditundukkan oleh keagungan Tuhan. Segala kehendak pribadinya sirna, keangkuhannya hancur, semangatnya padam, dan pikirannya ditundukkan oleh kemuliaan Yesus Kristus. Ketika tersungkur di atas tanah, Saulus mendengar suara Tuhan:

Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat." Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun. Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik. Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. (Kis. 9:3-9).

Di kaki Yesus, Saulus si pembunuh berubah menjadi Paulus sang martir. Sikap fanatiknya terhadap hukum Taurat padam sepenuhnya dan digantikan dengan gairah kepada Yesus Kristus. Tuhan mempunyai rencana agung bagi Paulus yang sebelumnya masih tersembunyi, jauh di luar perkiraan manusia manapun. Paul adalah periuk yang dipilih oleh sang Tuan untuk dipakai-Nya sebagai alat untuk menyiarkan nama Yesus di segala bangsa, di muka para raja, dan di seluruh tanah Israel. Paulus banyak mengecap penderitaan demi untuk Injil akan tetapi ia menganggapnya sebagai keistimewaan, sebab ia dapat ikut membongkar tabir misteri penyiaran Injil di antara bangsa-bangsa yang belum mengenal Tuhan.

Hampir semua Gereja zaman sekarang merasa takut terhadap Ismael, sama seperti Gereja purba takut terhadap Saulus. Ismael mengamuk dan merusak dimana-mana. Ia adalah biang keladi dari kasus-kasus penganiayaan terhadap Gereja. Siaran televisi dan liputan media lainnya tanpa henti membombardir kita dengan cerita perang, terorisme, dan tindak kekerasan di lingkungan dunia Muslim. Kenyataannya, tidak semua orang Muslim adalah jahat, kasar, kejam, atau teroris. Namun memang ada beberapa unsur terorisme yang termuat di dalam Islam. Nanti kita akan membahasnya lebih lanjut. Bagaimanapun, terorisme dan Islam adalah dua kata sepadan bagi dunia masa kini. Saulus adalah teroris nomor satu pada zamannya. Memang ia tidak melempar bom, tetapi batu. Namun niat hatinya adalah untuk menghancurkan siapapun yang ia pandang sebagai musuh Tuhan. Ada sebagian kaum Ismael yang sekarang ini masih melakukan hal yang sama.

Umat Muslim percaya bahwa tindakan mereka dalam menentang ke-Tuhanan Yesus Kristus adalah suatu ibadah. Saya beri satu contoh. Kubah Batu tampak jelas membumbung di langit Yerusalem. Dari sudut pandang umat Muslim, ia adalah lambang keberadaan Islam di dunia. Bangunan itu adalah situs tersuci ketiga bagi umat Muslim, dan merupakan monumen tertua mereka. Mereka mengenali sejarahnya, bahwa bangunan
itu berdiri di atas Gunung Moria, tempat dimana Abraham mengorbankan Ismael (bukan Ishak). Kedua, mereka percaya bahwa nabi umat Islam naik ke surga di suatu perjalanan malam, dan ia diangkat tepatnya dari batu karang itu. Kubah ini juga merupakan lambang keutamaan mereka di hadapan Tuhan, mengatasi umat Kristen dan Yahudi. Kaum Muslim percaya bahwa mereka mendapatkan pewahyuan dari Tuhan yang terakhir dan paripurna, dan dengan tegas mereka menentang semua golongan lain yang mengklaim telah mendapat pewahyuan ilahi. Sebagai ungkapan dari sikap ini, mereka menulis beberapa kalimat kaligrafi di Kubah Batu, yang merupakan ayat-ayat kutipan dari Qur'an yang menentang ke-Tuhanan Yesus, untuk mengumumkan kepada dunia bahwa Yesus adalah bukan Putra Allah. Kaum Muslim bersikap sungguh dan tidak main-main dalam mencari perkenanan Tuhan, namun tanpa diiringi pengetahuan tentang kebenaran. Sama seperti orang-orang percaya pada zaman itu yang menganggap Saulus sebagai tokoh yang paling tidak mungkin untuk masuk Kerajaan, orang Kristen zaman sekarang juga menganggap kaum Ismael sebagai umat yang paling tidak layak untuk beroleh keselamatan. Alasannya adalah mereka 'terlalu lambat' untuk menyadari bahwa Yesus adalah Putra Allah.

Sama seperti orang-orang percaya pada zaman itu yang menganggap Saulus sebagai tokoh yang paling tidak mungkin untuk masuk Kerajaan, orang Kristen zaman sekarang juga menganggap kaum Ismael sebagai umat yang paling tidak layak untuk beroleh keselamatan.

Sama seperti Saulus, Ismael sebentar lagi akan berjumpa muka dengan muka dengan kemuliaan Tuhan Yesus Kristus. Bapa hendak menunjukkan wajah Yesus kepada umat Muslim sedunia. Yesus yang mereka tentang akan menjadi Tuhan mereka. (Kita akan membahas bagaimana prosesnya, di bab 5.) Tuhan menyimpan sebuah rencana agung bagi kaum Muslim. Ismael akan menjadi periuk yang terpilih di tangan Tuhan. Setelah Tuhan membuka kedua mata Ismael, Ia akan memakainya untuk penggenapan rencana-rencana Kerajaan. Ada sebuah 'takdir' yang tersamar di antara kaum Muslim, yang tidak lama lagi akan dinyatakan. Kita memandang mereka menyerupai tokoh Saulus, akan tetapi Tuhan melihat mereka seperti wajah Paulus, walaupun di tengah situasi zaman seperti ini.

Tuhan akan memakai pertobatan Ismael untuk menggugah Gereja, sama seperti Ia memakai pertobatan Saulus untuk menghidupkan api Gereja di tengah gencarnya penganiayaan. Jemaat Gereja purba begitu ketakutan terhadap kekejaman yang dilakukan Saulus, sehingga orang-orang percaya yang mendengar tentang kisah pertobatannya menjadi takjub. Demikian juga dengan masa sekarang; Gereja akan dibuat keheranan melihat pertobatan massal yang melanda kaum Ismael. Bahkan para saudara sedarah lainnya yang masih Muslim akan terpancing untuk membunuh para petobat baru, akan tetapi sifat Ismael adalah tidak takut mati, tidak takut pada siapapun. Sang pemanah ini, ketika lahir baru di dalam Roh, akan menjadi anak panah yang dilenturkan dengan busur Allah, yang siap ditembakkan ke jantung Musuh (Setan), yang dulu pernah membutakan matanya. Yesus tahu bagaimana cara untuk mengubah seorang pembunuh menjadi orang yang rela mati syahid bagi Kerajaan. Gereja akan dilanda rasa takut yang kudus terhadap Tuhan, dan dihiburkan oleh Roh Suci. Pertobatan Ismael akan membangun iman Gereja dan melipatgandakan pertumbuhannya. Gereja akan sangat kagum dan takut-hormat kepada Tuhan. Seperti itulah yang terjadi pada masa Gereja purba (Kis. 9:31).

Tuhan akan memakai Ismael untuk membangkitkan gairah Gereja untuk mencari Yesus. Apa yang diabaikan oleh Gereja nantinya akan diambil oleh Ismael.

Kedua, Tuhan akan memakai Ismael untuk membangkitkan gairah Gereja untuk mencari Yesus. Apa yang diabaikan oleh Gereja nantinya akan dinikmati oleh Ismael. Ismael telah lama terlantar di belantara gurun dalam keadaan lapar akan roti Firman yang baru dan hangat, dan haus akan air yang hidup. Seketika nanti matanya akan dibukakan, sehingga ia tidak akan menolak Kristus lagi. Ismael telah terlatih berjuang di belantara, sehingga ia tidak gentar menghadapi para musuhnya. Ia akan mengucap syukur karena mendapatkan Yesus sang Mesias, dan ia tidak akan menghitung-hitung pengorbanan demi untuk mengenal Tuhan lebih dan lebih lagi. Saulus yang adalah musuh Injil diubahkan menjadi Paulus sang Rasul, yang menuliskan kata-kata ini dengan diilhami Roh Suci:

Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya ... (Filipi 3:8-10).

Ketika terpancing, hati kita yang suam akan dihangatkan kembali, dan kita dimungkinkan untuk memandang lebih jauh dari garis akhir semu dan zona kenyamanan kita sendiri, sehingga kita dapat melihat wajah Tuhan.

Gairah yang akan dipunyai Ismael untuk mengabdi pada Yesus akan terus menyala. Cintanya kepada Yesus tidak akan menjadi rahasia yang tertutup, dan ini akan menulari Gereja. Hasratnya untuk mencari Yesus akan menggugah Gereja untuk melompat keluar dari kemalasan, kelambanan, dan situasi yang biasa-biasa saja. Ketika terpancing, hati kita yang suam akan dihangatkan kembali, dan kita dimungkinkan untuk memandang lebih jauh dari garis akhir semu dan zona kenyamanan kita sendiri, sehingga kita dapat melihat wajah Tuhan. Tuhan mengejutkan kita sehingga perhatian dan mata kita kembali tertuju ke arah yang benar, yaitu kepada Yesus dan setiap pekerjaan Tuhan. Penting untuk diingat bahwa kita melihat yang tidak kelihatan, dan meyakini sesuatu yang mustahil.

Ismael akan meraih 'takdir' yang ditetapkan baginya, dan mengejar kebenaran yang berasal dari Tuhan sendiri, yaitu melalui iman dan bukan melalui amal baik (yang adalah kebenaran manusia belaka). Identitas sejatinya di dalam Kristus akan muncul. Sikap fanatis keagamaan kaum Ismael akan diganti dengan kuasa Tuhan. Campur tangan Tuhan yang adikodrati di antara umat Muslim adalah sangat penting artinya di zaman kita sekarang ini. Tuhan telah memulai karya-Nya, dan kita mendengar kisah-kisah yang luar biasa dari penjuru bumi, tentang pertobatan orang-orang Muslim kepada Kristus. Kita akan melihat ini terus terjadi hingga melanda seluruh angkatan Muslim.

GEREJA DAN ANANIAS
Yesus menampakkan diri kepada Ananias di sebuah penglihatan, berkaitan dengan pertobatan Saulus:

Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!" Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi." Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu." Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku." (Kis. 9:10-16).

Yesus memberitahu Ananias melalui sebuah penglihatan, bahwa ia harus pergi dan mendoakan Saulus yang berada di Tarsus, agar ia bisa melihat kembali. Ananias begitu kaget mendengar perintah Tuhan, dan ia mencoba untuk meyakinkan Tuhan bahwa Saulus adalah orang yang sangat jahat dan tidak layak untuk beroleh anugerah Tuhan. Ia menyampaikan kepada Yesus tentang betapa jahilnya Saulus terhadap orang-orang percaya. Sungguh tak masuk di akal Ananias untuk menerima keputusan Tuhan, yang memintanya untuk pergi menemui orang sekeji itu dan mendoakannya. Yesus memerintah Ananias untuk pergi dan melaksanakan tugas, dan untuk menyatakan kepada Saulus tentang rencana agung Tuhan untuk menetapkan dia sebagai rasul. Yesus membuka mata Ananias untuk melihat pribadi Saulus dengan cara pandang Tuhan, ketika Ia memberitahunya bahwa Saulus akan dipakai secara heran untuk menyiarkan nama Yesus di segala bangsa, di hadapan raja-raja, dan di seluruh Israel, untuk kemuliaan Tuhan.

Saya percaya bahwa Gereja sedang berada di posisi serupa berkaitan dengan umat Muslim. Ismael terkenal di dunia sebagai biang perang, kekerasan, dan terorisme. Gereja hanya memandang Ismael sebagai produk kesalahan Abraham (ketika ia mengawini Hagar), dan sebagai hasil perbuatan kedagingan yang akan terus menyusahkan kita di sepanjang hidup kita. Seperti Ananias, Tuhan kini sedang membuka mata kita untuk dapat melihat Ismael dalam kerangka penggenapan rencana-Nya. Tuhan tidak mau ada seorangpun manusia yang binasa. Tuhan kini sedang membuka tabir 'takdir' umat Muslim.

Tuhan kini sedang membuka mata kita untuk dapat melihat Ismael dalam kerangka penggenapan rencana-Nya.

Anda mungkin sedang membaca buku ini dan bertanya-tanya bagaimana mungkin ini
terjadi. Atau mungkin sekarang Yesus sedang berbicara kepada Anda tentang peran apa
yang bisa Anda lakoni di dalam masa Kairos bagi umat Muslim ini. Anda mungkin punya
beban tertentu bagi mereka, dan Anda perlu tekun masuk ke ruang doa untuk bersyafaat
bagi mereka secara keseluruhan, atau bahkan Anda bisa menyebut nama-nama orang
tertentu yang Anda kenal. Anda perlu mengetahui seperti apa peran Anda di dalam masa
penuaian ajaib ini. Saya percaya bahwa ketika kita terus menyimak lebih lanjut di pasal
kesembilan dari kitab Kisah para Rasul, kita akan memperoleh jawaban tentang peran
atau fungsi kita sebagai Gereja Tuhan di zaman sekarang:

Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke
atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri
kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau
dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus." Dan seketika itu juga seolah-olah
selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis. Dan
setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama
dengan murid-murid di Damsyik. (Kis. 9:17-19).

Langkah pertama adalah ketaatan, dan kunci untuk menuju hal itu adalah mau mendengar apa yang Roh Kudus katakan, dan patuhilah. Roh Kudus akan menantang setiap keterbatasan kita dengan pewahyuan Firman Tuhan, dan menerangi batin kita dengan pemahaman yang baru. Ananias melaksanakan petunjuk Tuhan dan ia melihat hasilnya. Gereja harus melakukan hal yang sama.

Semua bangsa memiliki komposisi darah yang sama, dan mereka semua ditebus hanya dengan satu darah yaitu darah Yesus Kristus...

5 comments:

  1. yesus bukan tuhan sekali lg YESUS BUKAN TUHAN

    Di sini saya ingin memberikan bukti-bukti yang NYATA dan JELAS betapa Jesus atau Nabi Isa a.s bukan lah Tuhan. Jesus is not a God, but only a prophet. Jesus hanyalah seorang Rasulullah dan diutuskan kepada kaum Bani Israel sahaja, bukan untuk seluruh alam. Hanya Nabi Muhammad S.a.w diutuskan kepada seluruh alam ini.

    http://www.facebook.com/photo.php?fbid=304486929628507&set=a.280988651978335.64919.100002016080524&type=3&theater

    ReplyDelete
  2. Ismael terkenal di dunia sebagai biang perang, kekerasan, dan terorisme.

    ReplyDelete
    Replies
    1. BANDUNGKAN DENGAN SITES DIBAWAH INI :
      1. Christian_Church_Genocide.htm

      2. http://iwpr.net/?p=acr&s=f&o=325838&apc_state=henpacr

      3. http://www.afrol.com/html/Countries/Rwanda/backgr_cross_genocide.htm

      4. http://www.unitedhumanrights.org/Genocide/genocide_in_rwanda.htm

      5. http://www.geocities.com/missionalia/rwanda1.htm

      6. http://findarticles.com/p/articles/mi_m1058/is_8_121/ai_n6003109

      7. http://www.newsfromafrica.org/newsfromafrica/articles/art_10231.html

      Delete
  3. Puji Tuhan, sungguh hebat kuasaNya Tuhan Yesus merobah hati suku Kedar menjadi pengikutNya.

    Disini nanti akan terjadi kecemburuan rohani seperti anak yang terhilang kembali, disambut oleh ayahnya dengan pesta-pesta.
    Akan tetapi, kita orang percaya patut bersukacita memuji Tuhan karena mereka saudara kita telah mendapat anugerah keselamatan itu. Malaikat-malaikat disorga juga ikut bersorak-sorai karena ada orang yang bertobat.

    Haleluyah...

    ReplyDelete