Sunday, July 26, 2009

BAB XII - Visi-Visi MUHAMMAD

“Sebab segala elohim bangsa-bangsa adalah berhala, tetapi Yahweh-lah yang menjadikan langit” (Mazmur 96:5).

Kalau seseorang menyembah berhala yang paling utama (paling berkuasa) sekalipun, dia tetap saja disebut penyembah berhala jadi tidak ada bedanya dengan penyembah berhala lain. Apa bedanya seseorang itu menyembah banyak berhala atau hanya menyembah satu berhala?

Dalam bukunya mengenai agama-agama di dunia, seorang mantan pemberita Injil yang bernama Dr. Lester Sumrall menulis ulasannya mengenai masalah tersebut di atas sebagai berikut: “Umat Muslim menyembah satu tuhan dan kami (umat Kristen) menyembah satu Tuhan, tetapi tuhan Islam dan Tuhan Kristen tidak sama. Tuhan dari Muhammad (Allah) sangat berbeda dengan Tuhan umat Kristen (Yahweh). Allah adalah suatu maujud Autokrat yang egoistis dan pendendam yang harus ditenangkan/disenangkan dengan ibadah ‘salat’ yang dilengkapi dengan gerakan-gerakan tubuh yang bersifat rutin, monoton dan suci. Yahweh yang kita sembah adalah suatu maujud Bapa Surgawi yang penuh kasih dan sangat mengasihi kita yang hanya mengharapkan bahwa kita juga membalasNya dengan kasih serta ketaatan kita. 1 “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu” (Yohanes 14:15).

Saturday, July 25, 2009

BAB XI - Apa Arti Sebuah Nama?

Seseorang mungkin akan bertanya mengapa kita harus mempedulikan tentang sebuah nama. Apa arti sebuah nama? Saya yakin ada banyak hal yang terkandung dalam sebuah nama. Alkitab berkata, “Nama Yahweh adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan dia menjadi selamat” (Amsal 18:10). Namun bagaimana orang dapat berlari menuju ke nama itu dan diselamatkan kalau dia tidak tahu nama itu sendiri? (artinya orang mau menuju ke suatu tempat tetapi dia tidak tahu tempat yang akan ditujunya itu).

Yesus memberi perintah kepada orang-orang Kristen (murid-muridNya) untuk membaptis orang-orang yang baru percaya kepadaNya “dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Matius 28:19). Kitab Suci juga menyatakan, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (Yesus), sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah Para Rasul 4:12). Yesus berkata: “Mereka (orang-orang yang percaya kepada Yesus) akan mengusir setan-setan demi namaKu” (Markus 16:17). Dapatkah nama Allah digunakan untuk mengusir roh-roh jahat?
Ada tertulis: “Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi” (Filipi 2:10).

BAB X - Apakah Yang Membuatnya Berbeda?

“Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (Yohanes 8:32).

Setiap pemikir serius pasti akan setuju bahwa kebenaran pada dasarnya bersifat tidak mengenal toleransi kecuali kalau seseorang menganut paham synkretisme1, yang biasanya dilakukan oleh orang-orang yang ingin menghindari diri dari kesulitan yang berkaitan dengan agama (catatan: synkretisme adalah suatu kepercayaan/ paham yang mengajarkan bahwa terdapat kebenaran dalam semua agama: bahwa setiap orang menyembah/beribadah kepada Tuhan dengan cara sendiri-sendiri, dan bahwa semua agama/kepercayaan pada pokoknya menyembah kepada Tuhan yang sama). Kebenaran tidak mengenal toleransi terhadap kebohongan (tidak berkompromi dengan kebohongan). Jika dosis besar kebohongan telah terjadi dalam waktu lama, sungguh sulit untuk mengatasinya.

Jadi, kalau seseorang mengatakan bahwa Allah sesembahan umat Muslim bukan Tuhan umat Kristen, siapakah sesungguhnya Tuhan umat Kristen tersebut? Bagaimana dengan Alkitab yang berbahasa Arab, berbahasa Hausa dan berbahasa Fulani yang juga menggunakan nama ‘Allah”? Apakah mereka harus menyingkirkan nama itu dan menggantinya dengan nama lain untuk nama Tuhan yang Maha Suci pencipta langit dan bumi tersebut?

Wednesday, July 22, 2009

BAB IX - Otoritas Alkitab dan Al'Quran Diteliti Ulang

Sungguh tidak mungkin kita memahami seutuhnya sejarah dunia dan percaturan dunia internasional saat ini tanpa mengenal isi Alkitab. Otoritas nubuatan Alkitab telah menjadikan pesan-pesan yang disampaikanNya lebih relevan dengan keadaan saat ini dibanding dengan pesan-pesan dari surat kabar esok lusa. Alkitab akan terus-menerus memberantas ketidaktahuan orang kafir yang ‘berpendidikan’ sampai mereka tersungkur di hadapan kaki Elohim untuk mencari tahu kebenaran dan kehidupan di dalam FirmanNya.

Setelah menolak Firman Kehidupan, manusia mengembara dalam khayalan dan kebejatan pikirannya untuk mencari pertolongan dari anasir-anasir lain seperti ‘yoga’ dan segala macam cara pemujaan yang bersifat esoteric (bersifat terbatas) – sekalipun dia berlagak seolah-olah dia tidak percaya pada tahyul.

Alkitab ditulis oleh lebih dari empat puluh penulis yang memiliki sikap hidup (latar belakang kehidupan) yang berbeda satu sama lain – para raja (misalnya Daud), para pangeran (misalnya Musa), para imam (misalnya Yehezkiel), para nabi, politisi, dam ilmuwan (misalnya Ezra, Daniel, Paulus), para tentara (misalnya Yosua), para nelayan (misalnya Petrus dan Yohanes), para peternak domba (msialnya Amos), para pemungut pajak/cukai (misalnya Matius), dan lain-lain. Sebagian besar dari mereka hidup pada zaman atau periode yang berbeda satu dengan yang lain, banyak di antara mereka yang tidak saling mengenal, dan tidak pernah saling bertemu di manapun. Namun keselarasan tematis dari segenap isi Alkitab terukir dengan jelas mulai dari Kitab Kejadian sampai dengan Kitab Wahyu. Para penulis tersebut menuliskan pesan-pesan yang sama namun tidak seorangpun dari mereka yang menulis dengan cara yang sama atau hal yang sama persis dengan penulis yang lainnya. Kitab yang satu dilengkapi oleh kitab yang lain sampai akhirnya seluruh kitab disempurnakan dalam kitab Wahyu. Bahkan Pohon Kehidupan yang ‘terhilang’ dalam kitab Kejadian akhirnya ‘ditemukan kembali’ dalam kitab Wahyu.

BAB VIII - Islam Agama Adam

Menurut ajaran Islam, agama Islam bukan berawal dari Muhammad. Umat Muslim mengklaim bahwa agama Islam adalah agama Adam, Nuh , dan Ismael, dan semua nabi-nabi Tuhan (Allah), termasuk Yesus Kristus sebelum penyalibanNya. Alquran sendiri menyatakan demikian. Karena keterbatasan ruang dalam buku ini, kami hanya menelaah dua nama yaitu Adam dan Yesus Kristus untuk mengidentifikasikan Islam.

Satu hal yang kami ketahui tentang Adam adalah bahwa dia merupakan orang pertama. Tuhan (Elohim) tidak memberinya agama dan dia juga bukan seorang nabi. Elohim hanya minta Adam untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden serta mengizinkan dia makan semua buah di dalam taman tersebut kecuali satu pohon yang buahnya tidak boleh dimakannya yaitu pohon pengetahuan tentang apa yang baik dan yang jahat. Itu saja yang kami ketahui tentang Adam. Tidak ada satupun pernyataan tentang agama Adam di sana. Adam hanya diberi satu perintah saja. Namun tidak lama setelah itu dia tidak mentaati perintah Elohim tersebut karena dia tergoda mendengar suara setan (yang pada saat itu mewujudkan dirinya dalam rupa ular) yang berjanji bahwa pada waktu dia dan istrinya makan buah itu, mereka akan menjadi ‘seperti Elohim’ – keinginan menjadi seperti Elohim inilah yang mengilhami setan (yang semula adalah malaikat) untuk memberontak melawan Elohim sehingga akhirnya setan (yang pada saat menggoda Adam dan hawa mewujudkan dirinya sebagai ular) telah kehilangan kedudukannya di surga (Yesaya 14:12-15). Adam, atas nasehat dari setan (dalam wujud ular), kemudian makan buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat tersebut dan akibatnya hubungan pribadinya dengan Elohim menjadi hancur/putus. Elohim kemudian mengusir dia keluar dari taman Eden, dan dia menghabiskan sebagian besar dari umur hidupnya di luar taman Eden.

BAB VII - Allah Dapat Menyesatkan Seseorang Ke Neraka

Ada beberapa ayat dalam Alquran yang menyatakan bahwa Allah dapat mengambil keputusan untuk menyesatkan seseorang menjauhi jalan keselamatan jika Dia menghendakiNya (Surat 16:93;13:27;25:9). Sementara itu Surat 4:88 memperingatkan bahwa tidak seorangpun boleh memberikan petunjuk kepada seseorang yang sudah disesatkan Allah: “Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan untuk memberi petunjuk kepadanya”. Surat 74:31 menyatakan: “Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendakiNya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya”.
Surat 14:4 menyatakan: “Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana” (semua salinan Alquran tersebut diambil dari hasil terjemahan dari drs. M.T. Al-Hilali dan Muhsin Khan).

Namun demikian, saya secara pribadi sungguh merasa bahagia bahwa Allah tidak dapat menyesatkan saya karena Dia bukan penuntun saya. Hanya orang-orang yang tunduk dan mengikuti perintah-perintah serta dituntun Allah sajalah yang dapat disesatkanNya. Yesus berkata, “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yohanes 8:12). Elohim yang juga adalah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus adalah satu-satunya sesembahan umat Kristen, dan Elohim tidak akan pernah menyesatkan/menjerumuskan kita (orang-orang yang mengikutiNya) ke dalam neraka. Elohim adalah Tuhan “yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran” (1 Timotius 2:4; 2 Petrus 3:9). Itulah sebabnya Tuhan (Elohim) memberikan kesempatan-kesempatan kepada kita untuk menemukan kebenaran tersebut. Dia adalah Tuhan yang mulai membuat rencana penyelamatan manusia di dunia sejak saat manusia jatuh ke dalam dosa (Kejadian 3:7,21). Allah yang secara sewenang-wenang menggiring manusia untuk masuk api neraka pasti bukanlah Elohim.

BAB VI - Surga Muslim

Banyak orang merasa heran mengapa umat Kristen dan umat Muslim mengklaim bahwa mereka sedang menuju ke surga namun jalan yang mereka tempuh untuk menuju surga tersebut sangat berbeda.

Suatu studi menyeluruh mengenai Alquran memperlihatkan bahwa surga umat Kristen berbeda dengan firdaus umat Muslim, walaupun demikian kedua termpat tersebut menjanjikan kebahagiaan dan kesukaan yang besar. Dalam bab ini, kami akan mencoba meneliti dan memperbandingkan antara surga umat Muslim dan surga umat Kristen dengan tujuan untuk membantu kita dalam mengidentifikasikan Allah, “Tuhan” yang bertahta di dalam surga umat Muslim.

Jalan Masuk Ke Surga
Alquran menyatakan, “ … Dia (Allah) memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga). (Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas AmpunanNya” (Surat 53:31-32). Hal tersebut sama artinya dengan menyatakan bahwa seorang berdosa masih bisa masuk ke surga umat Muslim asal saja dosa-dosanya itu tidak terlalu besar (kecil).

Tuesday, July 21, 2009

Bab V - Allah dan Eksistensi Yesus Sebagai Putera Yahweh

Siapakah yang naik ke surga lalu turun? Siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam genggamnya? Siapakah yang telah membungkus air dengan kain? Siapakah yang telah menetapkan segala ujung bumi? Siapakah namanya dan siapa nama anaknya? Engkau tentu tahu!” (Amsal 30:4).

Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaranNya. Kami menyaksikan bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Tuhan, Bapa Surgawi, ketika datang kepadaNya suara dari Yang Mahamulia yang mengatakan: ‘Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan’. Suara itu kami dengar datang dari surga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu” (2 Petrus 1:16-19).

Hubungan antara Yesus Kristus dengan Tuhan (Elohim) merupakan hal yang paling menyakiti hati umat Muslim dan merupakan masalah bagi Allah sendiri. Apakah Yesus Putera Elohim? Dapatkah Tuhan berputera? Alkitab menjawab “Ya”. Allah menjawab “Tidak”.

Karena umat Kristen bersikeras menyatakan bahwa Yesus adalah Putera dari Tuhan yang hidup, Alquran kemudian menyatakan, “Dilaknati Allah-lah mereka … ! (Surat 9:30).

Umat Muslim yang meyakini pernyataan Alquran pasti tidak mungkin percaya bahwa Yesus adalah putera Tuhan. Seseorang mungkin akan bertanya: Apakah Muhammad yang secara pribadi mengembangkan suatu kebencian terhadap kebenaran mendasar dari keimanan Kristen atau apakah Allah yang memberinya inspirasi untuk melakukan hal itu?

Seseorang berpendapat bahwa, pada mulanya, Muhammad mempunyai maksud baik namun dia merasa putus asa karena dia dikuasai oleh jin jahat yang menipunya dan mendorongnya untuk menentang keilahian Yesus Kristus serta eksistensiNya sebagai Putera Elohim.

Contohnya, Allah yang menjadi sesembahan orang-orang Mekah pada zaman pra-Islam dikenal sebagai Allah yang mempunyai beberapa putera dan puteri. Muhammad mungkin merasa bahwa hal tersebut merupakan hal yang tidak pantas bagi Sang Pencipta. Barangkali itulah sebabnya mengapa Alquran menyatakan: “Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri” (Surat 6:101)

Nampaknya ajaran paganisme Mekah yang meyatakan bahwa Allah mempunyai putera dan puteri itulah yang ditentang oleh Muhammad sehingga berdasarkan hal tersebut, ketika Muhammad mendengar bahwa Tuhan umat Kristen yang Maha Kuasa itu juga mempunyai putera, dia serta merta menyatakan bahwa ide Tuhan sebagai Bapak (maksudnya Tuhan yang mempunyai anak) merupakan doktrin agama yang menyeleweng dari ajaran aslinya.

Satu hal lagi yang membingungkan yang muncul di kalangan masyarakat pada zaman Muhammad yaitu berkembangnya doktrin tentang pemujaan terhadap Maria yang tersebar luas antara abad ke 5 sampai menjelang akhir abad ke 7 sesudah Masehi. Mazhab/sekte ini menganut paganisme yang mempercayai bahwa sang pencipta mempunyai seorang isteri yang disebut Venus atau Al-Zahrah yang mereka anggap sebagai “Ratu Surga” dan mereka berdua mempunyai anak. Ketika orang-orang tersebut di kemudian hari bertobat (lebih tepat disebut beralih agama) dan masuk Kristen, mereka memasukkan doktrin tentang pemujaan Maria tersebut ke dalam gereja dengan menganggap Maria (Magdalena) sebagai Venus atau Al-Zahrah, “Sang Ratu Surga”, dan Yesus sebagai sang Putera. Mereka memuja dan menyembah Maria sebagai seorang dewi, itulah sebabnya mereka disebut sebagai penganut Marianisme.

Umat Kristen yang sejati memandang doktrin tersebut sebagai suatu doktrin yang berbahaya, lalu mereka berjuang untuk menyingkirkan pengaruh bidat ini dari tubuh gereja dan mengucilkan para penganutnya. Menjelang akhir abad ke 7 sesudah Masehi, sekte ini lenyap dari muka bumi. Setelah sekte tersebut lenyap muncullah agama Islam. Itulah sebabnya dalam Alquran tertulis bahwa Trinitas Kristen mencakup Tuhan sebagai Bapa Surgawi, Maria dan Yesus (Surat 5). Ada beberapa kemungkinan hal tersebut terjadi, kemungkinan pertama Muhammad menyadur dan menganggap doktrin Marianisme sebagai doktrin Trinitas (padahal sebenarnya Marianisme dan Trinitas adalah dua hal yang berbeda) atau kemungkinan lain dia mengabaikan semua yang diimani oleh umat Kristen mengenai Trinitas Suci dan khususnya eksistensi Yesus sebagai Putera Elohim. Kebingungan Muhammad mengenai hal tersebut bertambah besar manakala dia melihat kenyataan bahwa Maria juga dipuja oleh umat roma Katolik. Bidat Nestoria dan Arian juga berkembang di antara umat Kristen pada zaman Muhammad, dan semuanya ini menambah kumulasi kebingungannya.

Namun kami harus berhati-hati untuk tidak menarik kesimpulan secara tergesa-gesa. Masalah tersebut lebih kompleks daripada sekedar perkiraan-perkiraan di atas. Bukti bahwa penolakan Muhammad terhadap eksistensi Yesus sebagai Putera Elohim yang semata-mata diperoleh atas dasar asumsi bahwa dia menyadur dari doktrin orang-orang Mekah dan doktrin Marianisme masih terlalu dini untuk dapat diandalkan. Kita baru dapat menyarankan kesimpulan semacam itu manakala kita telah mempelajari catatan-catatan sejarah secara cermat. Dari pernyataan Alquran sendiri terbukti bahwa, selain dari alasan adanya penyembah-penyembah berhala di kota Mekah, Muhammad memang pada dasarnya bermaksud menentang Kekristenan alkitabiah karena dianggapnya sebagai kafir. Menyembah Yesus sebagai Putera Elohim nampaknya sebagai suatu bentuk perbuatan menyembah berhala (menurut pandangan Muhammad). Umat Muslim saat ini juga mempunyai pandangan yang sama dengan pandangan Muhammad dalam kasus Yesus sebagai Putera Elohim tersebut di atas. Ide sebagai Inkarnasi tidak terjangkau oleh pikiran Muhammad. Dan sampai sekarang umat Muslimpun juga tidak bisa membayangkannya.

Problema kedua adalah masalah inspirasi/ilham. Jika Muhammad memaksakan pendapatnya bahwa Allah-lah yang berbicara melalui dirinya, kami harus mempermasalahkan hal itu dengan serius. Jika Muhammad menyatakan bahwa dia diberi ilham oleh Allah untuk menentang kepercayaan Kristen atas keilahian Yesus, kita dapat mulai meneliti pokok persoalan tersebut dari perspektif ini.

Jika Allah benar-benar “Maha Bijaksana, Maha Tahu” sebagaimana yang secara berulang-ulang dinyatakan dalam Alquran, Allah tentunya juga mengetahui apa yang sesungguhnya diajarkan oleh keimanan Kristen. Misalnya Allah harus tahu bahwa doktrin Kristen mengenai Trinitas tidak melibatkan Maria di dalamnya. Allah tentunya juga tahu bahwa doktrin Trinitas mencakup Tuhan sebagai Bapa Surgawi, Sang Putera, dan Roh Kudus; dan bukan Bapa, Maria, dan Yesus seperti yang diindikasikan dalam Alquran (baca Surat 5).

Dari sudut pandang Alquran, problema yang dihadapi Allah sesembahan Muhammad tidak ada yang melebihi problema mengenai Trinitas terutama eksistensi Yesus sebagai Putera Elohim. Dia sangat membenci hal tersebut. Dalam Surat 19:88-89, kami membaca: “Dan mereka berkata: Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak! Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar!” Surat 112 menyatakan: “Katakanlah: Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah tempat meminta. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia”. Surat 112 ini umumnya dianggap oleh umat Muslim sebagai surat kunci.

Tidak layak bagi Allah mempunyai anak (hal ini berarti bahwa umat Kristen menghujat Allah manakala mereka menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah). Maha Suci Dia (Ditinggikan kiranya Allah di atas segala makhluk). Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya (maksudnya kepada sesuatu, maka Dia ditetapkannya itu): “Jadilah”, maka jadilah ia (Surat 19:35).

Ada beberapa ayat lain dalam Alquran yang isinya menolak secara terang-terangan eksistensi Yesus sebagai Putera Elohim baik dengan istilah yang keras maupun yang halus. Memuja Yesus sebagai Putera Elohim merupakan dosa yang tidak dapat diampuni bagi umat Muslim dan mereka menyebutnya “Syirik”. Hal tersebut sangat menjengkelkan, menusuk perasaan, mengganggu, dan memuakkan mereka. Mereka tidak dapat membayangkan hal tersebut, pokoknya tidak mungkin dan tidak bisa.

Ada hal-hal tertentu dalam diri Tuhan yang tidak dapat dibayangkan oleh akal manusia dan oleh karena itulah Tuhan disebut “ajaib”. Tuhan tidak lagi menjadi Tuhan manakala hakikatNya sebagai Tuhan dan segala sesuatu yang dapat dibuatNya hanyalah sebatas yang dapat dipikirkan secara logis oleh manusia biasa.

Allah menyatakan dalam Alquran: “… orang Nasrani berkata: Al Masih itu putera Allah … Dilaknati Allah-lah mereka: bagaimana mereka sampai berpaling?” (Surat 9:30).

Sudah pasti tidak ada satupun laknat atau pujian yang dapat memberi dampak terhadap orang Kristen yang percaya pada Alkitab dan telah dilahirkan baru, dan mungkin karena itulah umat Muslim kemudian melakukan tindakan kekerasan bersenjata untuk melawan umat Kristen. Kami tidak menyesal mengakui bahwa Yesus adalah Putera Allah (catatan: istilah yang digunakan di sini yaitu Yesus Putera Allah, penyebutan Allah di sini semata-mata karena kutipan yang diambil adalah dari Alquran yang tidak mengenal nama Yahweh/Elohim, sehingga dengan demikian sesuai dengan pernyataan Alquran yang asli). Sungguh sangat sulit membayangkan Allah (sesembahan umat Muslim) memperanakkan “Putera Perdamaian” atau Yesus Kristus yang ‘lemah lembut dan rendah hati”.

Namun, marilah kita lihat lebih lanjut apakah pengakuan kami atas keilahian Yesus tersebut logis. Alkitab berkata, “Tuhan adalah Roh”. Alquran menyatakan, “Dan (ingatlah kisah) Maryam (Maria) yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)-nya roh (roh) dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam” (Surat 21:91). Jika Tuhan adalah Roh dan Yesus adalah Roh Tuhan (dan kita setuju bahwa roh dan tubuh memang berbeda tapi satu), kita tentunya tidak perlu lagi suatu modus tollendo ponem atau suatu logika kompleks untuk menyimpulkan bahwa Yesus adalah satu dengan Tuhan. Kita juga harus ingat bahwa nama lain yang Tuhan berikan kepada Yesus kurang lebih 700 tahun sebelum Dia dilahirkan secara badani ke dalam dunia adalah Immanuel, yang artinya “Tuhan beserta kita”.

Yesus tidak menjadi seperti eksistensiNya yang sebenarnya karena Dia dilahirkan melalui Maria. Dia ada sebagaimana Dia ada sebelum dunia ada. Dia hanya menjelma menjadi manusia, maksudnya mengambil rupa manusia karena Dia ingin menyelamatkan dunia (catatan: eksistensi Yesus yang sebenarnya adalah roh). Yesus berasal dari Tuhan. Ketika Yesus turun ke dunia Dia berkata: “Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki, tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku” (Ibrani 10:5). Dia turun dari surga hanya untuk masuk ke dalam tubuh Maria.

Selanjutnya, Alkitab menyatakan bahwa Yesus adalah firman tuhan: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Tuhan dan Firman itu, adalah Tuhan. … Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaannya yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yohanes 1:1-14).

Surat 3:45 menyatakan: “Ingatlah, ketika Malaikat berkata, ‘Hai Maryam (Maria), sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat yang datang daripadaNya, namanya Al Masih (Yesus Kristus), putera Maryam (Maria)’”. Namun oleh karena banyak komentator Muslim tidak mau mempercayai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan keilahian Yesus, mereka mengemukakan bahwa istilah ‘Kalimat/Firman’ hanya semata-mata suatu perintah/keinginan Tuhan, yang berarti “jadilah”. Tetapi ilmuwan-ilmuwan Islam seperti Al Shaikh Muhyl Al Din Al Arabi memahami dengan baik.1 Al Arabi menyatakan bahwa kata bahasa Arab yang diterjemahkan dengan istilah “yang” tersebut adalah “ismihi”. “Ismihi” adalah kata ganti orang berjenis kelamin laki-laki. Itulah sebabnya terjemahahan bahasa Inggris telah menggunakan istilah dengan tepat yaitu kata ganti orang “yang”. Kata ganti orang “yang” menunjukkan bahwa Firman/Kalimat yang dibicarakan adalah sebuah pribadi. Sarjana Muslim yang ternama Al’ Arasi menulis: “Firman itu merupakan perwujudan Tuhan … dan Firman itu adalah pribadi yang bersifat Ilahi”.

Jadi, kalau Firman adalah sebuah pribadi dan Firman itu Tuhan, dan Firman itu menjadi manusia, hal tersebut berarti Tuhan menjadi manusia. Ini berarti bahwa masalahnya bukanlah Yesus, seorang manusia yang menjadikan diriNya sendiri Tuhan atau orang-orang Kristen yang ingin membuat Yesus menjadi Tuhan, tetapi jelas bahwa Tuhan sendiri yang menghendaki DiriNya menjelma menjadi Yesus, dan kemudian memberi predikat kepada Yesus sebagai AnakNya, Kristus Tuhan.

Surat 6:101, seperti yang telah dikutip sebelumnya, memberi kita informasi sebagai berikut: “Dia pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri?”. Perhatian kita harus dicurahkan dengan cermat dalam melihat fakta bahwa yang mengucapkan ayat ini dapat diindikasikan sebagai seorang pribadi bukan Tuhan (maksudnya: yang mengucapkan ayat tersebut adalah manusia biasa, bukan Allah) … padahal umat Muslim mengklaim bahwa semau kata-kata dalam Alquran diucapkan oleh Allah.

Tetapi dalam Hadis Kudsi, ucapan Allah dikutip sebagai berikut, “Orang kaya adalah agen-agenku dan orang-orang miskin adalah para anggota keluargaku (anak-anakku)”.2 Pernyataan etsrebut jelas menunjukkan bahwa klaim umat Muslim yang menyatakan bahwa Hadis hanya berisi perbuatan-perbuatan Muhammad sedangkan Alquran berisi kalimat-kalimat Allah ternyata tidak benar.

Sementara itu penulis Alquran menyatakan, “Karena Dia (Allah) tidak mempunyai isteri”. Tetapi dalam Hadis, Allah sendiri berbicara mengenai “keluargaku”. Bagi umat Kristen, pernyataan “mempunyai sebuah keluarga” tidak harus berarti seorang suami yang mempunyai seorang isteri, anak-anak, menantu-menantu, dan lain-lain. Kami memahami bahwa keterangan dalam Hadis tersebut hanya sekedar merupakan metaforis. Jadi, kalau dalam kitab-kitab suci mereka tercantum pernyataan seperti tersebut di atas, mengapa umat Muslim demikian keras menolak ide mengenai Tuhan umat Kristen yang mempunyai seorang Putera? Mengapa mereka secara naïf membayangkan eksistensi Yesus sebagai Putera Elohim hanya sebatas nuansa biologis saja?

Oleh Karena itu, kami ingin menekankan bahwa Tuhan adalah Bapa dari Yesus Kristus, bukan dalam arti biologis, juga bukan dalam arti seperti yang ditulis dalam Hadis, melainkan dalam arti spesial dan unik yang melampaui segala akal/pemahaman manusia. Karena Yesus adalah Putera Elohim, Dia secara hakiki adalah Tuhan (Elohim). Tuhan mendeklarasikan bahwa Yesus adalah PuteraNya, dan kami lebih baik mempercayai saja dari pada menalarnya. Sungguh merupakan suatu kesombongan dan arogansi kalau seseorang memaksakan diri untuk memahami segala hal terlebih dahulu sebelum dia menerima kenyataan mengenai segala hal tersebut. Ketika kami menerima kebenaran Kristen dengan iman, pada saat itulah roh kami mendapatkan penerangan mengenai kebenaran Kristen tersebut. Seperti yang dikatakan oleh filosof Anselm, apa yang dapat saya katakan hanyalah: credo ut intelligam (artinya saya, emmpercayai agar saya dapat memahami). Yesus berkata, “Barangsiapa mau melakukan kehendakNya, ia akan tahu entah ajaranKu ini berasal dari Tuhan, entah Aku berkata-kata dari diriKu sendiri” (Yohanes 7:17).

Hal tersebut berarti bahwa keilahian Yesus sebagai Putera Elohim tidak perlu harus merupakan sebuah doktrin yang dapat dibuktikan secara logika, dan seharusnya memang tidak perlu demikian. Kami mempercayainya karena Tuhan mengatakan demikian, dan itulah penyelesaiannya. Namun sebaliknya, hal tersebut bukan pula berarti bahwa doktrin itu tidak masuk akal, sebagaimana yang telah kami kemukakan. Dengan makian yang memedihkan, banyak orang Muslim menyatakan kepada kami, “Perhatikan, anda tidak menggunakan nalar, murid sekolah taman kanak-kanak yang biasa-biasa saja mengetahui ilmu hitung sederhana bahwa 1 + 1 + 1 = 3 dan bukan 1”. Kami setuju bahwa 1 + 1 + 1 = 3; tetapi itu hanya berlaku dalam ilmu hitung sederhana murid-murid sekolah taman kanak-kanak. Dalam ilmu matematika, fisika, dan logika tingkat tinggi, 1 + 1 + 1 BISA jawabnya adalah 1. Jika umat Muslim memang benar-benar berpikiran terbuka untuk menerima logika/penalaran, mereka pasti tidak akan menganggap doktrin Trinitas mengingkari logika/penalaran. Jenderal Babangida dari Nigeria yang berasal dari keluarga Muslim saja menulis: “Penegasan dan kelonggaran yang diungkapkan oleh umat Muslim bahwa Yesus Kristus benar-benar dilahirkan oleh seorang perawan sesungguhnya telah membuka pintu bagi beberapa kemungkinan. Dua di antara kemungkinan-kemungkinan tersebut adalah keilahian Yesus Kristus dan eksistensi Yesus sebagai Putera Elohim”. Ilmu filsafat mengakui bahwa boleh jadi banyak di dalam satu dan satu memanifestasikan banyak elemen seperti halnya dalam ilmu matematika yang mengajarkan bahwa suatu himpunan terdiri dari kelas-kelas dan sub-sub himpunan. Tubuh manusia adalah contoh yang sempurna untuk mengekspresikan banyak di dalam satu dan satu memanifestasikan banyak unsur sebagaimana yang berlaku dalam ilmu filsafat dan ilmu matematika.

Sementara pernyataan Jenderal Ibrahim Babangida tersebut di atas menunjukkan adanya sikap keterbukaan dan toleransi, Alkitab mengajarkan kita bahwa urusan mengenai Pribadi dan Pelayanan Yesus Kristus harus diselesaikan di dalam hati dan kehidupan masing-masing individu selagi individu-individu tersebut masih hidup di dunia. Sekaranglah saatnya untuk menemukan kebenaran tersebut, karena terlambatlah sudah dan menyesalpun tidak ada gunanya kalau kita baru menemukannya pada Hari Pengadilan Akhir Zaman yang siap menetapkan hukuman kekal bagi diri kita. Tuhan memang memberi kita kepintaran untuk menalar selagi kita masih berada di dunia. Ketika manusia mengabaikan penalaran, mereka memberi peluang bagi suatu tindakan emosional; itulah sebabnya keimanan mereka harus dikaji secara kritis (penuh penalaran). Namun sekalipun demikian Tuhan juga tidak menghendaki kita hanya menggunakan penalaran dalam memahami/menghayati FirmanNya. Pengetahuan kita dalam pikiran harus dapat menuntun/ membawa kita untuk menerima iman yang menyelamatkan ke dalam hati kita yang pada gilirannya akan membawa kita kepada perubahan hidup (membawa kita kepada pertobatan) sekarang juga. Homer Duncan, pensiunan penulis Amerika beragama Kristen menyatakan bahwa ribuan orang tidak bisa masuk surga hanya karena beberapa inci. Yang dia maksud adalah jarak dari kepala (yang digunakan untuk bernalar) ke hati (yang digunakan untuk beriman).

Menurut Alkitab, Tuhan menciptakan manusia menurut gambarNya. Berbicara mengenai Trinitas, pada hakikatnya Tuhan juga membuat manusia dalam eksistensi trinitas yaitu roh, jiwa, dan tubuh, yang masing-masing berbeda satu sama lain tetapi dalam maujud satu. Hal tersebut sungguh luar biasa. Kalau hakikat manusia (sang ciptaan Tuhan) saja sudah merupakan misteri apa lagi hakikat Tuhan (Sang Pencipta) itu sendiri.

Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: Tuhan yang telah menyatakan diriNya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diriNya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan, yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan” (1 Timotius 3:16).

Pernyataan tersebut merupakan ringkasan dari segenap Alkitab Perjanjian Baru. Tuhanlah yang mengirim malaikat Gabriel untuk memberi kabar kepada maria. “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Tuhan Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Putera Elohim” (Lukas 1:35).

Enam ratus empat puluh tahun kemudian, Muhammad menyatakan bahwa seorang malaikat yang disebut Jibril mendatanginya dengan sebuah pesan dari Allah bahwa Yesus sebenarnya tidak seperti apa yang dikatakan Alkitab. Yesus sebetulnya hanyalah seorang nabi yang baik. Pertanyaannya adalah: Jibril yang mana dan Jibril utusan siapa yang mendatangi Muhammad? (Muhammad juga mengatakan bahwa Roh Kudus adalah Malaikat Jibril. Sebutlah hal tersebut membingungkan kalau anda mau).

Sebelum Muhammad datang denagn membawa pesan-pesannya, Rasul Paulus telah memperingatkan kita agar berhati-hati: “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari surga yang memberitakan kepada kamu suatu Injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia” (Galatia 1:8).

Alasannya adalah bahwa hanya malaikat utusan setan sajalah yang dapat mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telah Tuhan katakana dengan suaraNya sendiri dari surga dan didengar oleh banyak saksi ketiak Tuhan mendeklarasikan : “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkena” (Lukas 3:22). Betul sekali, Tuhan mendeklarasikan Yesus sebagai PuteraNya. Tetapi Allah dan Muhammad mengatakan bahwa Yesus bukan Putera Elohim dan bahwa Kitab Suci yang menyatakan bahwa Yesus adalah Putera Elohim adalah Kitab Suci yang telah diselewengkan. Alkitab menyatakan, “ … Tuhan adalah benar, dan semua manusia pembohong … “ (Roma 3:4).

Seorang Muslim sejati yang percaya pada Alquran tidak mungkin percaya bahwa Tuhan sudah menjadi sedemikian tidak berdayanya sehingga Dia membiarkan Kalimat/FirmanNya diselewengkan/dirubah. Menurut Surat 6:34 dan Surat 10:64, tak ada seorangpun yang dapat merubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Tuhan mengontrol FirmanNya. Segala sesuatu yang dikatakan Alkitab tentang Yesus adalah benar. Tidak ada yang tidak benar, dan tidak ada fakta yang dirubah.

Para kritikus Muslim, yang mengomentari berbagai versi terjemahan Alkitab yang ada saat ini, berpura-pura tidak tahu bahwa Alquran sendiri juga sudah diterjemahkan dalam kurang lebih 50 versi yang berbeda. Dalam menulis buku ini, saya (pengarang) telah membaca paling sedikit enam versi terjemahan Alquran yang dapat diterima oleh sebagian besar umat Muslim.

Satu-satunya alasan mengapa umat Muslim mengklaim bahwa Alkitab diselewengkan yaitu karena Alkitab berbicara mengenai keilahian Kristus. Mereka menyatakan bahwa mereka tidak mungkin sujud di hadapan “Manusia dari Galilea itu”. Alasan mereka: karena Yesus adalah manusia ciptaan Tuhan seperti halnya dengan Adam (Surat 3:59) dan Dia juga bukan Putera Allah. Marilah kita terima pernyataan tersebut untuk keperluan menyampaikan argumentasi dalam alinea berikut ini.

Paling sedikit ada tujuh Surat dalam Alquran yang menyatakan bahwa ketika Adam diciptakan, Allah memerintahkan para malaikat untuk sujud dan menyembah kepada Adam. “Kami berfirman kepada para malaikat, ‘Sujudlah kamu kepada Adam, dan bersujudlah mereka kecuali iblis: ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir” (Surat 2:34; Surat 7:11; Surat 15:29-35; Surat 17:61-62; Surat 18:50; Surat 20:116 dan Surat 38:71-74). Dengan kata-kata lain, hal yang menyebabkan iblis disebut kafir adalah penolakannya untuk sujud kepada Adam. Dalam Surat 15 dan 38, Allah menjatuhkan kutukan kepada iblis atas kesombongannya. Pertanyaannya adalah: Seandainya umat Muslim sudah ada di dunia pada saat itu, apakah mereka juga akan tunduk kepada Adam? Kalau mereka tunduk kepada Adam, apakah hal tersebut merupakan sikap yang Islami? Itulah tugas mereka untuk mencari jawabannya.

Dalam 1 Korintus 15:45,47, Alkitab menyatakan bahwa Yesus adalah Adam yang akhir (walaupun bukan seperti dalam pengertian Islam). “Seperti ada tertulis: ‘Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup’, tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari surga”. Tidak seorangpun dari umat Muslim yang jujur dapat menyangkal klaim-klaim Alkitab tersebut. Adam adalah tanah. Sedangkan menurut Alquran, Yesus Kristus bukan diciptakan dari tanah, tetapi dari Firman/Kalimat Allah (khalimatullah) dan suatu roh dari Allah. Alquran menyebutkan bahwa Allah meniupkan rohNya ke dalam tubuh Yesus (Surat 21:91). Pertanyaan kami: Apakah Roh Allah terpisah dari eksistensi Allah atau merupakan bagian dari eksistensiNya? Apakah roh tersebut suci atau tidak. Lagi-lagi pertanyaan tersebut merupakan tugas mereka untuk mencari jawabannya.

Jadi, jika Adam pertama yang hanya berasal dari tanah saja harus disembah, bahkan oleh malaikat sekalipun, tidak pantaskan Adam terakhir (Yesus), yang berasal dan diberi hidup oleh Roh Allah sendiri, untuk disembah? Oleh Karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menyatakan bahwa jika umat Muslim menolak untuk bersujud di hadapan Adam terakhir (Yesus), itu berarti mereka telah bersekutu dengan pemberontak dan sama sombongnya dengan iblis, dan mereka ada di bawah baying-bayang kutukan seperti yang dialami setan.

Memang ada beberapa orang Muslim yang menyatakan bahwa mereka sebetulnya percaya pada Yesus Kristus. Namun pernyataan semacam itu belum dapat dikatakan bahwa mereka percaya dalam arti yang sesungguhnya (seperti yang dikehendaki Alkitab). Apa yang mereka percaya mengenai Yesus? Maksudnya, mungkin saja mereka percaya bahwa Yesus itu adalah seorang manusia dari Galilea, salah seorang dari para nabi Tuhan, guru besar yang selalu berbicara dengan menggunakan perumpamaan-perumpamaan, seorang baik yang memperlakukan tetangganya dengan benar dan baik, seorang yang dapat memproduksi roti dan menunjukkan berbagai tanda-tanda ajaib. Ya, mungkin saja seseorang mempercayai semua hal tentang Yesus seperti tersebut di atas, namun kalau hanya sampai sebatas itu saja percayanya, dia akan kehilangan momentum untuk memperoleh keselamatan yang ditawarkan Yesus. Apabila anda adalah seorang Muslim, iblis memang menghendaki agar anda mempercayai segala hal yang tertulis dalam Alkitab kecuali eksistensi Yesus Kristus sebagai Putera Elohim dan keilahianNya.

Pada suatu hari Yesus bertanya kepada murid-muridNya, “Kata orang, siapakah Anak manusia itu?” . Jawaban atas pertanyaan tersebut sangat penting karena keselamatan kita tergantung dari jawaban kita itu. Seorang Muslim akan menjawab, “Dia adalah salah satu utusan Allah yang penuh kuasa, tidak lebih dari itu; dengan jawaban seperti itu sudah jelas dia telah kehilangan momentum untuk memperoleh keselamatan yang ditawarkan Yesus. Yesus jauh lebih hebat daripada sekedar seorang nabi (utusan Tuhan). Simon Petrus menjawab: “Engkau adalah Mesias, Putera Elohim yang hidup!” (Matius 16:16), dan Yesus berkata kepada Simon Petrus: “Berbahagialah engkau Simon sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang ada di surga”. Apabila seorang Muslim menghadapi masalah dalam hal ini, dia dapat berdoa dan mohon kepada Tuhan untuk membuka hati dan pikirannya untuk memahami hal tersebut. Dalam Injil Yohanes tercatat, “supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Putera Elohim, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam NamaNya” (Yohanes 20:31).

Percaya Yesus berarti percaya pada NamaNya; dan NamaNya berarti ‘Yahweh keselamatan kita’ atau ‘juruselamat kita’. Jadi seorang Muslim yang tidak percaya bahwa Yesus adalah keselamatan manusia tidak dapat dikatakan bahwa dia percaya pada Yesus. Keselamatan berarti percaya pada Nama Yesus; dan itu adalah nama yang berbicara tentang keilahianNya.

Alkitab menyatakan, “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu” (Kisah Para Rasul 16:31). Hal tersebut berarti bahwa anda tidak cukup hanya sekedar percaya tentang Yesus, tetapi harus percaya pada seluruh eksistensi Tuhan Yesus Kristus. Itulah iman yang dapat memancarkan hal-hal yang di luar jangkauan pikiran manusia yaitu iman yang dapat merubah hati anda dan membuat anda dibenarkan di hadapan Tuhan. Kepercayaan anda kepada eksistensi Yesus Kristus sebagai juruselamat membuat anda diperkenankan oleh Tuhan. Sebaliknya penolakan anda berarti suatu kesombongan (ingatlah akibat yang akan ditimbulkan oleh karena kesombongan).

Sekarang, jika anda adalah seorang Muslim, apakah anda ingin mendapat perkenan Tuhan atau anda tetap ingin hidup dalam dosa-dosa anda dan hanya bergantung kepada kemampuan daya pikir anda yang sangat terbatas itu? Apakah anda mengetahui apa yang dikatakan Yesus Kristus mengenai masalah ini? Yesus berkata, “ … sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu” (Yohanes 8:24). “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam surga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Tuhan lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Tuhan tentang PuteraNya. Barangsiapa percaya kepada Putera Elohim, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Tuhan, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Tuhan tentang PuteraNya. Dan inilah kesaksian itu: Tuhan telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam PuteraNya. Barangsiapa memiliki Putera, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Putera, ia tidak memiliki hidup” (1 Yohanes 5:7,9-12).



















Friday, July 17, 2009

BAB IV - PEPERANGAN KRISTEN (GJO Moshay)

Kekristenan adalah peperangan. Tetapi peperangan Kristen berawal dan berakhir pada Salib kristus, dan kemenangan di umumkan pada saat kebangkitanNya.


Penyair Arab terkenal, Ahmad Shawgi membuat umat Muslim di dunia menjadi tersipu-sipu ketika dia menulis dalam satu karyanya mengenai bagaimana Yesus berperang dan menang dengan menggunakan cara yang berbeda dengan umat Muslim. Dia mengatakan salib, terbuat dari kayu bukan terbuat dari besi dengan ke dua sisi yang tajam. Berbicara mengenai salah satu puisinya yang lain di mana dia mengungkapkan penghormatan terakhir kepada Kristus pada suatu upacara Natal, dia mengatakan sebagai berikut : “ Isa, jalan, belas kasihan, dan kasihMu, adalah murni di antara umat manusia, dan damai seperti seekor merpati. Engkaulah bukan orang yang menumpahkan darah, juga bukan orang yang mengabaikan orang lemah / dan miskin dan juga bukan orang yang melantarkan anak yatim piatu”.


Satu hal yang perlu di ketahui yaitu bahwa kami adalah hamba-hambaTuhan alkitabiah (Yahweh). Kami tidak punya banyak musuh, kami hanya punya satu musuh besar yaitu setan, dan dia telah dikalahkan oleh Salib dan kebangkitan Yesus. Makluk-makluk yang lain baik umat manusia maupun roh-roh jahat – hanyalah pesuruh dan agen-agen setan, dan kami tahu cara terbaik untuk menghadapi mereka. Menurut Injil Yesus Kristus, Putera Tuhan, “ …… seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah dengan semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya “ ( 2 Timotius 2 : 26 – 28 )


Kami menghadapi orang-orang yang diikat setan bukan dengan berkelahi. Kenyataan bahwa kami tidak berkelahi itu bukan semata-mata karena kami memang diajari untuk tidak berkelahi secara fisik namun yang terutama adalah karena kami “ memiliki pikiran Kristus “ ( 1 Korintus 2 : 16 ). Alquran sendiri telah mengakui bahwa orang Kristen ( Nasrani ) adalah orang yang selalu bersahabat terhadap sesamanya bahkan terhadap musuh-musuh mereka, yang beragama Islam ( Surat 5 : 82 – 85 ). Kami terpanggil untuk berbuat demikian. Itu bukan merupakan suatu kelemahan. “ Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar” ( Matius 5 : 45 ). Tuhan kami adalah Tuhan yang penuh kasih, dan menurut Alkitab, “kasih Tuhan telah dicurahkan didalam hati kita oleh Roh Kudus” ( Roma 5 : 5 ) pada saat kita bertobat dan menerima Yesus sebagai juruselamat kita. Kasih semacam ini tidak bisa dipalsukan / ditiru dan tidak dapat diterima oleh siapapun kecuali orang yang telah dilahirkan baru oleh Roh. Walaupun umat Muslim dapat meniru / memalsukan banyak hal yang sesungguhnya hanya terdapat di dalam keimanan Kristen, mereka tidak mampu memalsukan / meniru kasih semacam yang telah kami miliki ini. Halelluyah!


Yesus berkata kepada beberapa orang yang relegius : “ Apa yang kulihat pada Bapa, itulah yang ku katakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari Bapamu. Jawab mereka kepadaNya :’Bapa kami ialah Abraham’. Kata Yesus kepadaNya :’Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham tentulah kamu yang mengerjakan pekerjaan yang di kerjakan oleh oleh Abraham. Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Tuhan’. Pekerjaan yang demiakian tidak di kerjakan oleh Abraham. Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri’. Jawab mereka :’Kami tidak di lahirkan dari zinah.Bapa kami satu yaitu Tuhan’.Kata Yesus kepada mereka :’ Jikalau Tuhan adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab aku keluar dan datang dari Tuhan. Dan aku datang bukan atas kehendakKu sendiri,melainkan Dialah yang mengutus Aku. …………Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabilah aia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri sebab dia adalah pendusta dan bapa segala dusta “ ( Yohanes 8 : 38 – 42, 44 ).


Alkitab juga memang berbicara tentang perjuangan dan berperang. Tetapi sangat jelas di katakan dalam Alkitab bahwa “ Perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging (secara fisik), tetapi melawan pemerintah-pemerintah, dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara” dan oleh karena itu, “ senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi ( senjata duniawi adalah senjata buuatan manusia seperti cerurit, pedang, bedil,pisau, korek api dan bensin busur dan anak panah ), melainkan senjata yang di perlengkapi dengan Kuasa Tuhan, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng “ ( Efesus 6 : 12 dan 2 Korintus 10 : 4 )


Selama terjadi krisis keagamaan di Nigeria Utara salah satu berita memberi kesan seolah-olah umat Muslim dan umat Kristen berperang. Asumsinya bahwa kedua golongan tersebut terlibat dalam perkelahian Berita tersebut jelas jauh dari kebenaran. Jika umat Kristen benar-benar memberikan reaksi perlawanan, sudah pasti peperangan baru yang akan terjadi. Umat Kristen kadang-kadang menyampaikan protes secara verbal, tetapi yang jelas Tuhan Yesus mengajarkan kepada kami bahwa apabila seseorang menampar pipimu yang satu berikan juga dia menampar pipimu yang satu lagi, dan ajaran Yesus tersebut menjadi pedoman bagi kami, bagaimana untuk bersikap dalam menghadapi setiap provokasi yang di lontarkan terhadap kami. Tuhanlah yang membuat musuh-musuh kami berperang melawan mereka sendiri, kemudian menyelamatkan sebagian dari mereka (musuh-musuh kami ) untuk masuk dalam kerajaanNya. Dan kami bersyukur kepada Tuhan atas apa yang telah Tuhan lakukan di Nigeria Utara saat ini yang membuahkan pertobatan-pertobatan dari sebagian umat Muslim (orang-orang Muslim yang menerima Yesus sebagai juruselamat mereka ).


Kami tidak pernah terpengaruh oleh pamflet-pamflet, video-video dan kaset-kaset Islam yang provokatif yang disampaikan oleh Deedat dan murid-muridnya di berbagai tempat. Kami percaya bahwa kami tidak perlu membela kebenaran. Kebenaran sudah jelas selalu menang.


Ya kami, menang tanpa berkoar-koar dan tanpa senjata-senjata fisik. Rasul Paulus menyebutkan bahwa seluruhnya ada enam perlengkapan rohani yang harus digunakan oleh orang-orang Kristen dalam perjuangan mereka yaitu : ikat pinggang kebenaran yang di lilitkan pada pinggang kita dan baju zirah keadilan (kesucian) yang kita kenakan; kasut kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera yang kita kenakan pada kaki kita. Selain itu, perisai iman yang harus kita gunakan dalam segala keadaan agar dengan perisai tersebut kita dapat memadamkan semua panah api dari si Jahat (ajaran-ajaran sesat dan membahayakan ) yang dapat merusak iman kita. Ketopong keselamatan serta pedang roh, yaitu Firman Tuhan, dan berdoalah setiap waktu di dalam Roh (Efesus 6 : 10 – 18). Perlengkapan perang yang di bayangkan di sini, adalah perlengkapan perang dari seorang tentara Romawi, tetapi dari konteks tersebut di atas nampak jelas bahwa tidak satupun senjata tersebut bersifat fisik, semua senjata bersifat spiritual.


Yesus Kristus menegur Petrus yang menggunakan sebuah pedang yang kasat mata ( pedang yang terlihat secara fisik ) dalam usahanya membela Yesus, dan kemudian Yesus mengembalikan telinga yang telah putus itu ke tempatnya semula, kejadian itu menyadarkan Petrus bahwa sikap Yesus yang tidak mau berjuang / berperang secara fisik tersebut bukan berarti bahwa Yesus bersikap lemah. Hal tersebut dilakukan Yesus karena Yesus tahu betul senjata-senjata orang Kristen dalam berperang adalah KEKUATAN KEKUASAAN TUHAN, dan oleh karenanya, senjata umat Kristen jauh lebih hebat dari pada senjata / benda-benda fisik manapun. Selain itu, tujuan Tuhan Yesus menyerahkan diriNya sendiri untuk dibunuh adalah untuk menunjukkan kepada para pengikutNya bahwa perbuatan itulah yang menyebabkan Tuhan Bapa surgawi mengasih Yesus jadi bukan karena musuh-mushNya lebih kuat dari Dia. Perhatikan kata-kata Yesus berikut ini : “ Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawaKu untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambi nya dari padaKu, melainkan Aku memberikannya menurut kehendakKu sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Itulah tugas yang Kuterima dari Bapaku “ ( Yohanes 10 : 17 – 18 ). Tuhan Yesus mengungkapkan hal tersebut jauh-jauh dari sebelum Dia meninggal dunia.


Bagaimana Mengenai Perang Salib ?

Kami tidak mengingkari sejarah mengenai Perang Salib yang berlangsung mulai tahun 1096 sampai awal abad ke 13 untuk merebut kembali Jurusalem dari perbudakan Arab dan umat Muslim Turki. Perang tersebut umumnya di anggap sebagai perang antara Kristen dan Muslim. Namun sesungguhnya secara faktual perang tersebut adalah perang Eropa dan pemerintahan Islam dan Turki, sehingga tidak bisa dikatakan sebagai perang agama. Asumsinya adalah bahwa Eropa “ Kristen “ berperang melawan umat Muslim. Perang Salib dalam sejarah sebetulnya merupakan perang politik yang direncanakan/ diatur oleh para raja dan kaisar ( Eropa ) serta para paus yang telah mengingkari nilai-nilai Kekristenan dengan tujuan untuk menggabungkan Jerusalem ke dalam bagian wilayah mereka, tetapi mereka merasa Turki telah menyerang dan menghalangi niat mereka.


Terpisah dari banyaknya korban yang jatuh -- termasuk anak-anak -- ternyata Peter The Hermit ( biarawan Perancis yang menjadi pengkhotbah pada masa Perang salib I 1095 – 1099 ), Godfrey of Bouillion, Gottschalk dan semua pejuang Perang Salib, termasuk Paus Urban II yang merencanakan / mengatur segala sesuatunya, mengalami kegagalan karena perang tersebut bukan perang yang dipimpin oleh Tuhan. Tuhan umat Kristen tidak pernah kalah dalam perang. Walaupun para Perang Salib menggunakan simbol salib, mereka bukanlah orang-orang Kristen ; mereka tidak tahu sama sekali dan tidak mematuhi perintah Alkitab.


Yesus berkata, “ ……..dan Jerusalem akan di injak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu ( maksudnya zaman bangsa-bangsa kafir itu ) “ ( Lukas 21 : 24 ). Disini Yesus menjelaskan kepada murid-muridNya yang sejati mengenai apa yang akan terjadi atas Tanah Suci ( Jerusalem ) karena kota itu menolak keilahian Yesus. Yesus mengatakan bahwa peristiwa yang akan terjadi itu merupakan sesungguhnya hukuman yang dijatuhkan Tuhan terhadap Jerusalem “ sebab itulah masa pembalasan di mana akan digenapi semua yang ada tertulis “ ( Lukas 21 : 22 ), dan oleh karena Yesus memperingatkan murid-muridNya untuk segera meninggalkan kota itu manakala peristiwa tersebut terjadi.


Daniel dan Tuhan Yesus menubuatkan “ …..kekejian yang membinasakan “ (pembaca di sarankan untuk meneliti kembali Alkitab dan membaca Lukas 21 : 20 – 24 ) serta Daniel 11 : 31 agar lebih memahami mengenai masalah tersebut di atas ). Penggenapan dari nubuatan tersebut sudah dimulai pada tahun 70 sesudah Masehi ketika Jenderal Titus, dalam rangka mengikuti ayahnya Vespasian, menyerbu Tanah Suci, Jerusalem dan menghancurkan Bait Suci yang sangat dimuliakan, dan umat Yahudi menjadi kocar-kacir menyebar ke seluruh dunia.


Kira-kira 6 tahun sesudah kematian Muhammad, tahun 638 sesudah Masehi, para pengikut Muhammad juga datang dengan membawa pedang dan menaklukkan Jerusalem serta menguasainya. Menurut catatan, ketika Jerusalem diruntuhkan, terdapat lebih dari 90.000 orang “ Kristen “ yang di bantai oleh para penyerbu tersebut.


Pada saat ini, anda dapat menyaksikan Masjid Omar yang letaknya sangat berdekatan dengan Bait Salomo yaitu Bait yang dahulunya sangat agung dan mulia, namun sekarang tidak lagi nampak awan kemuliaan Yahweh yang menaungi Bait Salomo tersebut malahan kita mendengar setiap hari lantunan ia illaha illaha yang di lantunkan oleh umat Muslim yang beribadah di dalam Masjid Omar tersebut. Pembangunan Masjid tersebut memakan waktu setengah abad.


Orang Yahudi yang merindukan Yahweh masih mengunjungi suatu tempat yang berdekatan dengan Bait Salomo yang disebut Tembok Ratapan untuk berkeluh kesah atas dosa-dosa mereka. Umat Muslim yang merasa belum puas dengan tindakan mereka mencaplok wilayah Bait Suci Yahweh tersebut (Temple Mount), sering melemparkan batu dari dalam Masjid Omar ke arah orang-orang Israel yang sedang beribadah di Tembok Ratapan. Pelemparan batu tersebut telah berlangsung sejak lama dan tidak seorangpun ambil peduli. Pada tanggal 8 Oktober 1990, provokasi telah mencapai punyaknya sehingga polisi Israel terpaksa menembaki orang-orang Muslim tersebut, sebanyak 21 orang terbunuh. Peristiwa ini telah membangkitkan kemarahan/ kutukan dari Masyarakat Internasional.


Masjid lain yang dikenal yang di sebut Al Aqsa di bangun di atas kuburan Abraham di Herbron. Tempat paling Suci di dunia bagi umat Kristen yaitu puncak Bukit Kalvari, di mana putra Elohim menumpahkan darahNya yang suci sekarang telah dijadikan sebuah kuburan Islam. Di dekat tempat ini terletak Golgotha yang sekarang menjadi stamplat bis orang-orang Arab.


Sebagai mahasiswa-mahasiswa yang menkaji nubuat Alkitab, kami percaya bahwa hal ini merupakan “ kekejian yang membinasakan “ , seperti yang di katakan oleh nabi Daniel, dan yang Yesus menyebutkannya sebagai “ Pembinasa keji berdiri di tempat yang tidak sepantasnya “ ( Markus 13 : 14 ). Namun satu hal yang sangat jelas tertulis dalam Alkitab yaitu “ zaman bangsa-bangsa kafir “ akan segera berakhir di tempat-tempat di atas. Kami melihat bahwa sebagian dari kenyataan tersebut telah digenapi dan akan terus digenapi di depan mata kita. Sebagai tahapan akhir dari pemusnahan bangsa-bangsa kafir yang bercokol di kota Suci kuno ini, Roh Tuhan sendiri yang akan datang melawan musuh-musuhNya.


Bagi kami umat Kristen, senjata-senjata perang kami adalah lebih hebat daripada bom atom manapun yang pernah dan akan diciptakan dunia. “Perang Salib” masa kini berarti menyelamatkan jiwa-jiwa dari ikatan setan dan membawa mereka kembali kepada Tuhan karena “Kami tahu apa artinya takut akan Tuhan, kami berusaha meyakinkan orang” (2 Korintus 5:11) agar bertobat dari dosa-dosa dan ajaran agama yang palsu serta menerima anugerah keselamatan yang ditawarkan Yesus Kristus.


Perlu kami ingatkan di sini bahwa Raja Daud, dalam usaha mulianya, mencanangkan ide membangun rumah ibadah buat Tuhan yang megah, tetapi kemudian Tuhan berfirman kepadanya: “Engkau tidak akan mendirikan rumah bagi namaKu, sebab engkau ini seorang prajurit dan telah menumpahkan darah” (1 tawarikh 28:3).


Itulah Tuhan alkitabiah, Yahweh. Dan kami berani memastikan bahwa Yahweh sangat berbeda dengan tuhan dari nabi Muhammad yang sangat suka berperang.


Banyak mesjid yang didirikan oleh Muhammad maupun penerus-penerusnya dan bahkan mesjid Omar, yang berdiri nyaris berdampingan dengan Rumah Tuhan, telah dibangun oleh tangan-tangan manusia yang berlumuran dengan darah sesamanya; an Allah menyukai hal itu dan bahkan memberi janji-janji upah masuk ke dalam firdaus. Melihat kenyataan tersebut, benarkah pendapat orang yang menyatakan bahwa umat Muslim dan umat Kristen menyembah Tuhan yang sama dan masuk ke surga yang sama?


Para ilmuwan Muslim boleh saja mengembangkan kepintaran mereka dalam berargumentasi untuk membela agama mereka, tetapi mereka tidak dapat mengelakkan diri dari fakta-fakta yang terungkap dalam sejarah Islam. Fakta-fakta merupakan hal yang tak dapat dibantah/dikalahkan; tidak ada argumentasi intelektual manapun yang dapat membantah fakta.


Senjata-Senjata Umat Muslim Untuk Melawan Setan

Agama yang diturunkan oleh Tuhan yang benar pasti mempunyai musuh yang disebut setan yang harus diperangi dengan menggunakan senjata-senjata yang paling hebat yang dapat diperolehnya. Umat Muslim juga menganggap setan sebagai musuh yang harus diperangi.


Namun bagaimana cara mereka memerangi setan? Dengan menggunakan senjata apa? Rekomendasi yang diberikan Muhammad yaitu batu-batu dan kerikil-kerikil (Bukhari jilid 9 nomor 336). Itulah sebabnya mengapa setiap orang Muslim yang menunaikan ibadah Haji ke Mekah harus mengambil tujuh kerikil untuk dilemparkan ke sebuah pilar yang disebut setan Besar. Perintah Allah sesembahan nabi Muhammad agar umat Muslim menggunakan batu-batu kerikil untuk menyerang roh jahat/setan sungguh membuat kami tidak habis pikir. Tentunya Allah tahu hal yang lebih baik daripada perintah semacam itu.


Bagi umat Kristen, Firman Tuhan, Alkitab, dengan gambling menyatakan bahwa perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging yang dapat dilempari batu. Oleh karena itu Alkitab tidak merekomendasikan kepada umat Kristen untuk mmerangi setan/roh jahat dan sekutu-sekutunya denagn menggunakan senjata-senjata duniawi. “Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Tuhan, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng (setan). Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Tuhan. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus” (2 Korintus 10:4-5).


Suatu hal yang mengherankan yang perlu dicatat di sini yaitu kenyataan bahwa Allah merekomendasikan kepada umat Muslim untuk menggunakan kerikil-kerikil dalam memerangi setan1 sementara itu Allah memberi perintah kepada umat Muslim untuk memerangi orang-orang Kristen dan orang-orang Yahudi dan membunuh orang-orang yang meninggalkan Islam (Surat 4:89) (Catatan: untuk berperang dan membunuh orang-orang Kristen dan Yahudi, umat Muslim minimal harus menggunakan senjata yang mematikan dan bukan sekedar batu-batu kerikil). Apakah hal tersebut berarti bahwa orang-orang yang percaya pada Yesus Kristus (orang-orang Kristen) sesungguhnya lebih berbahaya daripada setan itu sendiri? Samapai-sampai untuk membunuh merekapun umat Muslim harus menggunakan senjata yang lebih hebat daripada senjata yang mereka gunakan untuk mengalahkan setan). Hal ini sangat penting dan merupakan salah satu sebab mengapa kami harus mengetahui jawaban atas pertanyaan: Siapakah Allah ini?

BAB III - PEPERANGAN-PEPERANGAN DALAM ALKITAB (GJO Moshay)

Kalau kita membaca Alkitab Perjanjian Lama kita akan jumpai tempat-tempat dimana peperangan pernah terjadi. Seseorang mungkin bertanya: mengapa ada peperangan-peperangan kalau memang Yahweh, tidak seperti Allah, adalah Tuhan yang cinta damai.

Yahweh memang Tuhan yang penuh kasih dan cinta damai, tetapi Dia juga Tuhan yang sangat benci dosa karena Dia adalah Tuhan yang Maha Suci. Kesucian Tuhan menuntutNya untuk memberi hukuman pada para pelaku dosa; namun Dia masih tetap menahan sabar melihat kekejian/kekejaman manusia tersebut.

Yahweh memberi kekuatan pada umat Israel untuk mengalahkan musuh-musuh mereka yang datang menyerang mereka (Alquranpun membenarkan hal tersebut, Surat 2:40, 47, 122), walaupun demikian hal tersebut tidak selalu berarti bahwa Tuhan mempunyai interes khusus terhadap umat Israel, Tuhan melakukan hal tersebut semata-mata karena Dia membenci dosa dan kekejaman yang dilakukan bangsa-bangsa lain (maksudnya bangsa-bangsa yang memusuhi Israel). Umat Israel menikmati anugerah Tuhan dalam Alkitab Perjanjian Lama semata-mata karena nenek moyang mereka, Abraham, Ishak, dan Yakub adalah sahabat-sahabat Tuhan. Sementara bangsa-bangsa di berbagai bagian dunia yang lain menyembah pada berhala, membuat patung tuangan dan menyebutnya sebagai Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, nenek moyang Israel tahu dan menyembah Tuhan yang benar dengan sepenuh hati mereka. Tuhan berkata, “Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Yahweh, Elohimmu, adalah Tuhan yang cemburu, yang membalaskan kesalahan Bapa kepada anak-anaknya dan kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintahKu” (Ulangan 5:9-10).

Wednesday, July 15, 2009

BAB II - ALLAH DAN KEKERASAN (GJO Moshay)

Satu hal yang perlu kami perhatikan sungguh-sungguh yaitu bahwa Islam adalah spiritual, dan pembahasan akademisi semata tidak akan memberi manfaat apapun. Misalnya, sangat mudah bagi orang-orang yang hanya mendengar atau membaca mengenai kekerasan dan mistik dalam Islam untuk menjelaskan agama Islam hanya pada tataran ilmu penafsiran saja. Kekerasan dalam Islam adalah nyata dan bersifat spiritual. Tidak meragukan lagi, perkara tersebut merupakan masalah yang sangat ofensif, namun kekerasan tersebut memang faktual adanya. Dan tidak peduli bagaimanapun menyakitkan hal tersebut, kami tahu bahwa masih banyak orang-orang Muslim yang jujur yang siap menghadapi dan meneliti ulang fakta-fakta dan menerapkan akal sehat dan bukan hanya sekedar terbakar oleh emosi saja.

Haruskah Umat Muslim dan Umat Kristen Bermusuhan?
Masalah-masalah religius barangkali merupakan isu-isu yang paling kompleks di dunia. Dalam suatu pidato mengenai perlunya keberadaan bersama di dunia secara damai antara umat Muslim dan umat Kristen, dan terutama di Nigeria, Jenderal Ibrahim Babangida, seorang mantan Presiden Nigeria mengatakan: “Barangkali ini merupakan pertanyaan teologis yaitu apakah Tuhan menyatakan DiriNya sendiri atau Dia menyatakan/menurunkan agama melalui utusanNya, nabiNya atau AnakNya. Tidak peduli dalam posisi apapun seseorang dalam isu ini, dia harus berpikir cukup logis untuk memahami bahwa Tuhan seperti halnya ayah dari suatu rumah tangga, tidak akan senang dengan anggota-anggota keluarganya yang saling bertengkar, saling berkelahi, saling menghancurkan, dan saling membunuh satu sama lain dengan mengatasnamakan Tuhan”.1

Hal yang patut disayangkan adalah bahwa banyak di antara kita yang sesungguhnya tahu benar tentang Tuhan, namun secara pribadi besar kemungkinan kita menyembah Tuhan yang salah dengan setulus hati. Mengapa, karena kita mungkin saja terjebak dalam suatu sistem dan sangat sulit melepaskan diri dari jebakan tersebut. Banyak diantara kita tidak merasa perlu melepaskan diri dari suatu ikatan sistem religius tertentu karena kita tidak menyadari bahwa kita telah masuk dalam perangkap kebohongan. Jika kita mau dengan sabar membaca buku ini seluruhnya, kita mungkin akan memikirkan dan mengevaluasi kembali apapun yang telah kita yakini/percaya selama ini.

Kami percaya bahwa pernyataan Jenderal Babangida keluar dari lubuk hati yang jujur: “Tuhan tidak akan senang dengan pertengkaran, perkelahian, perusakan, pembunuhan dengan mengatasnamakan DiriNya”. Hal tersebut adalah benar. Tetapi Tuhan yang mana? Apakah Dia Tuhan yang Esa, atau Allah (Tuhannya Muhammad)? Atau apakah Tuhan yang Esa dan Allah sebetulnya sama? Inilah ‘pertanyaan teologis’ yang perlu kita diskusikan.

Kami perlu menghubungkan pertanyaan ini dengan suatu peristiwa yang terjadi tiga tahun kemudian setelah komentar Jenderal Babangida tersebut di atas. Pada bulan Oktober 1991, penginjil Jerman, Reinhard Bonnke, mengunjungi kota Kano untuk berkhotbah. Umat Muslim di Kano menentang keras acara tersebut dan mereka mengajak pasukan jihad teman-teman mereka dari wilayah Katsina untuk membuat keributan dan huru-hara yang mengakibatkan terjadinya pembunuhan terhadap beberapa orang Kristen dan beberapa orang Nigeria Selatan yang berada di Kano. Masyarakat Nigeria Selatan merasa bahwa kekerasan bukan monopoli dari masyarakat tertentu, maka mereka kemudian mengangkat senjata melawan umat Muslim sampai akhirnya umat Muslim dipaksa untuk mengajukan gencatan senjata. Mantan Presiden, Babangida yang pada waktu itu sedang berkunjung ke luar negeri segera pulang kembali ke negaranya. Di lapangan Udara Lagos, dia menyampaikan rasa duka cita yang mendalam kepada para korban kerusuhan tersebut dan mengajak bangsa Nigeria untuk ‘melihat tragedi ini sebagai suatu realisasi dari apa yang telah Tuhan takdirkan’: “Kita terus berdoa bagi para korban yang merupakan orang-orang religius yang saleh di negara ini dalam arti bahwa semua peristiwa itu terjadi karena telah ditakdirkan Tuhan”.

Beberapa pengamat bertanya: “Mengapa dia harus segera kembali ke negaranya dari Zimbabwe untuk menghentikan apa yang sesungguhnya ‘telah ditakdirkan oleh Tuhan’? Sementara itu kami juga bertanya pada diri kami sendiri: Siapakah ‘Tuhan’ tersebut yang telah menakdirkan pembunuhan terhadap umat Kristen di Nigeria dalam tahun-tahun belakangan ini? Siapakah ‘Tuhan’ tersebut yang tidak menghendaki Injil Perdamaian diberitakan, tetapi yang selalu ada di belakang ‘orang-orang religius yang saleh di negara ini’?

‘Pertanyaan teologis’ lain yang perlu diajukan sehubungan dengan pernyataan Jenderal Babangida tersebut di atas, yaitu apa yang dimaksud dengan ‘keluarga’ dan ‘rumah tangga’. Jenderal Babangida adalah seorang Muslim. Dan perlu kami jelaskan bahwa menurut pemikiran Islam, ada dua rumah tangga yang berbeda di dunia ini yaitu Dar ul-Islam (‘Rumah Tangga Islam’), dan Dar ul-Harb (‘Rumah Tangga non-Islam atau Rumah Perang’). Karena mereka merupakan dua rumah tangga yang berbeda, mereka pasti tidak mempunyai ayah yang sama. Dan oleh karena Kristen adalah non Muslim, mereka tentunya termasuk dalam rumah tangga Dar ul-harb.

Maka, manakala Babangida mengatakan ‘keluarga’ atau ‘rumah tangga’, orang akan bertanya-tanya apakah dia mengacu pada sekte-sekte yang berbeda dalam Islam sendiri, atau pada umat Kristen dan umat Muslim? Apakah dia dapat membuktikan pada umat Muslim bahwa mereka sebetulnya merupakan keluarga atau rumah tangga yang sama dengan Kristen? Apakah Alquran mengatakan demikian? Apakah Hadis mengatakan demikian? Ketika seorang Muslim membunuh seorang Kristen, apakah hal tersebut berarti ‘saling membunuh satu sama lain’ atau dia (orang Muslim tersebut) hanya ingin menghabisi orang kafir? Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dijawab dengan acuan dari Alquran sendiri dan dari Hadis bukan sekedar dari pendapat-pendapat religius modern semata.

Dalam sebuah makalah seminar yang disampaikan pada Konferensi Asosiasi nasional bagi Toleransi Etnis dan Agama di Lagos pada bulan Agustus 1992, Jenderal Ibrahim Babangida berkata, “Islam mempunyai suatu filsafat yang sangat maju mengenai toleransi religius dan kebersamaan hidup secara damai”. Kami telah mempelajari Alquran dari awal sampai akhir secara berulang-ulang; kami juga telah membaca sejumlah Hadis; namun kami belum pernah menemukan filsafat semacam tersebut di atas. Satu-satunya ayat dalam Alquran yang dapat dirujuk oleh orang Muslim sehubungan dengan filsafat tersebut di atas adalah sebagian dari Surat 2:256 yang menyatakan, “Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam”. Namun kita semua tahu bahwa pernyataan ini dibuat pada saat-saat awal pelayanan/misi Muhammad ketika Muhammad baru saja menetap di Yathrib (Medinah). Sikap semacam itu diperlukan untuk mendapatkan kerja sama dari umat Yahudi dan umat Kristen yang merupakan penduduk mayoritas di Yathrib waktu itu.

Muhammad menyatakan bahwa dia percaya kepada semua nabi Yahudi, dan bahwa dia tidak membawa ajaran baru apapun selain pesan-pesan/ajaran yang pernah disampaikan oleh para nabi Israel sebelumnya. Pada waktu itu, dia tidak mempunyai cukup pengikut untuk melakukan peperangan. Namun, ketika dia telah memiliki kekuatan militer yang cukup, dia mulai melancarkan perang melawan orang-orang yang dianggapnya tidak mau percaya kepada agamanya. Sebagai penyambung lidah Allah, Muhammad memerintahkan semua orang yang menentang pesan-pesan yang disampaikannya agar dibunuh atau disalib pada sebuah pohon atau tangan dan kakinya dipotong, atau mereka diusir dari tempat kediamannya (Surat 5:33).

Dalam Surat 47:4, umat Muslim diperintahkan oleh Allah untuk memancung leher orang-orang yang tidak mau menerima ajaran-ajaran Islam sampai mereka takluk sepenuhnya, dan menurut Surat 47:7, dengan berbuat demikian mereka menolong Allah. Sebagian orang lain yang juga tidak mau menerima ajaran-ajaran Islam harus ditawan dan baru dilepas kalau mereka membayar tebusan. Surat 9:19-22, 29, 41; Surat 2:190-191, dan beberapa ayat lain memerintahkan orang-orang mu’mim untuk memerangi orang-orang kafir yang menentang mereka atau yang tidak percaya pada ajaran Islam.
Perlu kami tekankan sekali lagi bahwa diskusi mengenai Islam ini bukan berasal dari sudut pandang sejarahwan barat tetapi berasal dari sudut pandang Alquran dan tradisi Islam yang disebut Hadis dan dari pengalaman-pengalaman masa kini di berbagai bagian dunia. Kami sarankan pembaca memeriksa referensi-referensi tersebut karena sebagian besar umat Muslim biasanya menuduh para penulis yang tidak beragama Islam sebagai orang yang mengutip Alquran di luar konteks.

Kami ingin mengatakan bahwa sekalipun banyak pembunuhan yang dilakukan oleh umat Muslim ketika agama Islam masuk Yathrib, kami dapat memastikan bahwa tidak semua orang Muslim berkehendak untuk memerangi sanak saudaranya sesama orang Mekah atau untuk merampok para kafilah dengan maksud untuk menyebarkan agamanya. Dalam Surat 4:74-80, dikatakan bahwa banyak orang Arab yang memprotes panggilan dari Muhammad agar mereka berjihad (Perang Suci membela agama Islam). Mereka berkata: “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan kami berperang? Namun Muhammad meyakinkan mereka bahwa perintahNya tersebut adalah atas arahan langsung dari Allah sendiri.

Alquran menyatakan bahwa jihad, pada kenyataannya, bukan sekedar kewajiban agama tetapi juga komersial, suatu bisnis. (Surat 61:10-13). Alquran hanya menjanjikan upah-upah spiritual, tetapi dalam Hadis2, jihad disebutkan sebagai “metode paling baik untuk mendapatkan rahmat dari Allah baik yang bersifat spiritual maupun yang bersifat sementara. Jika kemenangan ada di tangan pasti ada barang yang bisa dirampas dari kota yang ditaklukkan tersebut, yang nilainya pasti sangat besar jauh melebihi penghasilan dari sumber manapun. Jika kalah atau mati, ada upah yang telah disediakan yaitu firdaus yang abadi”. Jadi, kami menyimpulkan bahwa jihad bukanlah suatu tindakan ekstrim, tetapi suatu tindakan yang normal dalam Islam.

Seorang Misionaris Kristen suatu hari bertanya pada seorang Muslim, ‘Bagaimana kalau seandainya anak laki-lakimu menjadi seorang Kristen? Apa yang ingin anda lakukan? ‘Saya akan menggorok lehernya’, jawab orang Muslim tersebut.3 Hal tersebut mungkin merupakan suatu kasus yang dialami beberapa keluarga Muslim saja, sementara sebagian besar keluarga Muslim lainnya, mungkin tidak mengalami kasus tersebut. Namun sangat mahal harga yang harus ditanggung oleh seorang Muslim yang bertobat dan memeluk keimanan Kristen. Dari pengalaman kami bekerja di lingkungan umat Muslim di berbagai belahan dunia, kami dapat mengatakan bahwa hambatan terbesar yang dihadapi seorang Muslim dalam mengambil keputusan untuk mengikut Kristus adalah rasa takut. Maksudnya takut dengan hukuman yang akan dijatuhkan orang-orang Muslim lain terhadap dirinya. Sekalipun pada saat seorang Muslim mengakui bersalah karena dosa-dosa yang diperbuatnya atau meyakini kebenaran keimanan Kristen, dia tetap saja takut pada implikasi dari pertobatannya.

Sebagian besar mantan umat Muslim yang sekarang menjadi Kristen mempunyai cerita yang berkaitan dengan ketakutan seperti tersebut di atas. Sebagian besar dari mereka telah dikucilkan oleh keluarga mereka. Kami melihat kasus spesifik dari orang tua yang meracuni anak perempuannya karena yang bersangkutan meninggalkan Islam dan menjadi Kristen. Bahkan pada waktu mengedit buku ini, kami menerima suatu kasus mengenai seorang wanita yang diancam oleh orang tua dan keluarganya yang semuanya menganut agama Islam agar dia segera meninggalkan agama barunya (maksudnya agama Kristen yang baru dipeluknya) dan kembali ke Islam atau dia akan menanggung akibatnya sendiri. Sebuah surat dari Sokoto di Nigeria menyatakan: “Ada seseorang di sini yang bertobat (maksudnya menerima Yesus sebagai juruselamatnya) …… dan oleh karena dia masih tinggal di rumah keluarganya, orang tuanya (sebagaimana yang biasa terjadi di sini) mengumpulkan semua miliknya dan kemudian membakar barang-barang tersebut ketika dia sedang pergi bekerja”.

Kami tidak bisa menganggap bahwa umat Muslim semacam itu mempunyai sikap kejam yang berlebih-lebihan. Mereka sesungguhnya hanyalah mengungkapkan rasa setia mereka kepada agama Islam. Sikap semacam ini memang merupakan sikap yang harus/wajib diperlihatkan oleh seorang Muslim yang baik terhadap umat Kristen dan Yahudi. Pada kenyataannya, sebagian besar perintah untuk melakukan kekerasan dan perang yang ada dalam Alquran umumnya ditujukan langsung untuk melawan orang Yahudi dan Kristen yang menolak ajaran dari Allah yang sedang diberitakan oleh Muhammad karena mereka (maksudnya orang Yahudi dan Kristen) menganggap ajaran tersebut sangat aneh.

Belum lama berselang orang-orang Arab penyembah berhala masuk Islam karena Allah sesungguhnya merupakan salah satu dari dewa Baal masyarakat setempat. Umat Yahudi dan Kristen keras kepala karena mereka tahu bahwa mereka mempunyai Tuhan yang lebih hebat. Mereka tidak mau menerima Allah yang merupakan salah satu dewa Baal masyarakat Arab. Mereka ingat pesan Alkitab bahwa, “Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah berhala, tetapi Yahwehlah yang menjadikan langit” (1 Tawarikh 16:26). Oleh karena itu dengan gamblang Muhammad atau Allah (atau siapapun yang berbicara dalam Alquran) menyatakan: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu: sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim (Surat 5:51).

Dengan kata-kata lain, setiap Muslim yang menjadi Kristen atau bahkan bersahabat dengan seorang Kristen berarti keluar dari pengawasan dan pimpinan Allah. Jadi, semua pemimpin Islam yang datang menemui para pemimpin gereja di Inggris dan Amerika untuk kerjasama antar-keimanan merupakan orang-orang yang menentang perintah Allah atau mereka mempunyai suatu maksud tersembunyi.

Islam pada abad ke tujuh sesudah Masehi merupakan Islam yang sama dengan Islam saat ini, barangkali dengan penampilan baru sesuai kebutuhan/situasi. Dengan menggunakan taktik yang sama yaitu “Tidak ada paksan dalam agama” seperti yang dinyatakan Muhammad pada waktu pertama kali dia beradaptasi dengan umat Kristen dan Yahudi, demikian juga yang diterapkan umat Muslim saat ini di dunia barat. Mereka bermigrasi ke wilayah-wilayah Kristen seolah-olah mereka adalah umat yang toleran dalam soal agama. Dengan bersikap pura-pura bersahabat, cinta damai dan ramah tamah, mereka mulai sedikit demi sedikit menyuarakan hak-hak dan keistimewaan-keistimewaan di bidang sosial, politik dan agama yang tidak mungkin diberikan kepada orang-orang Kristen yang ada di negara Islam, mereka berkembang biak dengan cepat mendirikan pemukiman-pemukiman; mereka melarang kegiatan-kegiatan Kristen dilakukan di dalam daerah komunitas mereka (walaupun daerah komunitas mereka berada di negara Kristen barat); mereka boleh berbicara atau menulis sesuatu yang mendiskreditkan agama Kristen, tetapi orang Kristen tidak boleh mengkritik agama Islam; mereka mulai memperluas komunitas mereka; di tempat-tempat perluasan komunitas mereka tersebut, semua kegiatan Kristen dibatasi; dan pada saat kekuatan militer mereka sudah cukup mereka mulai melancarkan serangan kepada “orang-orang yang tidak beriman (maksudnya orang Kristen dan Yahudi)” yang juga mereka sebut sebagai orang-orang kafir yang beribadah kepada Trinitas, dan mereka dengan sekuat tenaga secara terus-menerus membasmi dan menindas “orang-orang kafir” tersebut sampai semua orang kafir tunduk pada mereka. Manakala penyerbuan langsung tidak mungkin mereka lakukan, mereka biasanya menggunakan cara seperti tersebut di atas.

Sedemikian banyaknya perintah-perintah dalam Alquran yang di tujukan agar orang Muslim bersikap keras dan memusuhi umat Kristen sehingga nampaknya lebih sulit bagi orang Islam yang ingin dengan sungguh-sungguh menjalankan agama Islam, namun tanpa membenci umat Kristen. Orang Islam yang taat menjalankan agamanya harus membenci umat Kristen. Umat Islam yang tidak keras terhadap umat Kristen sesungguhnya bukanlah orang Muslim yang benar, paling tidak menurut pengertian secara Alquraniah. Umat islam seperti itu belum memiliki semangat Islam. Umat Muslim yang taat harus siap melakukan kekerasan, terutama kalau dia berharap untuk mendapat pahala di surganya umat Islam. Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat (maksudnya orang-orang mu’min yang mengutamakan kehidupan di akhirat atas kehidupan di dunia ini ) berperang di jalan Allah. Barang siapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar. Tidakah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka (maksudnya orang-orang yang menampakkan dirinya beriman dan minta ijin berperang, sebelum ada ijin berperang ) : “tahanlah tanganmu ( dari perang ), dirikanlah sembayang dan tunaikanlah zakat!” Setelah di wajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik ) takut kepada manusia ( musuh ), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih dari itu takutnya (Surat 4 : 74, 77).

Jika kata-kata mempunyai makna, kita dengan pasti dapat menyimpulkan dari kutipan di atas bahwa kepatuhan kepada Allah (Islam) bukan hanya sekedar sembahyang dan membayar zakat, sebagaimana yang diinginkan beberapa orang untuk kita percaya, tetapi juga patuh kepada perintah untuk membunuh untuk penyebaran Islam. Itulah Islam yang di beritakan oleh Muhammad. Kami mempunyai banyak bukti otentik dari Alquran dan dari hadis untuk membenarkan pernyataan kami tersebut di atas. Karena ruangan dalam buku ini sangat terbatas, kami hanya dapat memberikan sejumlah bukti lagi. Dalam Hadis 4, ibu Haritha diberi jaminan oleh Muhammad bahwa Haritha telah mendapat tempat tertinggi di firdaus karena dia telah gugur dalam pertempuran. Dalam hadis yang sama Muhammad juga berkata ; “Pasukan khusus berani mati, sebelum berangkat untuk melaksanakan tugas berperang, merampok harta benda dan kembali lagi dengan kemenangan, akan terlebih dahulu menerima dua per tiga bagian dari seluruh upah yang menjadi haknya”. “Seseorang yang meninggal tanpa berperang atau tanpa merasa bahwa berperang adalah tugasnya akan di cap sebagai orang munafik “. “penaklukan hanya bertujuan untuk keperluan jihad dan sejumlah maksud baik lain dan bukan untuk tujuan emigrasi; maka kalau kamu di panggil untuk berperang segera laksanakanlah”. “Saat terakhir tidak akan tiba sebelum umat Islam memerang umat Yahudi dan umat Muslim harus membunuh mereka “. Ada tiga kelompok yang akan di selamatkan Allah yaitu orang yang berperang di jalan Allah, orang yang di lindungi sampai Allah mengambil nyawanya dan pulang ke rumahnya dengan upah atau harta rampasan yang diperolehnya “.

Abu Dharr mengatakan bahwa dia telah bertanya kepada nabi mengenai perbuatan apa yang paling mulia dan nabi menjawab, “Berimanlah kepada Allah dan berjihadlah (berjuanglah) dalam jalanNya (Allah ).

Beberapa ilmuwan Muslim yang berpandangan liberal yang telah menyaksikan begitu banyaknya tindakan terror yang di lakukan oleh orang-orang Muslim di seluruh dunia pada saat ini dengan tersipu-sipu mencoba menjelaskan agar orang memaklumi jihad dengan mengatakan bahwa berkelahi secara fisik bukanlah bagian Islam yang “sejati “, dan peristiwa yang terjadi saat ini merupakan kesalahan menginterpretasikan perintah Allah yang di lakukan oleh beberapa orang-orang Muslim fanatik dalam generasi ini. Pernyataan ilmuwan Muslim tersebut di atas tidak berdasar sama sekali, karena dengan jelas Alquran dan Hadis memerintahkan orang-orang Muslim untuk berjihad.

Sementara itu banyak orang Barat yang merasa terganggu dengan adanya terorisme Islam di dunia saat ini, kami sarankan kepada mereka untuk mengingat kembali sejarah masa lalu karena saat ini orang barat sangat asyik dengan teknologi dan melupakan sejarah. Dr. Jane Smith dari Universitas Harvard dengan jelas menunjukkan dalam sebuah desertasi bahwa istilah “ Islam “ aslinya bukan berarti “ kepatuhan “. Juga dalam buku The Spiritual Background of Islam ( Latar belakang Spiritual Islam ), seorang ilmuwan bidang kajian Timur Tengah, Dr. M Bravmann menunjukkan bahwa istilah “ Islam “ aslinya bukan berarti agama Muhammad atau agama dari suatu sekte patriark Yahudi sebagaimana yang dideklarasikan oleh umat Muslim. Menurut Dr.Bravmann, kata ”Islam” asalnya merupakan konsep sekuler yang menunjukkan suatu budi luhur dalam pandangan orang-orang Arab primitif yaitu berani menantang maut, kepahlawanan, siap mati dalam pertempuran. Kata “Islam” sebetulnya berarti keberanian dalam pertempuran dan bukan berarti perdamaian atau kepatuhan. Marshal Hodgson mengingatkan kita bahwa kata bahasa Inggris “hashshashin” (atau assassinus dalam bahasa Latin) yang berarti “orang-orang yang mengisap ganja”. Hashshashin mengacu kepada suatu sekte Muslim tertentu pada ke sebelas sampai ke tigabelas yang mengkonsumsi ganja untuk mendapat kekuatan yang digunakan untuk berperang di jalan Allah dengan membunuh orang-orang non-Muslim.

Dalam bab ini, kami bermaksud memperlihatkan bahwa Islam, baik masa lalu maupun masa kini, bukanlah seperti yang dikatakan orang selama kini. Muhammad mempunyai isteri yang sangat kaya raya yaitu Sitti Khadijah binti Khuwailid dan dia juga mempunyai seorang paman yang sangat berpengaruh yaitu Abu Thalib. Baik Sitti Khadijah binti Khuwailid maupun Abu Thalib merupakan orang-orang yang disegani oleh penduduk kota Mekah. Namun ketika kedua orang tersebut meninggal dunia dalam waktu yang hampir bersamaan yaitu hanya terkait selang waktu 30 hari, Muhammad merasa sangat terpukul oleh kejadian tersebut. Muhammad merasa keamanannya di Mekah tidak terjamin maka dia melarikan diri ke Thaif dan kemudian pindah ke Yathrib (Medinah). Pengikut-pengikutnya kemudian membangun suatu tempat pemukiman di Yathrib. Penduduk kota Yathrib menerima kedatangan mereka dengan senang hati dan mereka memperlakukan Muhammad dan para pengikutnya dengan baik. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama.

Kehidupan ekonomi Muhammad dan pengikutnya mulai memprihatinkan, padahal mereka harus terus bertahan hidup. Oleh karenanya, Muhammad merasa bahwa dia harus membalas dendam kepada para saudagar di kota Mekah yang karena kejahatan mereka telah menyebabkan Muhammad mengalami penderitaan di Mekah waktu itu yang membuat dia kemudian melarikan diri sampai ke Yathrib dimana dia mengalami kemiskinan seperti sekarang ini. Namun karena afiliasi etnik mereka, seperti yang telah kami ungkapkan di bagian depan buku ini, banyak orang Muslim yang tidak memahami mengapa mereka harus menyerang dan merampas harta dari orang-orang yang satu suku bangsa dengan mereka. Apakah untuk tujuan mempertahankan hidup atau karena membela agama. Tiba-tiba sebuah wahyu diturunkan Allah untuk Muhammad yang isinya membenarkan mobilisasi pertama ini sebagai titik awal diberlakukannya jihad. Maka dalam Surat 2:216, kami membaca, “Diwajibkan atas kamu berperang (berjihad), padahal berperang ini adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ini amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.

Dengan adanya wahyu ini, umat Muslim mulai melancarkan jihad pertama dan mengalahkan orang-orang Mekah serta merampas harta benda mereka. Barang-barang rampasan tersebut diboyong (diangkut) keluar dari kota Mekah dan dimanfaatkan sebagai dorongan bagi umat Muslim untuk melakukan jihad-jihad berikutnya. Dalam rangka membalas serangan Muhammad tersebut, orang-orang Mekah memobilisasi 1000 orang pejuang untuk melawan para pengikut Muhammad yang berjumlah hanya 300 orang. Namun dengan taktik yang baik, umat Muslim dapat mengalahkan orang-orang Mekah tersebut dalam suatu pertempuran yang disebut perang Badar. Kemenangan-kemenangan ini nampaknya membuktikan bahwa Allah mendukung Muhammad dan para pengikutnya, dan bahwa Muhammad memang benar-benar diutus Allah.

Kemudian, Muhammad mengadakan perjanjian-perjanjian dengan orang-orang Mekah untuk tidak saling berperang dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan. Namun semua perjanjian dengan orang-orang Mekah ternyata dibatalkan secara sepihak oleh Muhammad, demikian juga Muhammad membatalkan perjanjian dengan orang-orang Yahudi di Yathrib. Marilah kita dengar penjelasan Sheikh Abdullah bin Muhammad bin Hamid dari Mesjid Suci Mekah:

“Dalam Surat “Baraah” (Surat IX, Surat At Taubah) Allah memerintahkan agar Muhammad membatalkan semua perjanjian damai dengan kaum musyrikin, serta memerintahkan agar umat Muslim memerangi orang-orang yang tidak beriman kepada Allah (yang dimaksud adalah semua penyembah berhala, semua orang Yahudi, dan semua orang Nasrani/Kristen) atau orang-orang yang tidak mau memeluk agama Islam, sampai mereka membayar Jizyah dengan patuh dan dalam keadaan tunduk (Jizyah ialah: pajak kepala yang dipungut oleh pemerintah Islam dari orang-orang yang bukan Islam, sebagai imbangan bagi jaminan keamanan diri mereka). Umat Muslim tidak diizinkan untuk membatalkan “peperangan” melawan orang-orang tidak beriman, juga tidak diizinkan untuk rujuk kembali atau menunda peperangan melawan mereka dalam waktu yang tidak ditentukan manakala umat Muslim dalam posisi kuat dan memiliki kesempatan berperang melawan mereka (orang-orang tidak beriman)”. Pernyataan berikut ini jelas merupakan alasan untuk membunuh umat Kristen dan umat Yahudi: “Jika mereka (umat Kristen dan umat Yahudi) tidak mau memeluk agama Islam”. Pernyataan Alquran ini sangat bertentangan dengan pernyataan dari pembaharu Islam modern. Pernyataan Alquran jelas bahwa jihad melawan umat Kristen bukan merupakan sikap defensif tetapi sikap ofensif, dan hal inilah yang perlu kami tekankan disini (Surat 9:29, 123).

Sheikh bin Hamid melanjutkan: “jadi pada awalnya, ‘berperang’ dilarang, kemudian ‘berperang’ diizinkan dan selanjutnya diwajibkan – Allah mewajibkan umat Muslim untuk berperang (berjihad) dan menjadikan masalah jihad sangat penting dalam semua Surat yang diilhamkan di Medinah seperti yang tertulis dalam Alquran berikut ini: ‘Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan (sehat, kuat, dan makmur) ataupun merasa berat (sakit, tua, dan miskin), dan berjihadlah dengan ‘harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui’ ” (Surat 9:41).

Banyak orang Muslim tidak suka membaca mengenai kekerasan dalam Islam karena mereka percaya bahwa hal ini merupakan suatu kesalahan representasi. Namun, apakah mereka dapat mengabaikan sejarah? Muhammad bukan hanya memerintahkan perang, tetapi dia juga melibatkan diri dalam perang tersebut. Selama hidupnya saja, pasukan dibawah pimpinannya telah melakukan pertempuran sebanyak 66 kali dan dari jumlah itu 27 kali diantaranya Muhammad terlibat langsung secara pribadi. Muhammad patah salah satu gigi depannya ketika dia ikut berperang dalam medan pertempuran Uhud pada tahun 625 sesudah Masehi. Beberapa tradisi menyatakan bahwa gigi depannya yang patah ada dua buah. Beberapa tradisi menyatakan bahwa perang-perang tersebut lebih bersifat politis daripada religius. Namun dari kutipan-kutipan ayat Alquran tersebut, kami tahu dengan jelas bahwa pernyataan ‘lebih bersifat politis daripada religius’ tersebut di atas tidak mempunyai dasar sama sekali. Nampaknya, Islam tidak membedakan antara agama dan politik.

Sejumlah penulis yang mengkritik Islam pada masa kini telah mengalami kehilangan kebebasan mereka; bahkan beberapa di antara mereka kehilangan nyawa mereka di negara-negara Islam. Seorang penulis Mesir, Faraq Fouda, dibunuh pada awal tahun 1992 oleh umat Muslim karena dia mengkritik militansi Islam. Juru bicara parlemen negara tersebut (Mesir) juga dibunuh pada tahun 1990 karena sikap anti-Islamnya, dan orang-orang Muslim militan mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.

Umat Muslim tidak pernah menginginkan siapapun untuk mengkaji sejarah agama mereka yang sebenarnya. Hal tersebut tidaklah mengherankan. Salah satu korban pembunuhan pertama yang dilakukan oleh pengikut-pengikut Muhammad di Medinah adalah seorang pujangga wanita yang bernama Asma, anak perempuan dari Merwan dan istri dari Yazid bin zaid. Menurut Ibnu Ishaq dalam karya monumentalnya yang berjudul Suraht’l Rasul, yang diterjemahkan oleh Ibnu Hisham sebagai The Life of the Prophet (Kehidupan Nabi), nyonya Asma Yazid mengarang dan mempopulerkan puisi-puisi untuk mencemooh orang-orang Medinah karena menjadi pengikut seorang manusia yang telah membunuh empat puluh sembilan orang dari suku bangsanya sendiri dalam perang Badar dan merampas karavan dengan tujuan menegakkan sebuah agama (yang dimaksud adalah Muhammad). Nyonya Asma Yazid dibunuh di atas tempat tidurnya. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh Umayr ibn Awf. Ilmuwan Muslim yang bernama Muhammad Haykal mengungkapkan, “Umayr ibn Awf menyerang Asma di malam hari ketika Asma sedang dikelilingi anak-anaknya, bahkan salah seorang anaknya sedang disusuinya. Umayr menderita mata rabun sehingga dia harus meraba-raba untuk menemukan Asma. Setelah memisahkan anak tersebut dari calon korbannya, Umayr kemudian membunuhnya; dan selanjutnya dia menemui nabi Muhammad dan melaporkan tentang apa yang telah dilakukannya”. 5 Umayr menerima pujian atas sebuah perbuatan baik yang dilakukannya untuk Allah. Kira-kira tiga orang pujangga lagi yang tidak mau menghentikan cemoohan-cemoohan mereka terhadap Muhammad juga mengalami nasib yang sama yaitu leher mereka dipenggal oleh pedang Islam. Salah satu diantara mereka adalah Abu ‘A Fak.

Seorang pujangga lain (seorang prajurit) yang bernama Abbas harus menghadapi juga hukuman yang sama. Peristiwa tersebut terjadi setelah pertempuran Hunain usai. Awal masalahnya timbul sebagai akibat dari cara Muhammad membagi-bagi barang rampasan. Abbas yang dikatakan sebagai ‘orang Islam setengah-setengah’ menggerutu mengenai kemampuan Muhammad dalam menghitung pembagian barang rampasan tersebut, dan mengungkapkan keluhannya itu dalam bentuk puisi-puisi. “Nabi kebetulan mendengarnya lalu nabi berkata sambil tersenyum kepada pengikut-pengikutnya, ‘Bawa orang ini pergi dari sini dan potong lidahnya’.”6

Walaupun Ayatollah Khomeini menganut sistem Islam Shiah, dia pada umumnya dianggap sebagai seorang Muslim yang patut dijadikan contoh pada masa kini. Dengan mengikuti langkah-langkah nabi Allah (Muhammad) dalam membangun negara Islam, Khomeini membantai lebih banyak orang – selama tahun-tahun awal pemerintahannya – daripada orang-orang yang dibunuh oleh pendahulunya, Shah Muhammad Reza Pahlevi, sepanjang masa pemerintahannya. Setelah semua pembunuhan massal terhadap orang-orang non-Muslim yang dilakukannya di Persia (sekarang Iran), Khomeini mengatakan: “Sejauh ini, di Persia tidak ada orang-orang yang dibunuh – hanya omong kosong saja!”

Dalam peristiwa lain, hamba Allah ini (Khomeini) berkata: “Kesukacitaan yang sejati dalam Islam adalah membunuh dan dibunuh demi Allah”.7 Pada awal tahun 1984, Ayatollah Khomeini menyatakan: “Untuk mencapai kemenangan Islam di dunia ini, kita perlu memprovokasi krisis berulang-ulang, memperbaiki kembali nilai-nilai/citra kematian dan kesyahidan. Jika Iran harus lenyap, hal tersebut tidak penting. Hal yang penting adalah melanda dunia dengan krisis (maksudnya membuat dunia dilanda krisis)”.8 Dari pelajaran Alquran yang kami dapatkan selama ini, apakah Khomeini tidak alquraniah atau tidak ilahiah? Apakah dia fanatik?


Umat Muslim yang serius sangat kuatir melihat kenyataan berkembang pesatnya agama Kristen pada masa sekarang. Anggota pasukan jihad Muslim Afrika Selatan, Ahmed Deedat, dengan sangat prihatin menyatakan: “Kurang lebih lima puluh tahun yang lalu di Kuwait (sebuah negara Islam) hanya terdapat satu keluarga Kristen Arab. Sekarang terdapat tiga puluh lima gereja di negara kecil itu”. 9 Dia terobsesi bahwa di Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah penduduk mayoritas Islam terbesar di dunia terdapat enam ribu tenaga misionaris Kristen berkebangsaan asing yang bekerja penuh untuk berusaha “menarik hati” orang-orang non-Kristen. Dia menentang keras cara berkembangnya agama Kristen, terutama di Afrika, dan oleh karenanya dia mengingatkan umat Muslim agar kembali kepada Islam yang asli seperti yang telah diturunkan oleh Allah melalui Alquran : “Baju besi, pedang dan tameng yang kita gunakan dalam perang membela iman kita adalah Alquran, kita telah memuliakan Alquran selama berabad-abad ….. sekarang tiba saatnya kita harus menghadirkannya dalam medan perang”.10

Apakah yang dimaksud dengan ‘baju besi, pedang dan tameng dalam perang membela iman’ tersebut? Yang dimaksud adalah baju besi secara fisik, pedang secara fisik, dan semua senjata perang modern yang bisa diperoleh. Sheikh Abdullah bin Muhammad bin Hamid lebih lanjut menjelaskan: “Persiapan untuk berjihad mencakup berbagai hal termasuk persenjataan-persenjataan seperti tank-tank, misil-misil, artileri, pesawat-pesawat terbang, kapal-kapal perang angkatan laut, dan lain-lain, serta pelatihan pasukan-pasukan tempur yang terdiri dari angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara yang akan dikirim ke medan laga”.

Dalam hal tertentu, Khomeini, Deedat, dan orang-orang Muslim sejati lainnya benar. Jika tidak dengan jihad bagaimana mungkin Islam dapat berkembang? Pesan keselamatan apa lagi yang dapat mereka tawarkan untuk meyakinkan kepada dunia yang telah jatuh ke dalam dosa tersebut selain mengucapkan ‘la – illaha il’ allah’ jutaan kali? Apakah orang-orang modern tidak merasa terganggu dengan ucapan ‘la –illaha il’ allah’ secara berulang-ulang tersebut? Barangkali umat Muslim harus memanfaatkan uang hasil penjualan minyak mereka untuk membangun banyak mesjid yang bernilai ratusan juta dolar di seluruh dunia untuk memberi kesan bahwa Islam telah tersebar di mana-mana. Kebijakannya yaitu ‘biarkanlah mesjid-mesjid dibangun di mana-mana’ – walaupun tidak ada orang yang mengurus mesjid-mesjid tersebut. Dalam kurun waktu hanya lima tahun (1985-1990), umat Muslim telah membangun 5002 mesjid di Ethiopia saja. Pada tahun 1945, hanya terdapat satu mesjid di seluruh Inggris. Pada tahun 1990, terdapat lebih dari 1000 mesjid di seluruh Inggris. Pada tahun 1974, hanya terdapat satu mesjid di Perancis. Sekarang, lebih dari 1700 mesjid telah dibangun di Perancis.

Walaupun umat Muslim mengklaim bahwa mereka menyembah Tuhan yang sama dengan umat Kristen, namun dalam kenyataannya, mereka memandang Kekristenan sebagai ancaman terbesar bagi perkembangan Islam di mana-mana. Walaupun terjadi kemurtadan di dunia Barat, Kekristenan masih tetap berkembang dengan sangat pesat, dan umat Muslim sangat kuatir menghadapi hal tersebut. Ratusan ribu orang bertobat dan memeluk keimanan Kristen setiap tahun di dunia bebas, dan ironisnya jutaan orang bertobat dan memeluk keimanan Kristen di negara Cina Komunis. Suatu survey yang dilakukan oleh majalah Newsweek pada tahun 1988 memperlihatkan bahwa orang-orang Amerika Latin secara massal datang kepada Kristus setiap hari. Bagaimana mungkin kegiatan-kegiatan Kristiani tersebut diimbangi oleh umat Muslim?

Di samping pengembangan mesjid-mesjid, satu alternatif lain, terutama di Afrika, yang dilakukan oleh umat Muslim yaitu memikat para gadis Kristen dengan uang, persediaan makanan, pekerjaan, dan dengan iming-iming akan dinikahi, dan kemudian menarik mereka masuk Islam. Pemuda-pemuda Muslim yang berhasil mengawini gadis-gadis Kristen akan diberi upah. Sejumlah besar uang ditawarkan kepada orang-orang yang dapat menarik orang-orang Kristen untuk masuk Islam. Target-target untuk konversi adalah orang-orang yang memiliki latar belakang “Kristen” seperti saksi-saksi Yehovah, orang-orang Katolik atau kelompok-kelompok Kristen lainnya. Seorang teman di Tanzania melaporkan, “Sudah menjadi rahasia umum di daerah kami bahwa anda akan mendapat 25.000 shilling Tanzania (nama mata uang di sana) sebagai upah untuk membawa seorang Kristen masuk Islam, dan 100.000 shilling Tanzania jika anda berhasil membawa seorang pastor atau seorang padre masuk Islam”.

Suatu alternatif untuk melipatgandakan jumlah orang Muslim adalah dengan memiliki beberapa istri dan kemudian memproduksi lebih banyak anak-anak Muslim untuk memenuhi bumi dan kemudian mengklaim bahwa jumlah umat Muslim sudah mencapai ratusan juta orang. Menurut suatu laporan dari Persatuan Bangsa-Bangsa, penduduk dunia pada tahun 90-an bertambah dengan tiga bayi setiap detik (dan umat Muslim memberi andil yang cukup besar). Sementara seorang Amerika atau Eropa mempunyai satu istri dengan satu atau dua orang anak, umat Muslim secara kumulatif di seluruh dunia melahirkan banyak sekali anak setiap tahun. Diperkirakan di dunia, Islam memproduksi 25 juta bayi setiap tahun. Inilah cara umat Muslim mengislamkan dunia. Penyebaran agama secara biologis! Dan hal ini tidak pernah dicemooh. Umat Muslim meyakini bahwa dengan undang-undang keimigrasian liberal yang diberlakukan khususnya di Amerika, Eropa, dan Inggris Raya, mereka akan menjadi penduduk mayoritas di negara-negara tersebut dalam kurun waktu tidak terlalu lama dan mereka akan merupakan kekuatan politik yang perlu diperhitungkan.

Suatu kemungkinan lain adalah mengiming-imingi negara-negara miskin dengan uang hasil penjualan minyak dan memprakarsai upaya agar mereka masuk menjadi anggota OKKI (Organisasi Konferensi-Konferensi Islam). Prinsipnya sederhana yaitu orang yang memberimu makan akan mengendalikan hidupmu. Bahkan di negara-negara Barat, investasi dari petro dollar Arab yang sangat besar secara berangsur-angsur telah memperbudak kami. Namun alternatif-alternatif tersebut di atas tidak memberikan hasil yang terbaik. Kekristenan tetap tersebar ke mana-mana. Pemuda-pemuda Islam mulai berpaling dari sesuatu yang mereka anggap sebagai ‘ritual keagamaan monoton yang kosong’ untuk beralih pada sesuatu yang riil dan yang membangkitkan semangat/suka cita yang menjadi ciri keimanan Kristen. Sekarang banyak pemudi-pemudi Islam menanggalkan nama-nama Islam mereka. Banyak diantara para wanita muda Muslim tersebut lebih memilih peran perkawinan dalam tradisi Kristen dan mereka akan berpikir dua kali untuk memilih tradisi Islam dalam masalah ini. Beberapa imam Muslim dan para haji besar serta para hajjah mendeklarasikan Yesus sebagai Tuhan.

Sekarang umat Kristen Nigeria menghadapi oposisi dari Islam karena pertumbuhan Injil yang sangat luar biasa di negara tersebut dan sangat banyaknya orang-orang Muslim yang berpaling kepada keimanan Kristen. Gereja di Nigeria merupakan gereja pendoa yang sangat agresif/bersemangat dan hal ini merupakan faktor kunci yang menentukan keberhasilan misi dan tugas-tugas penginjilan di negara tersebut pada saat ini. Iblis sangat menyadari keadaan ini dan oleh karenanya iblis tidak bisa hanya berpangku tangan saja dan tidak berbuat apa-apa. Suatu hal yang tidak mengherankan kalau kita mendengar sebutan “Pendeta Ahmed Abdulkadir” atau “Pastor Sanni Abubakar Yusuf” di Nigeria. Tidak ada hal yang lebih meresahkan para pemimpin Islam dari pada keadaan tersebut.

Oleh karenanya, untuk memastikan kemenangan Islam, suatu hal yang drastis harus mereka lakukan. Bagaimana cara agama Islam berkembang dengan pesat pada awalnya? Umat Muslim sejati harus kembali menggunakan cara Islam yang efektif yang dilakukan oleh Muhammad pada zaman dulu. Siapakah seorang Muslim sejati? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, marilah kita perhatikan pernyataan Alquran berikut ini: “Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. … Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian (hari kiamat), dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya (maksudnya adalah orang-orang yang ingin dibebaskan dari kewajiban berjihad) “(Surat 9:44,45). Hal tersebut berarti bahwa seorang yang mengaku Muslim sejati namun menolak terlibat dalam perang secara fisik (jihad) sama artinya dengan orang murtad/ munafik.

Dalam Prakata sebuah buku yang berjudul “The Call of Jihad” (Panggilan Jihad), Mallam M. Salih menyerukan: “Munafiklah orang yang menganggap jihad sebagai kewajiban dalam Islam yang sudah kuno atau ketinggalan zaman”.
Pada kenyataannya, dalam Islam tidak ada istilah ketidaktoleransian atau keekstriman yang fanatik. Semua tindakan kekerasan dan vandalisme merupakan hal yang wajar dalam agama Islam. Orang-orang Islam yang disebut fanatik sesungguhnya merupakan orang-orang Islam yang sejati. Yang termasuk dalam golongan Islam fanatik/sejati tersebut adalah kelompok Maitatsinis, kelompok Zalla, Organisasi-organisasi pemuda Muslim dan para sponsor mereka mereka, kelompok al-jihad di Libanon, al-Mujahidin di Iran, Persatuan Mahasiswa Muslim, kelompok Jamat’ul Nasril Islamiyah, dan lain-lain. Mereka inilah yang harus membangun kerajaan Allah di dunia.

Pengertian mereka mengenai ‘kerajaan Tuhan’ ini sangat berbeda dengan pengertian kerajaan Tuhan yang dinyatakan dalam Alkitab. Alkitab menyatakan bahwa orang yang lemah lembut akan memiliki bumi. Yesus Kristus sendiri mengatakan, “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi”. Islam mengatakan “tidak”, anda tidak mungkin lemah lembut kalau ingin memiliki bumi; orang beriman (Islam) harus bangkit sekarang dan menggulingkan pemerintahan dan kemudian menguasainya. Alquran menyatakan, “kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi RasulNya dan bagi orang-orang mu’min; “(Surat 63:8). Oleh karena itu umat Muslim sejati perlu memprakarsai timbulnya fitna (artinya anarki, kekacauan) sampai kerajaan Allah yang suci dibangun di suatu daerah yang diinginkan.

Hal itulah yang menjiwai semangat revolusi yang mengantarkan Khomeini menuju tampuk pemerintahan/kekuasaan di Iran; itulah yang menjiwai semangat Persaudaraan Muslim di Mesir dan Alawit di Syria. Itulah Islam yang dipelopori oleh Muhammad dan dunia tidak perlu salah memahami lebih lama lagi mengenai tindakan-tindakan kekerasan yang dilakukan oleh mereka (umat Muslim sejati memang harus berbuat demikian). Ketika umat Muslim menghancurkan gereja-gereja dan membunuh orang-orang Kristen di wilayah Kaduna, Nigeria, pada tahun 1987, sebuah panel digelar oleh pemerintah untuk menyelidiki masalah tersebut. Semua pihak yang terlibat dalam peristiwa itu diminta untuk menyerahkan memo-memo kepada panel tersebut. Dalam bagian 4, sub-seksi (C) atas prakarsa sendiri, Jama’atu Nasril Islamiyah (JNI) dalam memonya mengatakan: “Seringkali dijumpai bahwa orang-orang yang tidak memahami masalah Islam atau Muslim mempunyai kesan-kesan yang salah tentang Islam. Umat Kristen yang tidak memahami masalah itu biasanya menjuluki umat Muslim sejati, yang setia melaksanakan perintah-perintah agama Islam dalam kehidupan mereka, dengan julukan-julukan yang kurang enak didengar seperti ‘fundamentalis’, ‘fanatik’, dan lain-lain. Sementara itu umat Muslim yang tidak serius menjalankan perintah agama mereka justru dianggap oleh umat Kristen tersebut di atas sebagai umat Muslim yang progresif. Jika umat Kristen memahami Islam dengan baik, mereka tidak akan membuang-buang waktu untuk mencoba menyela langkah mereka (umat Muslim) karena umat Kristen akhirnya akan menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang dapat menyela langkah umat Muslim sejati yang sebenarnya.

Kami dapat memahami adanya ironi dan tendensi tersembunyi di sini. Namun memang demikianlah hakekat umat Muslim sejati. Sesungguhnya kitalah sebagai umat Kristen yang tidak memahami mengenai hakikat Muslim sejati tersebut, dan kitalah yang patut disesalkan atas ketidaktahuan itu. Sudah menjadi tradisi bahwa sebagian besar pemimpin-pemimpin di Afrika dan di perbagai bagian dunia lainnya untuk mengirim ucapan selamat kepada umat Muslim pada setiap hari raya keagamaan Islam dengan ungkapan-ungkapan agar umat Muslim terus setia mengikuti contoh-contoh yang diberikan oleh nabi Muhammad dan agar mereka terus patuh/taat kepada Allah, serta agar mereka memiliki toleransi religius. Apakah masing-masing pemimpin tersebut di atas memang kurang memahami mengenai hakikat Islam atau mereka sebetulnya hanya sekedar ingin membuat berita basa-basi saja pada saat-saat perayaan hari raya agama Islam tersebut? Tidak tahukah mereka bahwa sebetulnya tidaklah mungkin untuk mengikuti contoh-contoh yang diberikan oleh nabi Muhammad seperti tertulis dalam Hadis dan mentaati kehendak Allah sesembahan nabi Muhammad seperti yang tertulis dalam Alquran dan sekaligus bersikap toleran, penuh rasa damai serta tunduk pada suatu pemerintahan yang tidak sepenuhnya Islami.

Bahkan di negara seperti Mesir di mana semua pimpinan yang memegang jabatan kunci adalah umat Muslim, mereka (umat Muslim sejati) masih tetap merasa tidak tentram sebelum pemerintahan Islam murni/sejati direalisasikan dan diterapkan pada seluruh penduduknya tanpa kecuali (termasuk semua penduduk non-Muslim juga harus tunduk dan melaksanakan perintah Allah sesembahan nabi Muhammad tersebut). Selama umat Kristen Koptik dan gereja-gereja mereka masih tetap ada di Mesir, umat Islam tidak akan pernah merasa tentram/aman. Pada bulan September 1981, umat Muslim melakukan penyerangan terhadap umat Kristen Koptik dan mengakibatkan 50 orang meninggal. Oleh karena itu, Presiden Anwar Sadat kemudian memerintahkan penahanan dan penuntutan terhadap umat Muslim fundamentalis. Sebulan kemudian, kelompok Islam bawah tanah membunuh Anwar Sadat.

Hosni Mubarak berusaha menampilkan dirinya sebagai seorang yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dengan maksud untuk menenangkan para anggota jihad, namun dia segera menyadari bahwa usahanya tersebut tetaplah sia-sia belaka. Umat Muslim militan tetap berusaha untuk menghancurkan pemerintahannya dan membentuk pemerintahan Islam sejati secara utuh di Mesir. Akibatnya, pariwisata yang merupakan penunjang utama ekonomi Mesir mengalami kemerosotan drastis. Keadaan tersebut terjadi sehubungan dengan pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab terhadap para turis Barat yang mengunjungi monumen-monumen bersejarah di Mesir. Pada pertengahan bulan Oktober 1992, seorang turis berkebangsaan Inggris dibunuh dengan senapan mesin. Majalah Timur Tengah juga melaporkan bahwa militan-militan Islam “menembaki sebuah kapal pesiar yang melintasi Sungai Nil dengan membawa 140 turis Jerman. Dan pada tanggal 25 Oktober, 3 orang turis berkebangsaan Rusia ditusuk di Port Said, sebuah kota yang terletak di Mediterranean.

Tidak ada satupun himbauan Presiden Hosni Mubarak yang dapat merubah sikap umat Muslim sejati dalam hal kekerasan dan gelap-mata. Umat Muslim tersebut sesungguhnya memerlukan operasi bedah roh – suatu operasi yang dilakukan oleh Roh Kudus untuk merubah hati atau roh manusia, suatu operasi hati atau roh yang sangat teliti, menyeluruh dan sempurna, suatu transplantasi hati rohani, suatu transplantasi gen dan tabiat baru. Itulah sebabnya kejadian tersebut dinamakan regenerasi. Tuhan Yesus menamakan kejadian tersebut sebagai “dilahirkan kembali”.

Pada hari Natal dan Paskah, para pimpinan politik kami secara tradisional mengucapkan selamat kepada kami, umat Kristen, dan mengajak kami untuk hidup dalam damai sejahtera. Kami mengucapkan terima kasih kepada mereka atas ucapan selamat tersebut. Namun perlu diketahui bahwa umat Kristen tidak memerlukan himbauan dari politisi maupun orang-orang berseragam untuk hidup dalam damai sejahtera. Kami mempunyai banyak pastor dan pendeta yang diurapi Tuhan yang dapat memberi himbauan semacam itu dengan lebih baik lagi. Bukan himbauan/pidato dari sekretaris suatu kantor berita yang menjadikan seorang Kristen hidup dalam damai dan dalam kesucian, melainkan Tuhan yang mengajarkan kami untuk “berdamai dengan semua orang” dan juga untuk “membalas kejahatan dengan kebaikan” walaupun menghadapi provokasi! “Tetapi kepada kamu yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi oang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkanlah juga ia mengambil bajumu” (Lukas 6:27-29).

Pernyataan Tuhan Yesus tersebut kedengarannya aneh, tetapi itu memang merupakan salah satu dari ajaran-ajaran juruselamat kami, Yesus Kristus. Tidak ada satupun agama yang mengajarkan hal semacam itu. Tuhan Yesus sendiri mendemonstrasikan perbuatan tersebut ketika Dia menyerahkan hidupNya supaya barangsiapa percaya kepadaNya dapat memperoleh hidup yang kekal. Dia adalah Gembala kami, dan kami adalah domba-dombaNya. Dan sebagai domba, kami tidak mempunyai tanduk untuk berkelahi, juga tidak mempunyai gigi taring untuk menggigit. Tuhanlah yang akan berperang untuk membela kami. Kami tidak membutuhkan politisi untuk mengajari kami hal tersebut. Nampaknya banyak dari pemimpin kami yang memaafkan perbuatan umat Muslim atau bahkan mempromosikan Islam di satu sisi namun di sisi lain mereka mengajari umat Muslim untuk hidup dalam damai. Jikalau seorang Muslim tidak dilahirkan baru, dia tidak akan dapat hidup dalam damai. Membayangkan adanya seorang Muslim yang benar-benar lemah lembut dan cinta damai sama dengan membayangkan adanya sebuah segi empat yang bundar atau sebuah gelas yang elastis. Anda harus menyadari bahwa seorang Muslim bagaimanapun juga tetap seorang Muslim. Sebagaimana yang kita baca dalam Alquran, Muhammad menyatakan: “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk (Surat 9:29). Dalam Surat 4:89, Allah memerintahkan bahwa setiap orang yang meninggalkan agama Islam atau membujuk/mendorong orang lain untuk melakukan hal tersebut harus ditangkap dan kemudian dibunuh. Itulah yang menjadi alasan utama mengapa orang-orang Muslim takut untuk berpaling dari agama Islam untuk memeluk keimanan Kristen.

Jadi, kalau dengan percaya dan menjalankan perintah Injil Yesus Kristus saya menjadi musuh Allah, siapakah Allah tersebut? Siapakah Allah tersebut yang merasa begitu terhina/terluka hatiNya oleh berita Injil Kristus? Mungkinkah Dia adalah Yahweh yang memilih Yesus diantara dua orang nabi besar dalam Alkitab dan kemudian berkata: “Inilah AnakKu yang Kupilih, dengarkanlah Dia” (Lukas 9:35). Kalau dengan “mendengarkan Dia (Yesus)” kami menghina/melukai hati Allah, tidak pantaskah kalau kami mencari tahu identitas Allah seperti ini? Suatu ketika Muammar Ghaddafi dari Lybia berkata: “Kirimkan misionari-misionari Islam ke Burundi, Zaire, Uganda, … untuk menandingi kegiatan-kegiatan jahat misionari-misionari Kristen di sana. Allah menghendaki agar kamu berperang dalam satu barisan dan barangsiapa yang tidak mau berperang harus keluar dari Islam dan Allah tidak akan mengizinkan dia masuk firdaus… Kamu harus memberi dukungan kepada umat Muslim di Zaire dan menganjurkan mereka untuk melakukan serta melibatkan diri dalam jihad agar supaya Mobutu dapat dirobohkan (digulingkan). Barangsiapa yang berhasil membunuh Mobutu pasti akan masuk firdaus”. 11 Celakalah bangsa yang dipimpin oleh “Allah” seperti ini!.

Mengenai murid-muridNya (umat Kristen), Yesus menubuatkan sebagai berikut: “Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Tuhan. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku” (Yohanes 16:2,3). Hal ini berarti bahwa Allah yang dikenal sebagai Tuhan oleh orang-orang yang dinubuatkan Yesus sebagai pembunuh orang-orang Kristen sesungguhnya bukanlah Bapa Surgawi yang asli. Dan itulah sebabnya mengapa kami harus sabar dan menanggung penderitaan untuk mencari tahu siapakah Allah ini. Hal tersebut memang perlu kami lakukan.



Pengalaman Nigeria
Umat Muslim masa kini melaksanakan ibadah agama Islam sama seperti halnya yang dilakukan oleh Muhammad pada masa lalu. Tidak ada keekstreman. Kenyataannya, pada masa kini lebih sedikit jumlah pembunuhan yang mereka lakukan dibanding dengan pada masa lalu. Hal tersebut terjadi jelas karena adanya undang-undang sipil dan undang-undang anti kejahatan dan peraturan-peraturan yang menghalangi perbuatan kekejaman yang dilakukan seseorang atas nama atau dengan dalil agama. Nigeria telah sering mengalami praktek-praktek kekejaman Islam tersebut; banyak sekali kasus yang dapat disebutkan, namun kami hanya akan menyebutkan beberapa kejadian yang terjadi akhir-akhir ini. Kami teringat pada waktu terjadi kerusuhan yang dipicu oleh kelompok Islam Maitatsinis tahun 1980 di Kano yang menewaskan 4177 orang dengan kerugian harta benda yang ditaksir senilai berjuta-juta dolar. Dua tahun kemudian, pada tanggal 30 Oktober 1982, delapan gereja besar dibakar di Kano. Pada tahun yang sama umat Muslim menyerang Kaduna dan dalam peristiwa tersebut 400 orang terbunuh. Pada bulan Oktober tahun yang sama itu pula, para anggota kelompok Persatuan mahasiswa Muslim menyerang Sabon Gari di Kano dan menewaskan dua orang. Banyak diantara pembunuhan-pembunuhan tersebut ditujukan bukan saja kepada umat Kristen tetapi juga ditujukan kepada orang-orang sesama Muslim yang berlainan sekte.

Pada tahun 11984, umat Muslim di Yola dan Jimeta gelap mata dan membunuh 700 orang termasuk polisi, dan 5913 orang kehilangan tempat tinggal. Mereka juga mengepung Gombe dan membunuh lebih dari 100 orang.12

Pada tanggal 13 Mei 1986, para mahasiswa Muslim dari Universitas Sokoto mengamuk dan menyerang mahasiswa lain dengan menggunakan senjata-senjata berbahaya. Sementara mahasiswa Muslim tersebut masih mengamuk di Sokoto, kelompok mahasiswa yang sama yang berada di Ibadan juga ikut-ikutan melakukan aksi yang sama yaitu dengan menbakar patung Yesus di sebuah Kapel Kebangkitan di Universitas Ibadan. Pada tahun berikutnya , tepatnya pada tanggal 6 Maret 1987, di Akademi Pendidikan, Kafanchan di wilayah Kaduna, umat Muslim terus mengamuk, mereka berharap gerakan mereka akan merambat sampai ke Selatan. Peristiwa ini melanda Kafanchan, Kaduna dan Zaria. Dari 150 gereja yang ada di Zaria, hanya 1 gereja yang selamat dari pembakaran yang dilakukan oleh anggota pasukan jihad di kota tersebut dalam waktu 3 hari. Banyak orang Kristen dibunuh dengan tanpa perasaan sementara yang lainnya dibakar hidup-hidup. Banyak rumah milik orang Kristen dan mobil-mobil dengan stiker Kristen dibakar di kota-kota tersebut di atas. Pada waktu itu penulis buku ini berada di Kaduna dan Zaria untuk melihat sendiri peristiwa tersebut. Penyebab yang memicu terjadinya kerusuhan tersebut adalah sebagai berikut: Pada suatu hari seorang mahasiswi Muslim menuduh bahwa Pendeta Abubakar Balo, semula adalah seorang Muslim, telah salah menginterpretasikan Alquran dalam kotbahnya. Tidak seorangpun non-Muslim boleh mengutip ayat-ayat Alquran, namun sebaliknya orang Muslim boleh mengutip ayat-ayat Alkitab. Menurut umat Muslim, seorang yang bukan Muslim tidak mampu memahami apa yang dinyatakan oleh Alquran mengenai sesuatu masalah.

Selama krisis ini, Padri kampus Universitas Ahmadu Bello, di Kongo, Dr. Ben Oruma, seorang yang pelayanannya di Kapel telah membantu mengurangi jumlah mahasiswa Muslim di universitas tersebut, menjadi target utama pembunuhan yang akan dilakukan oleh anggota jihad. Dari rumahnya, dia diburu sejauh beberapa mil. Akhirnya, mereka menangkapnya, lalu mereka menusuk tubuhnya dengan pisau, membacok dan memukulnya. Dr. Oruma bersaksi, “Mereka berpikir bahwa mereka telah menghabisi saya, dan sambil meninggalkan saya, sayup-sayup saya mendengar mereka mengumandangkan slogan ‘Allahu Akbar, Allahu Akbar’ (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar)”. Slogan tersebut dikumandangkan karena Allah telah menyerahkan musuhNya ke tangan mereka. Dalam buku kecil ini tidaklah mungkin bagi kami untuk menuliskan semua laporan mengenai kekejaman yang dilakukan oleh umat Muslim sejak jihad Uthman dan Fodio dilancarkan di Nigeria pada tahun 1804. Namun demikian horor-horor seperti itu belum bisa dikategorikan sebagai tindakan-tindakan ekstrem. Salah satu tujuan buku ini adalah untuk menunjukkan bahwa kekerasan dalam Islam mencakup baik doktrin maupun manusia.

Dalam Kristen, kedamaian juga merupakan suatu ajaran untuk ditaati, dan sekaligus seorang Manusia (Maksudnya Yesus) untuk dimiliki. Ketika seseorang dimiliki oleh salah satu dari dua keimanan tersebut (maksudnya Kristen atau Islam), orang tersebut pasti harus bersikap sesuai dengan keimanan yang menguasainya itu (keimanan yang dipeluknya). Coba anda jumpai seorang Muslim sejati yang lemah lembut dan suka damai, dan anda akan segera mengetahui bahwa apabila anda menekan sebuah tombol dalam kehidupannya, pasti sifat dasar aslinya akan dimanifestasikannya (catatan: menurut tafsiran penerjemah pengertian ‘menekan sebuah tombol dalam kehidupannya’ adalah mengusik salah satu nilai-nilai keislamannya). Orang yang paling suka damai di antara mereka (umat Muslim) justru telah memperlihatkan sifat dasar aslinya seperti tersebut di atas kepada kita. Pembunuhan yang mereka lakukan terhadap kami (umat Kristen) justru membuat kami makin berani. Suara kami makin keras di ambang kematian kami daripada ketika hidup. Ribuan umat Kristen telah dibantai, namun umat Muslim jangan menganggap bahwa mereka telah berhasil membungkam umat Kristen. Namun demikian, ada satu hal yang perlu kami jelaskan dan umat Muslim yang berada di negara-negara Barat perlu mengetahuinya. Kami tidak akan menunggu sampai Islam mencekik leher kami dan memperbudak bangsa-bangsa kami yang merdeka sebagaimana yang dilakukan Islam di Afrika Utara, dan di berbagai tempat di dunia ditabukan bagi orang-orang untuk mengakui keimanan Kristen atau bertobat menerima Yesus sebagai juruselamat secara terbuka, karena hal tersebut sangat menyakiti hati Islam. Umat Muslim supaya berhati-hati; Yahweh, Tuhan kami, tidak akan melupakan semua pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan oleh umat Muslim terhadap kami secara berulang-ulang selama berabad-abad dan Dia akan menuntut balas kepada umat Muslim atas perbuatan yang mereka lakukan terhadap umat Kristen. Kami berharap setiap pemerintahan yang bertanggungjawab agar segera menarus perhatian secara serius atas peringatan kami ini mulai saat ini. Walaupun Yahweh, Tuhan kami, adalah Tuhan yang penuh belas kasihan, Dia tidak akan pernah mengampuni orang yang tidak mau mengakui dosa-dosanya serta bertobat. Umat Muslim tidak mau bertobat namun jangan mereka pikir bahwa mereka boleh melanjutkan kekejaman mereka tanpa kendali.

Pada tahun 1991 dan 1992 terjadi lagi tiga kali kerusuhan yang dilakukan oleh umat Muslim di Katsina, Bauchi dan Kano yang telah menewaskan ribuan orang Kristen. Di Bauchi, penyebab kerusuhan adalah penjualan daging babi panggang atau Suya oleh seorang Kristen di Tafawa Balewa, suatu wilayah Kristen, dan menurut kata orang daging babi tersebut dibeli dan dimakan oleh seorang Muslim. Akibatnya, orang Kristen penjual daging tersebut dibunuh karena dituduh “menggoda” orang Muslim tersebut. Tidak cukup sampai di situ, kejadian tersebut berlanjut dengan timbulnya kerusuhan yang menewaskan ratusan orang baik dari pihak Muslim maupun pihak Kristen.

Di Kano, umat Muslim membuat kerusuhan untuk memprotes usulan akan diadakannya acara penginjilan Kristen oleh pengkhotbah Kristen, Reinhard Boonke. Banyak laporan mengenai kekejaman-kekejaman yang tak terlukiskan. Dua staff dari penerbitan Nigeria yang menerbitkan buku ini pergi ke Kano segera setelah terjadi kerusuhan tersebut. Salah satu cerita yang telah beredar secara luas di kota tersebut adalah cerita mengenai seorang wanita hamil yang telah diseret keluar dari rumah sakit oleh anggota-anggota jihad dan menurut laporan, wanita tersebut disayat perutnya dengan pisau belati dan ‘janin kafir yang di dalamnya’ dibuang. Sekelompok pengamat berita dari majalah “The Nigerian Newswatch” yang datang ke kota itu untuk meliput berita mengenai penyembelihan/penyayatan perut wanita tersebut melaporkan bahwa sangatlah melanggar kesopanan untuk menerbitkan gambar-gambar yang mereka ambil di Kano. Nampaknya kita sangat mudah melupakan sejarah, sehingga akibatnya kita membahayakan generasi kita dan anak cucu kita. Buku ini didedikasikan untuk mengenang seorang Tetua Gereja ECWA, Tundun Wada, di Kaduna, yang dibakar oleh umat Muslim sampai mati bersama dengan gerejanya dalam kerusuhan 1987. Gereja tersebut kemudian dibangun kembali dengan biaya sebesar 500.000 Naira (mata uang Nigeria). Pada bulan Mei 1992 orang-orang Islam membakar lagi gereja tersebut. Ketika pembakaran ini terjadi, di dalam gereja tersebut sedang diadakan suatu sandiwara Kristiani. Segerombolan orang Islam dengan tiba-tiba datang mengepung gereja tersebut kemudian membakarnya. Dalam peristiwa tersebut sekurang-kurangnya 20 orang diantara yang hadir di gereja tersebut tewas. Asisten Sekretaris gereja, Musa Bakut, tidak hadir di gereja tersebut, namun orang Muslim mencarinya di rumahnya dan membunuh dia beserta anak laki-lakinya, membakar mobilnya dan meninggalkan istrinya dalam keadaan sekarat. Mereka memutuskan untuk tidak membunuh istri Musa Bakut, karena mereka tiba-tiba teringat sabda Allah yang menyatakan bahwa mereka tidak boleh membunuh wanita atau anak-anak. Semua peristiwa tersebut terjadi selama kerusuhan-kerusuhan Zango Kataf di Kaduna – kami diberitahu secara berulang-ulang, bahwa peristiwa-peristiwa tersebut tidak ada hubungannya dengan agama.

Filsafat Perdamaian
Kami memperhatikan bahwa seberapa banyak jumlah orang di dunia sebanyak itu pula jumlah pendapat manusia. Ada sementara orang yang mungkin saja menaruh rasa simpati terhadap umat Kristen karena kehancuran/kerusakan yang mereka derita akibat ulah umat Muslim. Namun orang-orang tersebut juga meyakini bahwa usaha menyelidiki siapa Allah umat Muslim merupakan perbuatan yang ekstrem. Bagi orang-orang semacam itu, buku yang seperti kami tulis inipun sudah dianggap ofensif. Mereka tidak tahu bahwa Alkitab umat Kristenpun dianggap ofensif oleh umat Muslim. Mereka berpendapat bahwa sebaiknya umat Kristen tetap diam di rumah mereka masing-masing atau meratapi nasib mereka di dalam rumah mereka sendiri-sendiri. Seorang penulis harus menghormati agama dan perasaan orang-orang lain – maksudnya tetap berdiam diri (tetap damai) walaupun eksistensi hak-haknya dirampas. Dia harus dikuasai oleh rasa damai.

Orang-orang dengan pendapat-pendapat seperti itu pasti tidak memahami apakah arti damai dalam Islam. Ada sebuah balada Yahudi yang menceritakan mengenai seekor ikan sarden yang sedang berenang di lepas pantai Eilat. Ikan sarden tersebut berjumpa denagn seekor ikan hiu dan menyapanya dengan rendah hati, shalom atau salam damai. Untuk menghindari timbulnya perselisihan, ikan sarden tersebut memberikan ekornya, beberapa sirip dan sisiknya kepada ikan hiu itu, namun perbuatan ikan sarden itu tidak memberikan hasil apapun. Sekarang, demi perdamaian yang abadi dan sesungguhnya, ikan sarden tersebut menyerahkan semua apa yang dia miliki. Ikan hiu tersebut mengangguk-anggukkan kepalanya tanda setuju dan mengucapkan kata ‘damai’ sambil membuka mulutnya lebar-lebar kemudian menelan ikan sarden itu bulat-bulat. Inilah yang dinamakan damai yang abadi.

Dalam kantor-kantor pemerintahan di Nigeria Utara, sirip-sirip, ekor, dan sisik-sisik umat Kristen telah dipotong-potong oleh bos mereka yang beragama Islam. Sekolah-sekolah Kristen (dimana bos yang beragama Islam itu dulunya dididik) dan rumah sakit-rumah sakit Kristen telah diambil alih dan diberi nama Islam. Namun semua pengorbanan dari para karyawan Kristen tersebut belumlah cukup untuk memenuhi syarat bagi tercapainya damai sejati menurut Islam.

Bagi Islam, damai atau ‘salaam’ belum dicapai kalau Islam belum menelan bangsa yang menjadi musuhnya. Damai berarti memusnahkan semua musuh-musuhnya. Damai berarti menaklukkan, membunuh, atau menelan semua orang yang tidak konformis (maksud dari ‘orang yang tidak konformis’ adalah orang yang menolak doktrin/ajaran Islam). Oleh karena itu, jangan ada seorangpun yang membayangkan untuk ‘memberi kesempatan kepada sang ‘salaam’ (damai) dalam sebuah Negara yang jumlah umat Muslimnya sangat signifikan.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Richard Wurmbrand, “Umat Kristen tidak akan bertengkar, tetapi umat Kristen juga tidak akan membiarkan siapapun untuk menelan diri mereka bulat-bulat. Anak-anak Tuhan adalah suatu spesies yang sangat berharga; kami harus tetap bertahan hidup … sementara di satu sisi kami harus membenci perang, di sisi lain kami juga harus mengalahkan Hitler, pecinta perang”. 13

Pada akhir tahun 1989, para pimpinan utama (pimpinan yang memegang posisi kunci) umat Muslim di seluruh Afrika berkumpul di Nigeria. Salah satu resolusi yang dicetuskan adalah membentuk “The Islam in Africa Organization” (Organisasi Islam di Afrika). Akhirnya, organisasi tersebut dapat terbentuk dan Nigeria dijadikan Markas Besar tetapnya. Para anggota menyimpulkan: “Kami siap berjuang sampai kapanpun untuk menerapkan Syariat Islam di Negara ini baik ketika kami hidup maupun mati”.14

Apakah umat Kristen sebaiknya diam sehingga kami tidak perlu memprovokasi suatu kerusuhan? Umat Muslim tidak perlu diprovokasi. Mereka tidak perlu diperintah dua kali untuk berperang. Jika mereka harus mematuhi perintah-perintah Allah yang tertulis dalam Alquran dan harus mengikuti contoh-contoh dan instruksi-instruksi Muhammad yang tertulis dalam Hadis, mereka tidak perlu diprovokasi (maksudnya mereka pasti melakukan kedua hal tersebut di atas dan tidak perlu dihasut-hasut). Umat Muslim sejati selalu merencanakan tentang apa yang harus mereka lakukan selanjutnya untuk “menaklukkan” musuh-musuh Allah. Menurut mereka, setiap orang harus diadili dengan Syariat Islam, hukum-hukum Allah.

Para pemimpin Islam saat ini bekerja keras untuk menguasai bukan hanya Afrika tetapi juga dunia Barat. Bermilyar-milyar petrodollar dimanfaatkan untuk membangun mesjid-mesjid di Britania Raya, di Eropa, di Australia dan di Amerika Serikat. Ketika Konferensi Islam Internasional diselenggarakan di Inggris pada tahun 1976, umat Muslim memutuskan dan bersumpah: “Jika kami dapat memenangkan London untuk Islam, seluruh dunia Barat tidak terlalu sukar untuk ditaklukkan”.

Sebagian besar orang-orang Inggris bahkan tidak membayangkan mengenai kemungkinan umat Muslim merealisasikan aspirasi tersebut. Namun perkembangan Islam di Britania Raya sangat pesat. Saat ini di Inggris telah terdapat lebih dari 1000 mesjid. Bangsa-bangsa Barat relatif sangat makmur karena berkat-berkat Tuhan yang dilimpahkan kepada umat Kristen di sana. Melihat keuntungan-keuntungan ekonomi yang sangat menjanjikan tersebut, orang-orang Islam kemudian berbondong-bondong menuju ke Barat. Namun, bukannya kami yang menyampaikan berita Injil kepada mereka malahan umat Muslim diberi kesempatan untuk membangun mesjid-mesjid dan madrasah-madrasah serta mengembangkan agama Islam di Barat. Kami mungkin berpendapat bahwa kami ingin membantu mereka, namun dalam kenyataannya bukan demikian halnya. Karena setelah mereka mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan agama Islam mereka bukannya berterima kasih dan melakukan ibadah mereka dengan tertib dan tenang di dunia bebas, mereka malahan menuntut lebih banyak lagi yaitu agar mereka memiliki parlemen Islam sendiri. Seruan mereka nampaknya telah mempengaruhi para pembuat undang-undang Inggris di berbagai wilayah terutama yang berkaitan dengan status Kristen dan Islam di negeri tersebut. Orang-orang Islam bahkan menuntut diterapkannya hukum potong tangan bagi para pencuri sebagaimana yang dilakukan di negara-negara Islam, mereka juga menuntut dilaksanakannya Syariat Islam di dunia Barat.

Jika umat Muslim memang meyakini bahwa Allah itulah yang seharusnya memerintah kami di dunia bebas, mereka pertama-tama semestinya mengizinkan kami mempelajari mengenai Allah dan manifesto-manifesto dan konstitusiNya secara menyeluruh; karena Alkitab kami menyatakan: “Berbahagialah bangsa yang Tuhannya adalah Yahweh”. Jika Allah Muslim adalah Allah yang memerintah dunia Islam dimana seseorang tidak boleh berbicara mengenai kebebasan atau hak-hak azasi manusia; jika Dia adalah Allah negara Kuwait dimana seorang wanita tidak memiliki hak suara, atau Allah negeri Saudi Arabia dimana seorang wanita tidak boleh mengemudikan mobil, atau Allah negeri Iran dimana seorang istri harus mendapatkan “izin tertulis” dari suaminya sebelum keluar rumah, atau Allah yang memberi inspirasi kepada Muhammad dan Allah yang berfirman dalam Alquran, kami di dunia bebas membutuhkan sedikit waktu untuk mempelajari mengenai Dia lebih dahulu dengan maksud agar kami dapat memutuskan apakah kami akan membiarkan Dia memerintah negeri kami atau tidak.

Dunia Barat, terutama Inggris, mempunyai sebuah ilusi untuk tetap mempertahankan standar keadilan bagi semua orang, tidak ingin menyusahkan umat Muslim. Parlemen Australia bahkan berusaha untuk membuat undang-undang yang melarang seseorang berbicara mengenai hal-hal yang mendiskreditkan agama lain (hal ini tentunya juga berarti bahwa orang beragama bukan Kristen tidak boleh mendiskreditkan agama Kristen).

Tindakan Parlemen Australia tersebut hanyalah munafik karena sesungguhnya banyak hal yang ditulis oleh kantor-kantor berita di seluruh dunia terutama oleh para penulis beragama Islam, yang mendiskreditkan Kristen, namun nampaknya tak seorangpun merasa keberatan atas tulisan mereka tersebut.

Tujuan Islam adalah mencaplok dunia. Sebagai kebijakannya, Muslim tidak boleh “dilukai perasaannya” atau “diserang”; tetapi mereka boleh terus menerus menyerang agama-agama lain, terutama Kristen. Di negara-negara Islam perbuatan seorang Muslim menggiring seorang Kristen masuk Islam merupakan perbuatan yang dibenarkan oleh hukum, namun perbuatan seorang Kristen menggiring seorang Muslim masuk Kristen merupakan perbuatan kejahatan yang sangat serius, suatu perbuatan illegal yang sangat tidak dibenarkan oleh hukum. Di beberapa negara, pengkhotbah Kristen mungkin akan menghadapi hukuman mati. Umat Muslim merasa sudah sewajarnya kalau mereka menuntut hak mereka untuk membangun mesjid-mesjid dimanapun di dunia Barat, sementara itu mereka bermimpipun tidak membayangkan untuk mengizinkan gereja-gereja dibangun di negara-negara mereka sendiri (negara-negara Islam).

Sangat merupakan suatu pretense liberalitas dan suatu kesalahan serius bagi para pembuat undang-undang kami untuk memandang enteng ancaman-ancaman dan terorisme Islam di dunia Barat. Kalau kami tetap memiliki sikap “hidup dan membiarkan hidup” terhadap Islam, Islam memang pasti hidup, tetapi kehidupannya hanya untuk menghancurkan kami!

Hak Untuk Menangis Dengan Keras
Di mana Islam mendapatkan kedudukan/kesempatan, Islam selalu menggunakan kesempatan itu untuk menganiaya umat Kristen, tidak cukup sampai disitu saja Islam bahkan berusaha keras untuk membungkam gereja agar tidak berkomentar apapun. Islam boleh melukai korban dan sekaligus merampas hak korban untuk menangis/mengeluh. Umat Kristen Koptik di Mesir mengalami penganiayaan secara berkesinambungan selama berabad-abad, dan sampai saat ini mereka masih mengalami tindasan-tindasan yang sama dari orang-orang Islam. Di Nigeria saja, dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak orang Kristen dibantai oleh umat Islam. Apakah mereka masih memiliki kebebasan untuk menangis? Setelah berhasil menggorok leher saudara saya, apakah mereka juga akan mencegah saya untuk menangis keras-keras?

Siapa takut mati? Siapa takut pada ancaman dari manapun? “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan, atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan. Tetapi dalam semuanya itu kita lebih daripada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita” (Roma 8:35-37). Orang Kristen Nigeria tidak perlu takut lagi. Umat Muslim sudah terlalu banyak membunuh mereka – sedemikian banyaknya, sehingga kerusuhan-kerusuhan yang berbau agama sudah tidak layak disebut berita lagi di Nigeria.

Seandainya tindakan kekerasan yang dilakukan oleh umat Muslim tersebut tidak punya landasan yang tertulis dalam Alquran maupun Hadis, kami pasti akan menganggap mereka sebagai ekstremis. Itulah salah satu alasan mengapa kami harus mempelajari mengenai Allah yang berbicara dalam Alquran dan yang telah memberi inspirasi kepada umat Muslim untuk memusuhi umat Kristen. Kami bersyukur kepada Tuhan kami bahwa darah orang-orang Kristen yang mati syahid telah memberi kekuatan kepada gereja Yesus Kristus. Darah seorang Kristen yang tertumpah karena mempertahankan imannya kepada Kristus seringkali menjadi pupuk kehidupan Gereja Tuhan.

Kami tidak takut. Kami kalah untuk menang; kami mati untuk menaklukkan. Augustine, sambil menguraikan pengalaman dari umat Kristen mula-mula, berkata: “Para martir Kristen diikat, dijebloskan ke dalam penjara, dicambuk/didera, disiksa, dibakar, dikuliti, dibantai, … namun justru jumlah mereka makin berlipat ganda”. Haleluyah! Penulis buku ini telah bekerja di Nigeria dan dia dapat mengatakan dengan pasti bahwa hal inilah (maksudnya umat Kristen makin dibasmi makin bertambah banyak jumlahnya) yang terjadi di Nigeria. Lebih banyak orang-orang Islam yang bertobat dan menerima keimanan Kristen dalam sepuluh tahun terakhir ini, sejak umat Kristen mengalami penganiayaan yang sangat serius, bila dibandingkan dengan jumlah orang-orang Islam yang bertobat dalam gabungan seluruh dekade-dekade sebelumnya yang hanya dilakukan melaui dialog. Dalam pandangan kami kejadian tersebut sungguh ajaib/mengherankan. Melihat kenyataan ini iblis menjadi bingung, sambil menyesali apa yang telah diperbuatnya. Iblis tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya, sementara bagi kami keadaan tersebut justru baru merupakan langkah awal dari perjalanan kami yang panjang.

Dekade ini merupakan masa-masa kritis dalam usaha merealisasikan program Tuhan. Banyak usaha yang dilakukan oleh berbagai negara untuk menutup pintu bagi pelayanan/penginjilan Kristen. Namun kami yakin bahwa sekaranglah saatnya kuasa Roh Kudus siap membebaskan orang-orang yang dibelenggu oleh pengaruh Islam di negara-negara Islam sekalipun negara-negara tersebut sangat sulit ditembus oleh kekuatan manapun di dunia. Mereka bisa saja membelenggu kami, namun mereka tidak akan mampu membendung Firman Tuhan. Mereka bisa saja melarang kami memasuki negara mereka, tetapi mereka tidak akan mampu melarang Roh Kudus untuk “membebaskan” tawanan yang telah mereka belenggu dengan kuasa Islam.

Semua negara-negara Islam sudah masuk program Tuhan. Mereka semua harus berdiri di hadapan tahta surga (Wahyu 7:9-10). Namun setelah kemenangan yang diperoleh Yesus bagi keselamatan mereka 2000 tahun yang lalu, iblis masih tetap mengikat mereka dengan agama yang palsu dan pengaruh-pengaruh roh jahat/najis. Bermilyar-milyar orang mati dalam dosa-dosa mereka dan dalam sebuah harapan yang palsu. Tidak lama lagi, Yesus Kristus akan datang kembali untuk mengambil milikNya sendiri (orang-orang yang sudah menerima Yesus sebagai juruselamat mereka), dan kemudian Tuhan akan menjatuhkan hukuman atas dunia ini. Namun dengan kedaulatanNya, Tuhan akan melawat semua bangsa-bangsa dan menyelamatkan sebagian dari mereka melalui berbagai cara yang dikehendakiNya. Tuhan melakukan semua hal ini karena besar kasihNya. Tidak ada satupun alat pengamanan yang dapat mencegah lawatan Tuhan tersebut. Tidak ada satupun penganiayaan yang dapat mencegah usaha penyelamatan yang dilakukan Tuhan itu. Tuhan sendiri yang akan memperlihatkan kekuasaannya kepada bangsa-bangsa tersebut. Yesus berkata: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu … “ (Matius 28:19). Tuhan telah melengkapi kita dengan urapan dan semua peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas penginjilan tersebut, dan tak ada satupun yang dapat menghentikan kami. Berbicara mengenai usaha penyelamatan bagi orang-orang yang diperbudak oleh suatu agama, Yesus berkata, “Bagaimanakah orang dapat memasuki rumah seorang yang kuat dan merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu?” (Matius 12:29). Dengan kuat kuasa Tuhan, dan sebagai sekawanan rajawali Tuhan, kami akan menerobos masuk ke dalam “benteng-benteng orang kuat tersebut” untuk membebaskan tawanan-tawanannya. “Pada waktu itu beban yang ditimpakan mereka atas bahumu akan terbuang, dan kuk yang diletakkan mereka atas tengkukmu akan lenyap” (Yesaya 10:27a).

Suatu Tantangan Terbuka
Menurut pendapat kami yang sederhana, kami rasa umat Muslim tidak perlu berperang. Yesus telah berkata, “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup”. Para pemimpin agama pada masa Yesus ada di dalam dunia yang mengatakan “Tidak”. Mereka telah menyalibkan Dia. Namun pada hari ketiga, Dia bangkit kembali, menampakkan diriNya kepada banyak orang di kota Yerusalem selama 40 hari penuh sebelum Yesus naik ke surga secara jasmaniah. Yesus masih tetap hidup dalam tahta kemuliaanNya sampai sekarang. Hal itu menunjukkan bahwa Kebenaran mempunyai kemampuan dasar alamiah untuk tetap hidup dan mempertahankan diri. Sebagai umat Kristen, kami tidak pernah terpengaruh oleh pamflet-pamflet, kaset-kaset video dan audio, provokatif Islam yang dilontarkan oleh Ahmed Deedat dan murid-muridnya di Afrika Selatan, dan di berbagai tempat di dunia. Kami percaya bahwa kami tidak perlu membuat keributan atau berperang untuk mempertahankan kebenaran. Kebenaran selalu menang.

Namun berbeda dengan umat Kristen, umat Muslim selalu mempertahankan Islam dari kritikan dengan cara-cara yang tidak terbayangkan sebelumnya. Jika agama Islam adalah “Kebenaran” atau bahkan suatu Kebenaran yang paling benar, Allah tentunya tidak perlu memerintahkan agar umat Muslim mengangkat pedang untuk mempertahankannya. Yesus disalibkan oleh tentara-tentara Romawi yang sangat kejam, namun Dia bangkit kembali. Saya rasa “kebenaran” Islam harus dapat bangkit kembali manakala “kebenaran” tersebut disalibkan oleh para penulis biasa. Oleh karenanya, alangkah baiknya kalau umat Muslim tenang-tenang saja dan melihat apakah berita cetak mampu menyalibkan “kebenaran” mereka.

Siapa takut pada pena dan siapa takut pada berita? Kebenaran keimanan Kristen telah mengalami penyaliban yang disebabkan oleh adanya tulisan pena yang telah terjadi selama berabad-abad; namun demikian keimanan Kristen tersebut tetap hidup sampai saat ini, dan bahkan makin menyebar ke mana-mana padahal tanpa menggunakan kekuatan senjata apapun. Boleh dikata tiada hari tanpa adanya seorang yang bertobat dan menerima kebenaran Alkitab. Hanya di negara-negara yang berorientasi dan dipengaruhi Kristen saja yang memberi kebebasan berpikir kepada seseorang sesuai dengan apa yang dia kehendaki dan kebebasan untuk mempercayai apapun yang ingin dipercayainya. Suatu hal yang sangat ofensif bagi seorang warganegara dari suatu negara Islam untuk mempercayai dan memberitakan bahwa Yesus adalah juruselamat. Misionari-misionari dan literatur-literatur Kristen dilarang. Mengapa? Jika umat Muslim percaya bahwa “kebenaran” mereka bersifat mutlak (tidak terbantah), biarkan saja literatur-literatur Kristen dan orang-orang yang diurapi dan dikirim oleh Roh Kudus masuk pintu gerbang Islam, dan setelah itu mari kita lihat dalam satu dekade mendatang apa yang bisa dilakukan oleh “Pedang Roh Kudus” terhadap hati seorang Muslim dalam suatu lingkungan yang bebas. Marilah kita lihat apa yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang diurapi Roh Kudus dalam memecahkan kuk kepalsuan. Ini merupakan tantangan terbuka dari kami! Kami tidak perlu berperang.

Umat Muslim banyak menulis hal-hal yang menyerang keimanan Kristen. Namun mereka sangat takut ketika melihat seorang Kristen mengamati Alquran scara kritis dan cermat. Padahal sepanjang yang kami ketahui suatu kebenaran sejati tidak pernah takut kalau ada orang mau menelitinya untuk mengetahui apakah ada kebohongan terkandung di dalamnya (maksudnya pasti tidak ada kebohongan di dalam kebenaran sejati, jadi mengapa harus takut kalau ada orang mau meneliti kebenaran sejati tersebut). Itulah sebabnya umat Kristen tidak pernah takut kalau kebenaran sejati Alkitab akan diteliti orang dengan tujuan mencari tahu apakah ada kebohongan terkandung di dalamnya. Kami membiarkan pikiran/akal budi orang itu sendiri untuk mencari tahu kebenaran tersebut dan selanjutnya terserah apa keputusannya. Tidak ada paksaan/kekerasan. Ketika seseorang menemukan kebenaran, dia tidak akan pernah takut ada kebohongan di dalamnya karena kebohongan sudah disingkirkan. Hanya kebohongan yang akan takut dan curiga manakala ada usaha untuk mengungkap kebohongan tersebut. Penulis buku ini telah membaca beberapa buku yang telah ditulis oleh para agnostic (catatan: agnostic adalah orang yang berpandangan bahwa kebenaran tertinggi, misalnya Tuhan, tidak dapat diketahui dan tidak akan dapat diketahui), orang-orang ateis, para humanis, para psikolog, orang-orang komunis dan para ilmuwan Muslim. Tetapi orang-orang Muslim pada umumnya takut pada literatur Kristen. Seseorang berusaha memberikan edisi pertama dari buku ini kepada seorang teman mahasiswa beragama Islam di sebuah universitas di Inggris. Mahasiswa Muslim tersebut menolaknya ketika dia mengetahui bahwa buku ini ditulis oleh seorang Kristen. Mengapa? Dia takut akan kemungkinan dia menghadapi kenyataan-kenyataan dan dapat menghancurkan keimanan Islamnya. Rata-rata orang Islam takut membaca literatur Kristen, terutama, kalau literatur tersebut berbicara mengenai Islam. Dia bahkan siap membunuh penulis tersebut. Mengapa? Karena dia ingin mempertahankan “kebenaran”. Tetapi perlu kami katakana bahwa kebenaran, secara alamiah,memiliki kemampuan untuk membela dirinya sendiri! Tambahan lagi, suatu kebenaran yang sejati bukanlah kebenaran yang layak dibungkam, tetapi kebenaran yang layak dipertahankan untuk dapat mengungkapkan dirinya sendiri. Suatu agama yang tidak layat dipertahankan sudah pasti tidak layak hidup; namun perlu dipastikan bahwa seorang religius tidak mempertahankan kebohongan atau penipuan. Itulah sebabnya mengapa seorang Muslim harus bersabar untuk mencermati apa yang akan diungkapkan dalam risalah ini mengenai Allah yang berbicara dalam Alquran.

Biarkan Allah Yang Berperang
Kami harus membela iman dan keyakinan kami terhadap kepalsuan, tetapi mengapa kami harus membela Tuhan dan berusaha menyelamatkan reputasiNya? Tindakan yang paling keras yang dapat kami lakukan terhadap orang yang menghujat Tuhan kami adalah menyerahkan orang tersebut kepada Tuhan sendiri agar Tuhan memberi hukuman kepadanya. Itulah yang dilakukan Paulus di pulau Pafos ketika seorang nabi palsu dan tukang sihir, Elimas, berusaha untuk mencegah pimpinan pulau tersebut untuk bertobat. Seketika itu juga Elimas menjadi buta (Kisah Para Rasul 13:6-12). Tuhan membela FirmanNya di sana.

Pada akhir tahun 1987 seorang Muslim memutuskan untuk membuldoser kuburan-kuburan dari beberapa misionari Kristen berkulit putih yang telah meninggal di kota Ibi di daerah Pemerintahan Lokal Wukari di bagian wilayah yang sekarang disebut Taraba di Nigeria dengan maksud agar usaha perkebunannya dapat diperluas. Tuhan berbicara kepada seorang Kristen untuk memberitahu Emir kota Ibi agar Sang Emir mau memberitahu orang Muslim yang akan membuldoser kuburan-kuburan tersebut untuk membatalkan niatnya. Sang Emir ternyata tidak bersedia karena ajaran-ajaran agamanya. Pada tanggal 24 Desember 1987, kuburan-kuburan tersebut dibuldoser. Tiba-tiba, api misterius berkobar-kobar dan menyambar-nyambar. Buldoser itu merupakan korban sambaran api yang pertama. Setelah buldoser tersebut, api secara selektif membakar properti beberapa orang Muslim di kota itu. Hanya anak-anak kecil yang dapat melihat api yang sedang mendekati targer-targetnya. Api yang tidak tampak tersebut berlangsung terus sampai bulam Maret tahun berikutnya (tahun 1988). Sebelum bulan Januari 1988 api telah memusnahkan kira-kira 400 buah rumah, demikian laporan dari sebuah surat kabar sekuler yang berpusat di Utara Nigeria, The Reporter, terbitan tanggal 30 Januari 1988. Sebelum Maret, jumlah rumah-rumah yang terbakar bertambah menjadi kira-kira 3000 buah.15 Beberapa orang Muslim yang rumahnya tidak terbakar dan yang dengan cepat menyadari bahwa api tersebut sangat selektif, segera pergi menyembunyikan harta milik mereka di kota dan desa-desa terdekat. Meskipun api dapat mengidentifikasi properti-properti dari kota Ibi, api berlaku adil atas properti yang meninggalkan pemiliknya dalam keadaan sama dengan rumah-rumah yang tidak terbakar (properti mereka aman). Tidak ada satu rumahpun milik orang-orang Kristen yang terbakar. Namun beberapa orang Kristen yang berani bersimpati kepada teman-teman Muslim mereka tiba-tiba mengalami pembersihan. “Seorang bapak beragama Islam yang memukul anaknya karena bergabung dengan beberapa orang Kristen dalam persekutuan doa, juga mengakui rumahnya musnah terbakar malam itu”.16 nampaknya kejadian tersebut di atas seperti sebuah dongeng rakyat dalam abad ke 20? Ya, hal tersebut memang aneh, tetapi peristiwa itu nyata/riil. Paling sedikit dua surat kabar sekuler melaporkan insiden kebakaran yang aneh itu. Bahkan otoritas televise Nigeria di Lagos melaporkan kejadian tersebut dalam program siaran akhir pecan Newsline dan suatu komite yang etrdiri dari para seismolog dibentuk oleh Pemerintahan Federal untuk menyelidiki penyebab dan sejauh mana kerusakan yang ditimbulkan oleh api misterius tersebut. Komite para seismolog tersebut ternyata tidak dapat memberikan penjelasan secara ilmuah mengenai penyebab peristiwa itu.

Ketika semua usaha pengorbanan, dan doa oleh Emir gagal menghentikan operasi api tersebut, Nampak jelas bahwa Tuhan umat Kristen bahkan membela tulang-tulang hamba-hambaNya yang telah meninggal puluhan tahun sebelumnya yaitu tahun 1904 dan 1905. Umat Kristen menyadari bahwa mereka tidak boleh menaruh simpati kepada umat Muslim, tetapi mereka juga tidak senang/tidak gembira dengan apa yang telah terjadi. Umat Kristen hanya dapat mengajak orang-orang untuk berkumpul bersama dan memberitakan Injil perdamaian dan kasih kepada mereka. Suatu organisasi Kristen, Love Divine Ministry (Ministri kasih Tuhan), yang berpusat di Kaduna mengirim utusannya ke kota Ibi. Lebih dari 400 orang, sebagian besar orang-orang Islam, bertobat dan menerima kabar Injil; dan sebagian dari mereka juga maju ke depan mimbar untuk bersaksi bahwa Tuhan juga telah menyembuhkan penyakit-penyakit dan kecacatan mereka. Lawatan Roh Kudus selama tiga hari ke daerah tersebut telah dideskripsikan sebagai suatu hujan kebangkitan kembali. Kami percaya bahwa Tuhan yang perkasa tidak memerlukan pembelaan dari orang-orang yang menyembahNya. Tuhan yang punya nama besar harus mampu mempertahankan diriNya dan para pengikutNya. Kami teringat pada suatu peristiwa dalam Alkitab Perjanjian Lama yang dapat kami gunakan untuk menjelaskan lebih lanjut hal-hal yang berkaitan dengan masalah tersebut di atas. Ketika umat Israel kembali mengerjakan kebiasaan lama yang tercela dan mulai menyembah berhala, Gideon bangkit pada suatu malam dan merobohkan mezbah baal yang diimani Yoas, bapaknya. “Ketika orang-orang kota itu bangun pagi-pagi tanpaklah telah dirobohkan mezbah yang didirikan itu. Berkatalah mereka seorang kepada yang lain: “Siapakah yang melakukan hal ini? Setelah diperiksa dan ditanya-tanya, maka kata orang: ‘Gideon bin Yoas, dialah yang melakukan hal itu’. Sesudah itu berkatalah orang-orang kota itu kepada Yoas: ‘Bawalah anakmu itu ke luar, dia harus mati, karena ia telah merobohkan mezbah Baal dan karena ia telah menebang tiang berhala yang di dekatnya’. Tetapi jawab Yoas kepada semua orang yang mengerumuninya itu: ‘Kamu mau berjuang membela Baal? Atau kamu mau menolong dia? Siapa yang berjuang membela Baal akan dihukum mati sebelum pagi. Jika Baal itu tuhan, biarlah ia berjuang membela dirinya sendiri, setelah mezbahnya dirobohkan orang’. Dia pada hari itu diberikan oranglah nama Yerubaal kepada Gideon, Karena kata orang: ‘Biarlah Baal berjuang dengan dia, setelah dirobohkannya mezbahnya itu”. (Hakim-hakim 6:28-32).

Kami rasa hukum Yoas, imam baal itu, dapat dijadikan suatu hukum internasional saat ini yaitu barangsiapa mengancam kehidupan dari seorang yang dianggap sebagai penghujat akan dihukum, barangsiapa membunuh, atau mempromosikan atau menghasut timbulnya pembunuhan atas orang yang dianggap kafir atau penghujat atau bidat harus dibunuh. Suatu bangsa yang melakukan hal tersebut akan diberi sanksi militer dari suatu negara adi kuasa. Sebagai umat Kristen, kami tidak perlu membela Tuhan kami.

Umat Muslim mengklaim bahwa mereka boleh menggunakan kekerasan jika Allah atau nabi mereka dihujat. Kalau mereka yakin bahwa seseorang sedang menghujat Allah atau merusak mezbah agama mereka dengan menggunakan sarana pena dan kertas tulis, mengapa mereka tidak membiarkan saja Allah yang berperang melawan sang penghujat? Kami rasa tindakan tersebut jauh lebih religius. Jika Allah seorang juruselamat, mengapa mereka harus menyelamatkanNya dari tangan orang kafir? Yang harus mereka lakukan adalah memberi nama baru kepada orang kafir itu dengan nama “Yeruballah” (seperti halnya Gideon yang dijuluki Yerubaal karena melawan Baal). Tuhan yang membutuhkan pembelaan dari makhluk manusia yang lemah tentunya bukanlah Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu kami mengajak teman-teman Muslim kami di seluruh dunia untuk meletakkan celurit, pdang, bom, pisau, korek api dan bensin mereka, dan biarkanlah Allah berperang melawan musuh-musuhNya yang disebut umat Kristen itu.

Menolong Tuhan Merupakan Suatu Perbuatan Dosa!
Ada sebuah cerita dalam Alkitab mengenai seorang bernama Uza yang hendak menolong Tuhan. Tabut Elohim diangkut dengan menggunakan gerobak yang dihela oleh lembu-lembu menuju ke kota Daud dengan diiringi 30.000 orang menari-nari dan menyanyi: “Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Elohim tersebut, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir. Maka bangkitlah murka Yahweh terhadap Uza, lalu Elohim membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana dekat kabut Elohim itu” (2 samuel 6:6-7). Anda pasti heran mengapa hal itu terjadi. Kisah tersebut mengungkapkan bahwa ada seorang yang bersemangat dan giat hendak menolong kebesaran Tuhan (yang menurutnya sedang dalam bahaya). Dia merasa bahwa Tuhan sedang menghadapi aib/rasa malu; dia merasa bahwa reputasi Tuhan sedang dalam keadaan yang mengkhawatirkan; dia merasa bahwa Tuhan yang bertahta di antara kerubium di surga dapat jatuh dari tahtaNya, maka “Uza mengulurkan tangannya …” dan seketika itu juga Uza dihukum mati! Tentu saja Tuhan tidak berada di dalam tabut, tetapi tabut tersebut mencerminkan perjanjianNya dengan Israel dan kebesaranNya. Tuhan tidak akan pernah jatuh dari tahta kemulianNya. Tidak ada satupun penyembah berhala, tidak ada satupun filosof, tidak ada satupun penulis baik yang beragama Islam maupun yang beragama non-Islam mampu menjatuhkan Tuhan.

Jika umat Muslim mengakui bahwa Allah adalah Tuhan yang sesungguhnya, seharusnya mereka membiarkanNya membela diriNya sendiri dan berperang melawan musuh-musuhNya. Perlu diketahui bahwa apabila Allah adalah Tuhan yang sesungguhnya dan umat Muslim masih saja membela reputasiNya, mereka pasti akan menerima murka Tuhan. Hal tersebut sama artinya dengan pernyataan, “Oh, Allahku tidak berdaya dan aku harus berbuat sesuatu karena kalau tidak reputasiNya akan hancur lebur”. Pernyataan semacam itu tentu saja sangat tidak sopan di hadapan Allah (melecehkan kuasa Allah).